tag:blogger.com,1999:blog-37153182236180114952024-02-08T03:07:35.732+08:00HUSAINIYAH AZ-ZAHRALaman Aktiviti Untuk Pencinta Agung
Ahlul BaitNiezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.comBlogger71125tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-51325613442617430892010-01-05T00:36:00.003+08:002010-01-05T00:42:24.254+08:00Pertemuan dengan Para Mahasiswa Persatuan Pelajar Islam Iran di Eropa (2009/12/31 - 11:43)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC1lAnXfD-FuRT0UPOjMa5dciuXdlFJuKuML7cB1CmKO5vako3vfmax82hCiZ_aSVqaIWv7SchX97-ENGD_pxVBq09j0PM6nqG-FQk2KmFiPNEMaD4kf-nr9f-l53_7M_pHVyxC2BkiSby/s1600-h/14850_852.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 240px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC1lAnXfD-FuRT0UPOjMa5dciuXdlFJuKuML7cB1CmKO5vako3vfmax82hCiZ_aSVqaIWv7SchX97-ENGD_pxVBq09j0PM6nqG-FQk2KmFiPNEMaD4kf-nr9f-l53_7M_pHVyxC2BkiSby/s320/14850_852.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5422925884624384098" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal"><span lang="IN">Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Rabu sore (30/12) menerima anggota Persatuan Pelajar Islam Iran di Eropa dan menyebut gerakan </span><span lang="IN">ilmiah di Iran menjadi sebuah </span><span lang="IN">kebutuhan segera dan harus. Untuk itu Rahbar menegaskan kembali risalah agung para pemuda dalam menuntut ilmu dan berjuang di jalan Allah demi melewati sebuah lembah agung sejarah.</span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN">Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyinggung tepatnya gerakan yang dilakukan oleh Persatuan Pelajar Islam di luar negeri dan menyebut persatuan ini sebagai “pohon yang baik” dan lembaga pemuda dan mukmin. Dijelaskannya, “Melembagakan ilmu di Iran merupakan jalan paling berpengaruh demi meraih cita-cita yang oleh Republik Islam Iran jalan ini sebagai gerakan agung dengan tujuan sangat tinggi dan bernila.”</span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN">Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyebut sistem yang menguasai dunia sangat tidak adil dan menambahkan, “Di dunia saat ini, manusia telah dibatasi dengan budaya, beragam sistem yang tidak benar, diskriminasi dan ketidakadilan. Kini ketidakadilan telah menjadi sistem yang menguasai dunia dan menjadi esensi sistem Kapitalisme Barat dengan slogan Liberal-Demokrasi.”</span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN">Namun Rahbar menyatakan harapannya akan usaha Republik Islam Iran menciptakan sistem dunia yang adil. Dikatakannya, “Bendera keadilan dapat dikibarkan di seluruh dunia dan seluruh masyarakat berada di bawah panji-panji ini.”</span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN">Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyebut ada dua tujuan utama dalam mengaktualisasikan jalan ini; “menciptakan model dan sistem keadilan” dan “memperkenalkan sistem itu”. Beliau menjelaskan, “Dalam menciptakan dan memperkenalkan sistem Islam penting adanya ilmu, iman, tekad, kemampuan jiwa dan raga. Semua ini ada pada diri pemuda Iran.”</span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN">Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai pentingnya melindungi iman dan keteguhan demi bergerak di jalan sulit ini. Hal itu dengan mencermati adanya hawa nafsu, beragam motifasi dan keinginan. Beliau mengingatkan, “Melewati garis lurus dengan memperhatikan segala dimensinya dan tidak menyimpang merupakan makna keteguhan yang tentu saja hal ini membutuhkan perjuangan dan kepekaan hati.”</span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN">Rahbar juga mengisyaratkan penyimpangan sebagian tokoh di dalam negeri dan menjelaskan, “Bila masalah yang kita hadapi ini tidak terjadi dan di pertengahan jalan sebagian dari mereka tidak menunjukkan kelemahan dirinya, hari ini kondisi negara di bidang materi dan spiritual lebih baik dari yang ada. Namun sebagaimana telah ditegaskan berkali-kali dan realita sosial juga menunjukkan bahwa setiap kali ada yang gugur, niscaya yang tumbuh dua kali lipat.”</span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN">Ayatullah Sayyid Ali Khamenei juga menyinggung penyataan sebagian politikus dunia terkait kerusuhan hari Asyura di Tehran. Menurut beliau, “Pernyataan yang semacam ini bersumber dari “kebusukan dan anggapan dirinya sebagai pengubah hakikat dan realita” dan “menerima pengaruh media Zionis Internasional dan pihak-pihak asing.”</span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN">Di awal pertemuan ini, Hujjatul Islam Wal Muslimin Javad Ejeh-i, Wakil Wali Faqih di Persatuan Pelajar Islam Iran di Eropa selain menyampaikan laporan juga menyinggung penyelenggaraan Konferensi Ke-44 Persatuan Pelajar Islam Iran di Tehran. Dikatakannya, “Organisasi Persatuan Pelajar Islam Iran di Eropa selama ini berhasil menjauhi segala bentuk perpecahan dan perselisihan, sekalipun dipimpin oleh beragam cara pandang. Organisasi ini akan terus melanjutkan aktivitasnya dengan mengikuti gari Imam Khomeini ra dan Wilayah Faqih.”</span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <span style=";font-family:";font-size:12pt;" lang="IN">Dalam pertemuan ini Sekretaris Persatuan Pelajar Islam Iran di Eropa ikut menyampaikan pendapat dan mengatakan, “Anggota organisasi ini akan bergerak dalam jalur cinta kepada Imam Khomeini ra dan Wilayah Faqih agar dapat meraih kekuatan spiritual dan puncak keilmuan yang diinginkan oleh Republik Islam Iran.</span>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-22553825929461082392010-01-03T23:02:00.002+08:002010-01-03T23:07:30.364+08:00KAMBING<span style="font-family: verdana;">Kambing sering dikaitkan dengan penyakit darah tinggi. Tetapi hakikat sebenarnya banyak sungguh manfaat, khasiat dan kesan daripada kambing sama ada memakan dagingnya atau digembala sehingga ia digelar terapi kambing.</span><br /><div style="text-align: justify;"> <br /><span style="font-family: verdana; font-weight: bold;">Pengurai Kolestrol Tepu</span><br /><br /></div><span style="font-family: verdana;">Salah satu bahan yang terdapat dalam darah yang menjadi punca kepada penyakit darah tinggi dan obesiti ialah kolestrol daripada sumber seperti berikut;</span><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"></span><br /><span style="font-family: verdana;">1. Kolestrol daripada minyak tumbuhan seperti minyak sawit, minyak bunga matahari, minyak soya, minyak jagung dan sebagainya (kecuali minyak zaitun).</span><br /><span style="font-family: verdana;"></span><br /><span style="font-family: verdana;">2. Kolestrol daging lembu dan ayam.</span><br /><span style="font-family: verdana;"></span><br /><span style="font-family: verdana;">3. Kolestrol tepu daripada makanan laut (kecuali ikan) iaitu sotong, udang, ketam, kerang, siput.</span><br /><span style="font-family: verdana;"></span><br /><span style="font-family: verdana;">4. Kolestrol tepu daripada organ dalaman haiwan seperti hati, limpa, perut, usus, dan organ-organ lain seperti telinga, lidah, mata, dan sebagainya.</span><br /><span style="font-family: verdana;"></span><br /><span style="font-family: verdana;">5. Ikatan kolestrol yang terjadi daripada protein yang disaluti oleh kolestrol tumbuhan seperti keropok lekor, tauhu goreng, taugeh goreng, telur goreng (bahagian kuning telurnya) dan sebagainya.</span><br /><span style="font-family: verdana;"></span><br /><span style="font-family: verdana;">6. Ikatan kolestrol yang terjadi daripada protein yang disaluti oleh sodium (garam pengawit) seperti daging berger atau daging di restoran makanan segera.</span><br /><span style="font-family: verdana;"></span><br /><span style="font-family: verdana;">7. Ikatan kolestrol yang terjadi daripada protein yang disaluti Vitamin C seperti daging yang diperah limau atau mengambil herba chitosan (herba slimming) atau kuah laksa yang diperah limau atau amalan meminum jus oren setelah mengambil makanan tinggi protein.</span><br /><span style="font-family: verdana;"></span><br /><span style="font-family: verdana;">8. Ikatan kolestrol yang terjadi daripada protein yang disaluti karbon seperti ikan bakar, sate atau daging panggang.</span><br /><br /></div><span style="font-family: verdana;">Daging kambing tidak memiliki protein yang tinggi, oleh itu ia terkecuali daripada membentuk sebarang ikatan kolestrol akibat amalan pemakanan seperti yang dinyatakan di atas.</span><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><span style="font-family: verdana;">Ikatan kolestrol tepu boleh dicegah sekiranya terdapat Omega 3 di dalam darah, tetapi Omega 3 tidak mampu mengurai kolestrol yang telah terbentuk. Hanya ikatan hidrogen dan karbon (kolestrol lembut) sahaja yang boleh menguraikan ikatan hidrogen dan karbon (kolestrol kasar). Oleh itu, kolestrol yang terbentuk dalam badan tidak boleh diurai dengan sebarang bahan melainkan ia hanya boleh diurai dengan kolestrol kambing sahaja.</span><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><span style="font-family: verdana;">Vitamin C dan chitosan yang digunakan untuk menyelaputi protein akan mengakibatkan pembentukan kolestrol yang lebih bahaya sekiranya ia diserap oleh darah. Kandungan kolestrol tepu jenis ini sekiranya terdapat banyak dalam darah akan mengakibatkan masalah jantung.</span><br /><div style="text-align: justify;"> <br /></div><span style="font-family: verdana;">Sodium (sejenis garam) yang digunakan untuk mengawit daging serta untuk menyedapkan rasa daging akan membentuk kolestrol tepu yang halus. Biasanya kaedah ini digunakan untuk membuat daging berger. Selain itu memakan makanan yang tinggi protein yang dicampurkan dengan perasa makanan seperti Mono Sodium Glitumat (MSG) juga akan membentuk kolestrol tepu yang sangat halus. Ia boleh dipam naik ke bahagian otak dan sekiranya tersekat, ia akan menyebabkan strok.</span><br /><div style="text-align: justify;"> <br /><span style="font-family: verdana; font-weight: bold;">Pencegah Penyakit Darah Tinggi Dan Obesiti</span><br /> <br /><span style="font-family: verdana;">Kolestrol kambing boleh menguraikan kolestrol dalam darah punca kepada penyakit darah tinggi. Kolestrol kambing yang menguraikan darah yang tercemar dengan kolestrol tepu akan menyebabkan isipadu darah meningkat. Pesakit darah tinggi yang mengambil daging kambing akan mengalami gejala penguraian akibat peningkatan isipadu darah seperti pening.</span><br /> <br /><span style="font-family: verdana;">Walaupun daging kambing bertindak sebagai pengurai protein yang terbaik, tetapi pesakit darah tinggi yang tidak tahan dengan kesan pembongkaran penguraian ini dinasihatkan agar tidak mengambil daging kambing sebagai terapi. Tetapi bagi mereka yang tidak mengalami masalah tekanan darah tinggi dinasihatkan agar mengamalkan pemakanan daging kambing untuk mengelakkan penyakit darah tinggi.</span><br /> <br /><span style="font-family: verdana;">Kolestrol yang gagal dicerna oleh hati akan disimpan dalam bentuk lemak di bawah permukaan kulit. Dalam jumlah yang banyak ia akan menyebabkan masalah obesiti (kegemukan). Pesakit obesiti yang mengambil daging kambing akan mengalami masalah tekanan darah yang tidak stabil dan turut mengalami pening kepala akibat kesan pembongkaran kolestrol tepu oleh kolestrol kambing. Selain itu, daging kambing akan membakar lemak yang berlebihan dalam badan. Kesan pembakaran lemak akan mengakibatkan gejala pembongkaran seperti panas badan, berpeluh dan telinga berdengung.</span><br /> <br /><span style="font-family: verdana; font-weight: bold;">Mencantikkan Kulit</span><br /> <br /><span style="font-family: verdana;">Dalam daging kambing turut terdapat Vitamin C semulajadi yang tidak teroksida. Vitamin C tidak teroksida amat penting untuk pembinaan dan ketahanan sel kulit. Vitamin C yang tidak teroksida akan menyeimbangkan dan mengurangkan bebanan fungsi hempedu dan mencantikkan kulit.</span><br /> <br /><span style="font-family: verdana;">Pengambilan protein tinggi yang berlebihan akan menyebabkan ia tersimpan di bahagian bawah kulit akan mudah teroksida dan bertindak balas dengan sel kulit untuk membentuk tenaga. Proses ini akan menyebabkan kulit kelihatan hangus dan gelap sekiranya berjemur di bawah sinaran matahari. Vitamin C daripada daging kambing akan memberi lebih ketahanan terhadap kulit daripada bertindak balas terhadap protein yang terkena cahaya matahari.</span><br /> <br /><span style="font-family: verdana;">Mengamalkan memakan daging kambing adalah salah satu cara semula jadi untuk mendapatkan kulit yang putih dan cantik.</span><br /> <br /><span style="font-family: verdana; font-weight: bold;">Meningkatkan Rasa Kasih Sayang & Kegembiraan</span><br /> <br /></div><span style="font-family: verdana;">Sistem darah (NW18) berkaitan dengan kawasan <span style="font-style: italic;">Thalamus</span> (NW3). Thalamus berfungsi menjaga kasih sayang . Sistem darah yang sihat dan kuat akan memastikan bahagian Thalamus juga kuat dan membantu mewujudkan perasaan kasih sayang .</span><br /><div style="text-align: justify;"> <br /><span style="font-family: verdana;">Jantung yang menerima kolestrol daging kambing akan lebih lembut dan lancar pergerakannya. Jantung yang lembut akan mewujudkan perasaan yang gembira. Jantung yang lancar pergerakannya akan mudah tersentuh dan terpesona dengan sesuatu yang mengusik perasaannya. Oleh itu ia akan membahagiakan dan mewujudkan perasaan kecintaan.</span><br /> <br /><span style="font-family: verdana;">Mereka yang mengamalkan memakan daging kambing akan merasa tenang dan gembira dan mudah merasa getaran kasih sayang.Sekiranya anda menghadapi masalah sukar merasai nikmat kasih sayang dan getaran kecintaan, silalah amalkan memakan daging kambing. </span></div>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-53092293227430242032009-12-27T20:55:00.002+08:002009-12-27T21:06:06.034+08:00Acara Peringatan Azadari Imam Husein as (2009/12/27 - 11:18)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgEsG1L06VAfZbEZlD5YEJCdy1Io8jhEgbIltU47FWJwtX7mT6hl6oxclgp5FJDT10AE_n1nBsnItOuE8MPJHiIISF_y5EhyKPqqDg4mRWXZZMohOredqnxSKGOCDVm_i6Yza_3puU70bC/s1600-h/14834_146.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 240px; height: 138px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgEsG1L06VAfZbEZlD5YEJCdy1Io8jhEgbIltU47FWJwtX7mT6hl6oxclgp5FJDT10AE_n1nBsnItOuE8MPJHiIISF_y5EhyKPqqDg4mRWXZZMohOredqnxSKGOCDVm_i6Yza_3puU70bC/s320/14834_146.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5419901357931135666" border="0" /></a>
<br /><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CUsers%5CSYEDMO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="Edit-Time-Data" href="file:///C:%5CUsers%5CSYEDMO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_editdata.mso"><!--[if !mso]> <style> v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style> <![endif]--><link rel="themeData" href="file:///C:%5CUsers%5CSYEDMO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CUsers%5CSYEDMO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves>false</w:TrackMoves> <w:trackformatting/> <w:hyphenationzone>21</w:HyphenationZone> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>MS</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:70.85pt 70.85pt 70.85pt 70.85pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults ext="edit" spidmax="1027"> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout ext="edit"> <o:idmap ext="edit" data="1"> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 190%;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_1" spid="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;left:0;text-align:left;margin-left:277.9pt;"> <v:imagedata src="file:///C:\Users\SYEDMO~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg" title="14834_146"> <w:wrap type="square"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><span style="line-height: 190%;font-family:";font-size:12pt;" >Bertepatan dengan malam ke sepuluh bulan Muharram (Asyura), Huseiniah Imam Khomeini ra dan jalan-jalan di sekitarnya menyaksikan penyelenggaraan acara Azadari memperingati syahadah Imam Husein as dan para sahabarnya yang dihadiri oleh Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dan pelbagai kalangan masyarakat.
<br />
<br />Dalam acara yang dihadiri juga oleh sejumlah pejabat tinggi negara para orator dan pembaca kidung duka cita Ahlul Bait as menjelaskan pelbagai dimensi kebangkitan Imam Husein as, membeberkan musibah yang menimpa Imam Husein as, keluarga dan para sahabatnya dan tidak lupa pembacaan hikayat ratapan duka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 190%;"><span style="line-height: 190%;font-family:";font-size:12pt;" >
<br />Patut diketahui, acara ini telah dimulai sejak hari Kamis, hari ketujuh bulan Muharram dan akan terus berlanjut hingga hari Senin, hari kesebelas bulan Muharram.<o:p></o:p></span></p> Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-32816397499278267682009-12-23T03:23:00.002+08:002009-12-23T03:31:25.621+08:00Pertemuan dengan Para Pengurus Haji Republik Islam Iran (2009/12/22 - 12:01)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGtuyYwLmWirGxdT69TAkZitsokM3lX4RWJe39pBVswgce0Psfc_MN0qNyr85CnJTQhqbQQIk92GfNgcCZ-HppyTfgK7MjPMXSpFTmKEVzn-8wjBg_0NmuENHCc-drLcwPJtN73EuEz9tB/s1600-h/14794_396.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 240px; height: 139px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGtuyYwLmWirGxdT69TAkZitsokM3lX4RWJe39pBVswgce0Psfc_MN0qNyr85CnJTQhqbQQIk92GfNgcCZ-HppyTfgK7MjPMXSpFTmKEVzn-8wjBg_0NmuENHCc-drLcwPJtN73EuEz9tB/s320/14794_396.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5418145068704140802" border="0" /></a>
<br /><span class="cdate1" style="margin-top: 0px;" dir="ltr"></span> <div style="line-height: 190%; padding-left: 5px; padding-right: 7px;" class="csubtile1"><div class="contentLinks" style="padding-right: 5px;" align="left"> </div> <div style="text-align: justify;"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CSL%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Calibri; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; text-align:justify; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-ansi-language:IN;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span lang="IN">Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei saat menemui para pengurus haji Senin ( 21/12) mengyinggung kapasitas agung haji dan menegaskan, “Setiap bagian dari manasik haji selain punya pengaruh luar biasa dalam mendidik jiwa manusia juga punya potensi luar biasa dalam berdakwah dan pencerahan.”</span></p><img src="file:///C:/Users/SYEDMO%7E1/AppData/Local/Temp/moz-screenshot-6.png" alt="" /><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span lang="IN">Beliau tidak lupa mengucapkan terima kasih atas usaha keras para pengurus haji dan menambahkan, “Menyingkap potensi haji yang masih tersembunyi membutuhkan tim pemikir yang terdiri dari para ilmuwan yang mendermakan waktunya untuk menyingkap kapasitas ini. Selain itu kualitas dan pengaruh program dan seminar yang diselenggarakan dapat ditingkatkan.”</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span lang="IN">Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyinggung keutamaan yang diberikan Allah terkait musim haji tahun ini dan mengingatkan, “Allah menunjukkan kepada kita bagaimana kehendak ilahi mengalahkan keingingan para tagut dan mereka yang menganggap materi sebagai tuhannya. Masalah ini telah dialami berkali-kali di Republik Islam Iran.” Ditambahkannya, “Sebenarnya sebagian pertanyakan yang meragukan dapat menjadi kesempatan bagi terbukanya wacana baru untuk bertablig, selain penting dan harus menjawab pelbagai kerancuan yang ada.”</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span lang="IN">Rahbar juga menyinggung penyelenggaraan upacara Bara’ah (berlepas tangan) dari kaum musyrikin dan doa penuh makna Kumail di kota Madinah dan mengatakan, “Tawassul menjadi penopang langkah kalian dan harus menjaga “Urwah Al-Wutsqa” ini. Kini haji telah menjadi basis bagi upaya pencerahan kepada umat Islam dan langkah ini harus terus dilanjutkan dengan segenap kekuatan.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span lang="IN">Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengisyaratkan upaya keras pemerintah dalam mencegah penyebaran flu bagi dan mengatakan, “Dengan mencermati pelbagai kemungkinan, langkah preventif dan prediksi yang dilakukan sudah baik dan penting.”</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span lang="IN">Di awal pertemuan ini Hujjatul Islam Wal Muslimin Rey Shahri, Wakil Wali Faqih dan Amir Haji Republik Islam Iran menyebut masalah kepekaan hati dan persatuan sebagai ciri khas para penanti kemunculan Imam Mahdi af sebagai tema haji tahun ini dan mengatakan, “Manasik haji dan pelbagai program maknawi haji diselenggarakan tanpa ada kekurangan bahkan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Haji tahun ini dilakukan dengan lebih tenang sekalipun di bawah propaganda luas dan sejumlah kekhawatiran.”</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span lang="IN">Rey Shahri menyinggung penyelenggaraan sejumlah seminar dan pertemuan dengan beragam tema di Wisma Rahbar dan menyebut peningkatann kualitas dan kuantitas dari acara-acara ini. Ditambahkannya, “Penjelasan pelbagai masalah fiqih, persatuan umat Islam dan Bara’ah, cara pandang modern terhadap masalah propaganda, menjawab pelbagai masalah, posisi Republik Islam Iran termasuk tema-tema yang dibicarakan dalam seminar-seminar yang ada.” Amir Haji Iran ini juga menyebut haji tahun ini sempat memanfaatkan para qari Al-Quran untuk mengisi kegiatan-kegiatan para jemaah haji di Masjidul Haram.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> <span style=";font-family:";font-size:12pt;" lang="IN">Sementara itu Khaksar Ghahroudi, Ketua Lembaga Haji dan Ziarah Republik Islam Iran dalam pertemuan ini memberikan laporan tentang proses pelaksanaan haji, kesiapan dan kerjasama lebih erat antara badan-badan yang ada di bawah pimpinannya, perhatian serius soal hemat dan tidak boros, perhatian lebih terhadap bidang budaya serta pengawasan soal kesehatan termasuk kelebihan pelaksanaan haji tahun ini.</span></div></div>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-3674443068172400132009-12-21T19:31:00.001+08:002009-12-22T12:48:15.454+08:00BILAKAH RASULULLAH SAW BERHIJRAH KE MADINAH?<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://ahlulbait-ps.blogspot.com/2009/12/bilakah-rasulullah-saw-berhijrah-ke.html">(http://ahlulbait-ps.blogspot.com)
<br /></a> </h3> <div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CUsers%5CSYEDMO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="Edit-Time-Data" href="file:///C:%5CUsers%5CSYEDMO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_editdata.mso"><!--[if !mso]> <style> v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style> <![endif]--><link rel="themeData" href="file:///C:%5CUsers%5CSYEDMO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CUsers%5CSYEDMO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:hyphenationzone>21</w:HyphenationZone> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>MS</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:70.85pt 70.85pt 70.85pt 70.85pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >Setiap kali menjelangnya awal Muharram, kita semua akan diingatkan dengan peristiwa hijrah Rasul. Ini kerana peristiwa hijrah Rasul merupakan satu perkara yang sangat penting dalam sejarah, bukan sahaja kepada kita kaum muslimin, bahkan juga alam keseluruhannya. Betapa tidak, hijrah telah mengubah corak peradaban dunia. Dan kesannya masih boleh dilihat dan dikecapi sehingga hari ini. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >Umat Islam telah menjadikan peristiwa hijrah Rasul sebagai permulaan tahun dalam kalendar Islam. Kerana itu, setiap kali tahun Islam disebut, ia akan dinyatakan dengan hijrah. Sebagai contoh: “tahun 1429H akan meninggalkan kita tidak lama lagi, dan tahun 1430H pula akan menyusul”. Huruf H yang diletakkan di hujung angka tahun itu adalah singkatan kepada hijrah, sebagaimana yang kita semua maklum. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >Disebabkan permulaan tahun hijrah adalah pada bulan Muharram, mungkin ramai yang keliru dan menganggap bahawa hijrah Rasul berlaku pada 1hb Muharram. Sebenarnya hijrah Rasul bukanlah berlaku pada bulan Muharram, bahkan ia berlaku pada bulan Rabiul Awwal. Syeikh Sofyurrahman al-Mubarakfuri menyatakan bahawa Rasulullah s.a.w. meninggalkan rumah pada malam 27 Safar tahun ke 14 daripada kenabian. Ia bersamaan 12 atau 13hb September 622M. Kemudian, baginda bersembunyi di dalam gua selama tiga malam, iaitu malam Jumaat, Sabtu dan Ahad. Dan pada malam Isnin, 1 Rabiul Awwal, bersamaan 16 September 622M, baginda berdua beredar meninggalkan gua bersama dengan Abdullah bin Uraiqith, yang memandu jalan. Baginda sampai di Quba' pada hari Isnin, 8 Rabiul Awwal, tahun pertama Hijrah. Ia bersamaan dengan 23 September 622M. Baginda berada di Quba' selama empat hari, iaitu hari Isnin, Selasa, Rabu dan Khamis. Pada hari kelima, iaitu hari Jumaat, 12 Rabiul Awwal, baginda sampai ke Madinah. (Ringkasan kitab ar-Rahiqul Makhtum, m/s 154-166). <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >Persoalannya, kenapakah hijrah dimulakan pada bulan Muharram, sedangkan hijrah Rasul berlaku pada bulan Rabiul Awwal? Sebenarnya, permulaan bilangan tahun hijrah, sekalipun dihitung bermula dengan hijrah Rasul, namun ia hanya bermula pada zaman pemerintahan Saidina Umar r.a. iaitu pada tahun ke 17 Hijrah. Ada juga yang menyatakan pada Rabiul Awwal tahun ke 16 hijrah (1). Sebelum dari tarikh tersebut, umat Islam sudahpun mempunyai nama-nama bulan, namun mereka tidak menentukan tahunnya. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >Terdapat banyak faktor yang mendorong Saidina Umar menentukan tarikh, antaranya ialah kerana kerana Saidina Umar menerima satu surat tentang pengumpulan harta, dan ia bertulis pada bulan Sya'ban. Beliau bertanya: Sya'ban yang mana satu, Sya'ban yang lepas, atau Sya'ban sekarang, atau Sya'ban akan datang? Ada juga yang menyatakan bahawa orang pertama yang menulis tentang tarikh ialah Ya'la bin Umayyah r.a.. Beliau telah menulis surat dari Yaman, kepada Saidina Umar dengan menulis tarikh, dan Saidina Umar menganggap baik perkara tersebut, akhirnya beliau ingin memulakan penentuan tarikh. Antara faktornya juga ialah Abu Musa al-Asy'ari telah menulis satu surat kepada Saidina Umar, menyatakan bahawa telah sampai kepada beliau banyak surat-surat daripada Saidina Umar tanpa tarikh (dan ini boleh menimbulkan kekeliruan). Lalu Saidina Umar mengumpulkan para sahabat untuk membincangkan tentang penentuan tarikh. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >Setelah Saidina Umar r.a. mengumpulkan para sahabat untuk menentukan permulaan tarikh, timbul empat cadangan dalam menentukan permulaan tahun Islam. Empat perkara tersebut ialah daripada tarikh kelahiran baginda, atau dari tarikh baginda dibangkitkan menjadi rasul, dari tarikh hijrah atau dari tarikh kewafatan baginda. Lalu akhirnya mereka sepakat untuk menjadikan hijrah Rasul sebagai asas permulaan tarikh Islam. Mereka tidak menjadikan tarikh kelahiran dan kebangkitan sebagai asas, kerana terdapat khilaf tentang bilakah kedua-dua peristiwa tersebut berlaku. Dan tarikh kewafatan pula, sekalipun jelas waktunya, adalah tidak sesuai dijadikan permulaan tarikh, kerana ia merupakan tarikh yang amat menyedihkan. Jadi tidak sesuai tarikh yang sedar diambil untuk diulang-ulangi sebutannya. Kerana itulah peristiwa hijrah adalah peristiwa yang paling sesuai untuk dijadikan asas permulaan tarikh. Kerana inilah, bila timbulnya pelbagai pendapat tentang bilakah asas yang sesuai untuk dimulakan tarikh, Saidina Umar menyatakan kata-katanya yang masyhur, <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >الهجرة فرقت بين الحق والباطل، فأرخوا بها<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >“ <i>Hijrahlah yang membezakan antara kebenaran dan kebatilan. Maka jadikanlah ia asas permulaan tarikh </i>”. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >Berkata al-Imam as-Suhaili, para sahabat sebenarnya mengambil asas tahun hijrah berdasarkan firman Allah SWT dalam Surah at-Taubah Ayat 108 yang bermaksud:
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >
<br /></span></p><div style="text-align: center; color: rgb(255, 255, 51);"><span class="ar">لا تَقُمْ فيهِ أَبَداً لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فيهِ فيهِ رِجالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا وَ اللهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرينَ </span></div><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >“ <b><i>Sesungguhnya masjid yang diasaskan di atas ketaqwaan (Masjid Quba') sejak dari hari pertama adalah lebih patut kamu bersolat di dalamnya </i></b>”. Surah at-Taubah: 108. Terangnya lagi: “ <i>Ini kerana sudah jelas bahawa hari tersebut bukanlah hari pertama yang sebenar (permulaan umur dunia). Bahkan hari pertama yang disandarkan kepada sesuatu yang tidak dinyatakan dalam ayat tersebut, iaitu zaman pertama kemenangan Islam, dan zaman pertama Nabi s.a.w. boleh beribadah dengan aman (tanpa sebarang gangguan) dan zaman permulaan pembinaan masjid </i>”. Kerana itulah sepakat para sahabat memulakan tahun Islam dengan tarikh hijrah, iaitu hari pertama Nabi s.a.w. dan para sahabat memasuki Madinah. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >Dan setelah para sahabat sepakat untuk menjadikan peristiwa hijrah sebagai asas permulaan tahun Islam, mereka membincangkan pula, tentang dari bulan manakah kita akan mulakan perhitungan tahun. Maka timbullah pelbagai pendapat. Ada yang mencadangkan supaya dimulakan dengan rejab, dan ada pula dengan ramadhan. Namun Saidina Usman mencadangkan supaya dimulakan dengan bulan muharram. Antara alasannya ialah ia adalah bulan haram (bulan yang dihormati oleh masyarakat arab, kerana diharamkan berperang padanya), dan ia juga adalah masa kembalinya para jemaah daripada menunaikan ibadah haji. Dan antara sahabat yang juga mencadangkan bulan muharram ialah Saidina Umar dan Saidina Ali. Akhirnya, mereka telah memilih bulan muharram sebagai permulaan tahun hijrah, dan bukannya rabiul awwal. Dan antara sebab yang mungkin paling tepat kerana memilih bulan muharram dan bukannya bulan rabiul awwal ialah, kerana permulaan keazaman untuk berhijrah adalah pada bulan muharram. Ini kerana perjanjian Aqabah berlaku pada bulan zulhijjah. Dan perjanjian tersebutlah yang membawa kepada peristiwa hijrah. Dan bulan pertama yang muncul setelah zulhijjah ialah muharram, kerana itu sesuai dijadikan muharram sebagai bulan pertama, kalendar tahun umat Islam. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >Inilah sebahagian fakta yang berkaitan dengan persoalan tarikh hijrah. Semoga fakta ini, sedikit sebanyak menghilangkan kekeliruan tentang persoalan bilakah sebenarnya berlaku peristiwa hijrah Nabi s.a.w. Hijrah sebenarnya mengingatkan kita tentang pengorbanan dan matlamat perjuangan umat Islam. Hijrah juga menginsafkan kita bahawa kita sentiasa bergerak menuju Allah SWT. Kerana itu kita sentiasa perlu menambahkan kebaikan dan amal soleh kita. Orang yang berhijrah adalah orang yang berusaha meninggalkan dosa-dosa dan maksiat. Dan perkara itu tidak akan tercapai melainkan dengan keazaman yang tinggi. Sama-samalah kita berhijrah kerana Allah untuk sampai kepada Allah. Dan ingatlah bahawa orang yang berhijrah sentiasa memerlukan bimbingan Allah dalam hijrahnya menuju Allah. Hijrah bukan kerana Allah adalh sia-sia,dan hijrah tanpa bimbingan Allah, tidak akan sampai ke destinasinya. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" > <hr align="center" size="2" width="100%"> </span></div><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"><span style="font-size:85%;"><span style=";font-family:";font-size:12pt;" >• Sumber utama artikel ini ialah kitab Fathul Bari, Syarah Sohih Bukhari. (Kitab Manaqib al-Ansar, bab at-Tarikh, juz 7, m/s 341, 342). <o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 255, 51);"> </div><span style=";font-family:";font-size:12pt;" ><span style="font-size:85%;">(1) Berdasarkan peristiwa ini, kita berpendapat bahawa fadhilat yang dinyatakan dalam membaca doa awal tahun dan doa akhir tahun adalah palsu. Ini kerana pada zaman baginda, belum ditentukan lagi permulaan tahun. Dan tiada yang boleh menyatakan fadhilat seseuatu kecuali Allah dan rasulNya. Dan sesungguhnya agama Islam itu sudah sempurna. Dan amalan tersebut tiada dijumpai asasnya dalam kitab-kitab hadis. </span></span>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-30334709273802253642009-12-17T22:31:00.002+08:002009-12-17T22:35:39.356+08:00Nikah Mut'ah Disisi Islam<div style="text-align: justify;"><span style="font-family:verdana;">Sejak beberapa dekad yang lalu telah terjadi kesepakatan dikalangan ulama Sunni maupun Shiah bahwa Nikah Mut’ah adalah HALAL berdasarkan Firman Allah SWT : </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> “dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu ni`mati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> (QS. An Nisa [4] : 24} </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Tetapi kedua golongan Islam (Suni dan Shiah) tetap berbeda pendapat tentang PENGHARAMAN Nikah Mut’ah.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Golongan Suni mempunyai tiga pendapat sehubungan dengan pengharaman Nikah Mut’ah, yaitu : </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> 1. Pendapat yang mengatakan bahwa Nikah Mut’ah telah diharamkan, kemudian dihalalkan, kemudian diharamkan, kemudian dihalalkan dan akhirnya di haramkan, berdasarkan Hadist Nabi SAW.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> Bantahan Shiah :</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> a. Hadist Nabi SAW tidak biasa membatalkan (memanzukhkan) firman Allah SWT</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> pada Al Qur’an. Karena hanya Allah SWT yang berhak memanzukhkan ayat Al Qur’an.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> b. Hadist2 telah pengharaman yang berulang-ulang itu semuanya merupakan Hadist Ahad yang tidak berkuataan sahih.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> c. Tidak mungkin Rasulullah SAW mengharamkan nikah mut’ah karena alasan perzinahan, kemudian menghalalkan lagi, kemudian pengharamkan lagi, kemudian menghalalkan lagi dan akhirnya mengharamkan. Bukankah selama penghalalan kembali itu berarti juga Rasulullah SAW menghalalkan perzinaan? </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> 2. Pendapat yang mengatakan bahwa Nikah Mut’ah dihalalkan pada masa Nabi SAW, masa Abu Bakar dan dua tahun pertama masa Umar bin Khattab, kemudian diharamkan oleh Khalifah Umar Bin Khattab bersamaan dengan pengharaman Mut’ah Haji (Haji Tamattu).</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> Bantahan Shiah :</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> a. Kalau Nabi SAW saja tidak bisa membatalkan (memanzukhkan) firman Allah SWT pada Al Qur’an, maka apalagi Umar bin Khattab.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> b. Kalau Nabi SAW saja tidak bisa mengharamkan apa yang telah dihalalkan oleh Allah (Nikah Mut’ah – QS. An Nisa [4]: 24) , maka apalagi Umar Bin Khattab. </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> 3. Pendapat yang mengatakan Nikah Mut’ah yang tercantum pada QS. An Nisa [4] :24 telah dibatalkan (di naskhkan) oleh Allah Ta’ala berdasarkan firman Allah SWT: </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.”</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> (QS. Al Mukminun [23] : 1-6 dan Al Ma’arij [70] : 29-30). </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> Bantahan Shiah :</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> Meskipun Surat Al Mukminun (Surat ke-23) dan Surat Al Ma’arij (Surat ke-70) sedangkan Surat An Nisa merupakan Surat ke-4, dalam Mushaf Al Qur’an. Namun berdasarkan turunnya Surat Al Qur’an, maka Surat Al Mukminun merupakan Surat Makkiyah ke- 74 dan Surat Al Ma’arij merupakan Surat Makkiyah ke-79, sedangkan Surat An Nisaa merupakan Surat Madaniyah ke-6. </span><br /><span style="font-family:verdana;">Tidak Ada Satu Ayat Quran pun Turun Mengharamkan Nikah Bertempoh ini atau Nikah Mutaah</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> Sehingga tidaklah mungkin Surat Al Mukminun dan Surat Al Ma’arij dikatakan telah membatalkan ayat tentang Nikah Mut’ah pada Surat An Nisaa yang diturunkan belakangan daripada kedua Surat terdahulu. Suatu ayat hanya dapat dibatalkankan oleh ayat lainnya yang diturunkan kemudian, berdasarkan firman Allah SWT : </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> “Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tiadakah kamu mengetahui bahwa sesungguh-nya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?” </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;"> (QS. Al Baqarah [2] : 106) </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Berdasarkan penjelasan di atas maka Nikah Mut’ah adalah HALAL berdasarkan QS. An Nisaa [4] : 24. Dan segala sesuatu yang di-HALAL-kan oleh Allah tidak bisa di-HARAM-kan oleh manusia. Dan apa yang Halal menurut Allah SWT pastinya didalamnya hanya mengandung kebaikan serta terbebas dari keburukan. Namun ada diantara manuasia yang merasa dirinya lebih hebat dari Allah SWT, sehingga menilai di dalam Nikah Mut’ah semata-mata hanya terdapat keburukan (seperti diartikan sebagai penghalalan pelacuran, dsb).</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Dewasa ini banyak dari kalangan Ulama Suni di Indonesia yang berpendapat bahwa Nikah Mut’ah adalah Halal berdasarkan nash Al Qur’an, dan bahkan tidak sedikit diantaranya yang melakukannya, bukan semata-mata karena kebutuhan seksual, tetapi guna menunjukan ke-halalan Nikah Mut’ah itu sendiri. </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Halalnya Nikah Mut'ah bukanlah berarti wajib atau di sunnahkan untuk dilakukan, melainkan siapapun diperbolehkan memilih untuk melakukan ataupun meninggal-kannya (tidak melakukannya). Tetapi ia menjadi wajib bagi sepasang pria wanita yang tidak terikat pada Nikah Daim (Nikah Permanen) yang melakukan hubungan seksual. Karena tanpa Nikah Mut'ah maka hubungan seksual tersebut menjadi tergolongan perbuatan zina yang mendatangkan dosa. </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Seseorang boleh saja mengatakan, "Aku tidak memerlukan Nikah Mut'ah, karena aku tidak akan mungkin terjerumus pada perbuatan zina", meskipun sesungguhnya Allah Ta'ala adalah Maha Mengetahui bahwa manusia tidak bisa menahan hawa nafsunya (syahwatnya). Nah Nikah Mut'ah adalah rahmat Allah Ta'ala kepada Umat Muhammad SAW untuk menyelamatkannya dari jurang perzinaan. Nikah Mut'ah adalah solusi Islam sebagai agama terakhir terhadap praktek perzinaan, yang menjangkiti keturunan Adam as sejak generasi awal serta tidak kunjung berhasil dihapuskan semata-mata melalui ancaman dosa dan larangan oleh syariat2 yang diturunkan sebelumnya. </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Bagi setiap mukmin tersedia dua alternatif (dalam hal tidak dapat menahan hawa nafsu seksualnya yang tidak tertampung oleh isteri2nya atau yang belum mempunyai isteri tetapi telah cukup umur), yaitu 1). melakukan hubungan seksual dengan Nikah Mut'ah, atau 2). melakukan hubungan seksual tanpa Nikah Mut'ah.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Sementara itu dikalangan umat Islam terjadi perbedaan pendapat tentang halal dan haramnya Nikah Mut'ah. Sebagai seorang yang berakal, bagaimanakah anda menentukan pilihan atas kedua alternatif di atas?</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Kebenaran hakiki adalah sisi Allah SWT.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Jika Nikah Mut'ah adalah haram di sisi Allah, maka sekalipun anda melaksananya, tetap tergolong sebagai zina.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Jika Nikah Mut'ah adalah Halal di sisi Allah, maka sungguh merugi jika tidak melaksanakannya, karena seharusnya bisa terhindar dari perbuatan zina, tetapi karena kekerasan kepala, malah terjerumus pada perbuatan zina. </span><br /><br /></div><span style="font-family:verdana;">Saya menyadari sepenuhnya bahwa pembicaraan tentang Nikah Mut'ah sangat tidak disenangi oleh sebagian umat Islam sendiri terutama dari kalangan wanita. Seperti halnya juga berbicara tentang Poligami yang sampai sekarang belum bisa diterima oleh kebanyakan kaum muslimah.</span><br /><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-family:verdana;">Tetapi berbicara tentang aqidah dan syariat agama bukanlah tergantung pada senang atau tidak senangnya pihak2 tertentu. Slogan ISLAM YANG KAFFAH (Menyeluruh) adalah termasuk dalam hal pembicaraan seperti ini. (Apa yang engkau anggap buruk belum tentu hal itu buruk disisi Allah) </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Sebagai penutup, saya kutip ucapan Amirul Mukminin Imam Ali bin Abi Thalib as: “Bilamana saja Umar tidak melarang Nikah Mut’ah, niscaya tidak ada lagi seorang mukminpun yang akan terjerumus kedalam zina, kecuali mereka yang benar2 celaka”.</span><br /></div>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-46459976590509665022009-12-15T18:11:00.000+08:002009-12-15T18:12:28.256+08:00Dr Asri diminta jawab ceramah didakwa fitnah<strong></strong>SINAR HARIAN 17 NOV 2009<br /><br /><strong>SEREMBAN 17 Nov 2009</strong>– "Bekas Mufti Perlis, Dr Mohd Asri Zainul Abidin perlu<br />memberi penjelasan mengenai maksud di sebalik ucapan dalam salah satu<br />ceramahnya yang dianggap fitnah," kata Yang Dipertua Persatuan Keluarga<br />Jamalullail Perak Malaysia, Syed Abdullah Syed Osman Jamalullail.<br /><br />"Dr Asri perlu tampil memberi penjelasan kepada umum berkenaan<br />ucapan beliau apabila menyentuh mengenai golongan Alawiyyin ketika<br />mengadakan ceramah di Masjid Alwi, Kangar pada 26 Februari, dua tahun<br />lalu.<br /><br />"Pihak persatuan beranggapan apa yang diperkatakan Dr Asri telah<br />menimbulkan satu penghinaan dan fitnah tanpa disedari apabila<br />memperkatakan fakta yang salah," katanya ketika ditemui.<br /><br />Syed Abdullah mendakwa, kenyataan menerusi ucapan dibuat Dr Asri adalah tidak benar.<br /><br />"Dr Asri tidak boleh sewenang-wenangnya melemparkan fitnah dan<br />penghinaan sebegitu rupa kerana ia sedikit sebanyak membangkitkan<br />kemarahan umum terutama mereka yang berketurunan Syed.<br /><br />Sehubungan itu, katanya, persatuan berharap Dr Asri memberi<br />penjelasan sebenar mengenai motif sebenar beliau berkata demikian<br />supaya mampu menyelesaikan segala kekusutan.<br /><br />Beliau berkata demikian merujuk kepada sebuah laman blog tempatan<br />yang memaparkan ucapan Bekas Mufti Perlis, Dr Mohd Asri Zainul Abidin<br />yang berunsur penghinaan serta fitnah kepada golongan Alawiyyin dalam<br />satu ceramah di Masjid Alwi, Kangar pada 26 Februari 2007Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-85996029586065719182009-12-14T16:22:00.000+08:002009-12-14T16:23:32.530+08:00Jemaah tabligh<h3>(Harian Metro)<br /></h3> <span id="fgrey">Oleh Mohd Fadly Samsudin</span><br /><span id="fblue">fadly@hmetro.com.my</span><br /><br /><br /> <table class="full" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr> <td><img src="http://www.hmetro.com.my/Friday/AdDin/20091211103516/mainpix" alt="" title="" border="0" height="386" width="300" /></td> <td id="abs">KETIKA awal kehadirannya, ramai yang pelik melihat gelagat mereka yang mengusung beg, periuk, cerek dan pinggan dari satu masjid ke satu masjid.</td> </tr> </tbody></table> <br /> <p>KETIKA awal kehadirannya, ramai yang pelik melihat gelagat mereka yang mengusung beg, periuk, cerek dan pinggan dari satu masjid ke satu masjid.<br /><br />Dengan ketayap putih di kepala dan berjanggut, mereka sering diberi pandangan negatif.</p><p>Namun, lama kelamaan apabila jumlahnya semakin ramai, masyarakat mulai sedar mereka adalah kumpulan pendakwah yang dipanggil 'tabligh'.<br /><br />Penulis turut mempunyai pengalaman diajak keluar bersama-sama menyertai sebahagian gerak kerja dakwah ketika di kampus.<br /><br />Ketika itu ahlinya terdiri daripada pelajar sendiri yang akan melawat dari bilik ke bilik bagi menyampaikan peringatan atau tazkirah pendek yang dirungkai daripada hadis nabi atau ayat al-Quran.<br /><br />Jadi pada setiap malam selepas solat Maghrib, dua hingga tiga ahli jemaah akan bersama dalam sesi tazkirah yang mereka sampaikan.<br /><br />Mengikut sejarah, tabligh adalah jemaah Islam yang berpusat di India. Ia ditubuhkan pada akhir dekad 1920-an oleh Maulana Muhammad Ilyas Kandhalawi di Mewat, sebuah wilayah di India.<br /><br />Tabligh dilahirkan bagi mengajak masyarakat India Muslim yang masih berpegang kepada budaya Hindu melaksanakan Islam secara total.<br /><br />Jemaah tabligh memegang kepada manhaj (formula) yang dijadikan dasar penting sebagai rujukan yang dinamakan Ushulus Sittah (enam dasar).<br /><br />Ia merealisasikan kalimat thoibah, solat dengan khusyuk dan khudu' (penuh ketundukan), ilmu dan zikir, memuliakan Muslim, membaiki niat dan mengikhlaskannya serta keluar (khuruj) di jalan Allah.<br /><br />Gerakan ini menjalankan tugas berdakwah tanpa mengambil kira asal-usul mazhab atau aliran pengikutnya.<br /><br />Jemaah tabligh mempunyai markas di setiap negara dan markas antarabangsa terletak di Nizzamudin, India. Setiap markas daerah dipimpin seorang shura dan kemudian membentuk ratusan markas kecil yang dinamakan halaqah.<br /><br />Kegiatan halaqah adalah perjumpaan mingguan, sebulan atau mereka keluar (khuruj) selama tiga hari. Khuruj bertujuan meluangkan sepenuh masa berdakwah di masjid atau surau dengan dipimpin Amir.<br /><br />Ketika ini, mereka banyak menghabiskan masa membaca hadis atau kisah sahabat yang biasanya dipetik daripada kitab Fadhail Amal karya Maulana Zakaria.<br /><br />Kemudian mereka mengunjungi (jaulah) rumah ke rumah dan bermuzakarah. Sepanjang tempoh khuruj itu, mereka akan tinggal sementara di masjid atau surau.<br /><br />Mereka memasak makanan sendiri dan makan beramai-ramai dalam talam besar.<br /><br />Jemaah tabligh mengabdikan sepenuh jiwa raga untuk agama dan tidak menyentuh perkara berkaitan politik. Justeru, mereka dianggap kumpulan yang sukakan perdamaian.<br /><br />Namun, bukan mudah untuk menjadikan seorang dalam jemaah tabligh yang tekun kerana memerlukan kekuatan diri terutama meninggalkan rumah tangga, isteri dan anak untuk tempoh beberapa hari.<br /><br />Memang bukan perkara mudah melakukan perkara kebaikan kerana syaitan sentiasa membisikkan perkara yang melalaikan.<br /><br />Usaha jemaah tabligh keluar berdakwah nampak mudah, tetapi terpaksa melalui jalan berliku terutama pandangan masyarakat.<br /><br />Ada yang diherdik, dimaki, dihalau malah dianggap kutu rayau ketika melakukan tugas dakwah itu. Malah, ada umat Islam sendiri yang menyindir supaya mereka berdakwah kepada golongan bukan Islam daripada menyibuk datang dari rumah ke rumah.<br /><br />Malah ada juga yang menyarankan aktiviti tabligh diharamkan di Malaysia kononnya ia boleh menyebabkan kemunduran umat Islam.<br /><br />Justeru, jemaah tabligh memang dilatih menjadi penyabar kerana perkara itu memang sudah dijangka.<br /><br />Bagaimanapun, jemaah tabligh membuktikan mereka berjuang dengan rela hati apabila sanggup meninggalkan keluarga selama tiga hari, seminggu, 40 hari atau empat bulan untuk mengembangkan agama Allah.<br /><br />Mereka antara manusia bertuah kerana memperuntukkan sebahagian usia kepada agama, sedangkan ramai manusia berebut-rebut mencari habuan keduniaan.<br /><br />Bukan semua sanggup berjauhan lama dengan anak dan isteri melakukan kerja dakwah sebegini.<br /><br />Namun, jemaah tabligh yakin cara dakwah mereka menepati perbuatan Rasulullah s.a.w. Perkara paling penting dalam berdakwah mengikut cara tabligh adalah keikhlasan.<br /><br />Kemuncak jemaah tabligh di negara ini ialah perhimpunan 200,000 ahli kumpulan itu dari seluruh dunia yang berkampung di kawasan lapang berhampiran Masjid Kuarters Lapangan Terbang Antarabangsa Kuala Lumpur (KLIA) Sepang sempena ijtimak Tabligh Sedunia, baru-baru ini.<br /><br />Jemaah tabligh daripada lebih 40 negara hadir yang membentuk saf solat bermula dari barisan hadapan hingga ke belakang sepanjang lebih satu kilometer (km) manakala setiap saf sepanjang 500 meter.<br /><br />Penolong Pengarah Institut Latihan Islam Malaysia (Ilim), Zamihan Mat Zin, berkata jemaah tabligh membuktikan mereka dapat mengumpulkan umat Islam dari seluruh dunia. Ini satu perkara yang hebat.<br /><br />"Namun, mereka perlu mengembang peranan dakwah, tidak hanya di masjid atau surau sebaliknya meluaskan jaringan itu kepada remaja bermasalah, vandalisme, penjara dan pusat pemulihan akhlak.<br /><br />"Cabang dakwah ini luas dan ia perlu diperkemaskan supaya orang ramai dapat menerima cara penyampaian dakwah kita. Mereka juga boleh mengetengahkan cabang dakwah melalui penulisan dan kebajikan.<br /><br />"Nabi Muhammad s.a.w berdakwah kepada semua peringkat umur dan latar belakang," katanya.<br /><br />Zamihan berkata melalui kepelbagaian bentuk dakwah itu seseorang boleh menyampaikannya di mana-mana saja tanpa terhad kepada sebarang waktu.<br /><br />"Kewajipan memperingati sesama umat itu terletak di setiap bahu kita. Dakwah yang sebenarnya tidak terhad di masjid atau di surau saja.<br /><br />"Kelompok utama yang perlu kita hampiri adalah di kalangan ahli keluarga kita terlebih dulu sebelum melakukan dakwah kepada individu lain," katanya.<br /><br />Mengenai keluar (khuruj) berdakwah ke tempat lain, ia bergantung kepada kemampuan diri. Jika mempunyai banyak tanggungjawab, utamakan keluarga dahulu sebelum perkara lain.<br /><br />"Jika kita keluar menjalankan tanggungjawab berdakwah, tetapi pada masa sama membiarkan isteri dan anak terabai, hukumnya haram.<br /><br />"Setiap individu juga mempunyai tugas besar terhadap kerjaya dan pelajaran. Pastikan tanggungjawab itu diutamakan," katanya.<br /><br />Menurutnya, kehadiran jemaah tabligh di masjid atau surau untuk kerja dakwah diharuskan, tetapi mereka perlu menonjolkan disiplin tinggi bagi membolehkan orang lain menghormati mereka.<br /><br />"Contohnya bersugi, ia memang amalan mereka, tetapi jangan dilakukan tanpa mengira tempat hingga menyebabkan orang lain tidak senang melihatnya.<br /><br />"Pakaian dan penampilan diri mesti menggambarkan kualiti pendakwah yang Islam mahukan," katanya.<br /><br />Namun, beliau menganggap jemaah tabligh sudah menjalankan tanggungjawab mereka, sekurang-kurangnya memberi impak kepada usaha mengembangkan Islam secara terbuka.<br /><br />"Dalam menyampaikan dakwah, jangan kecewa atau marah apabila orang lain tidak menerima pendekatan kita. Apa yang penting penyampaian dakwah itu sudah dilaksanakan.<br /><br />"Sentiasa melihat kelemahan diri sendiri kerana Rasulullah s.a.w yang maksum pun memohon bertaubat 100 kali sehari, apatah lagi kita manusia biasa," katanya.</p>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-59392966869381029952009-12-12T14:06:00.000+08:002009-12-12T14:07:34.482+08:00Jangan angkuh ada kelebihan ilmu agama<h2>(Berita Harian)<br /></h2> <h4>Oleh Azman Zaharia<br /></h4> <!--start pix1--> <!--end pix1--> <p><b>Menghina, cela orang lain ketika berceramah pamer sifat riak</b><br /><br />SATU kewajipan dalam Islam adalah tahdzibun nafs (penyucian diri) tanpa pengecualian. Meninggalkan kewajipan ini menyebabkan kerugian dunia dan akhirat, sedangkan kesucian hati adalah sumber segala keutamaan, sementara kekotoran hati, sumber kehinaan. Akhlak mulia terpancar daripada hati yang bersih, suci dan luhur.<br /><br />Tidak syak lagi bahawa jiwa yang bersih akan melahirkan tingkah laku dan gerak-geri mulia, sopan dan tertib. Kita mungkin berasa geram dan marah apabila ada kalangan ilmuan agama mengeluarkan kenyataan yang terlalu angkuh dan sombong berbentuk menghina terhadap kalangan ilmuan agama yang lain, lebih-lebih lagi oleh kalangan mereka yang tidak sealiran sama ada dengan individu atau kumpulan dimusuhi. </p> <br /><center><!-- start video--> <!-- end video--> </center> <div id="island-do"> <!-- Zone Tag : Berita Harian Inside Pages - Island Ad --> <script type="text/javascript"> innity_country = "MY"; innity_client = "17"; innity_zone = "761"; innity_channel = ""; innity_keyword = ""; </script> <script type="text/javascript" src="http://cdn.innity.com/synd.js"></script><script type="text/javascript" src="http://avn.innity.com/zone/761/801"></script> </div> <p>Bahasa yang diguna untuk mencela dan menghina tidak mencerminkan imej merendah diri dan tawaduk mereka. Apa yang lebih ditakuti ialah lahirnya golongan berilmu tetapi jumud, berani tetapi kurang ilmu, emosi tak bertempat dan berbagai lagi sifat negatif golongan agama ini tetapi mengaku bahawa mereka juga perlu diiktiraf sebagai golongan ulama.<br /><br />Ulama seperti ini kata Muhammad al-Ghazali, biasanya menjadi tumpuan ramai, kerana gambaran zahir yang kononnya lebih Islamik ini menampilkan keberanian mereka mempertikaikan banyak perkara. Pertikaian remeh-temeh ini terus disuburkan oleh media. Tambahan pula mereka disokong pula oleh golongan 'ulama segera'.<br /><br />Syeikh Muhammad al-Ghazali pernah menegur mereka yang belajar ilmu hari Sabtu, pada hari Ahad sudah mengajar, hari Isnin sudah ditabal sebagai ulama besar, hari Selasa dengan berani menegur orang lain secara terbuka. </p> <!--start pix2--> <!--end pix2--> <p>Sikap dan keinginan mendabik dada sebagai golongan yang berilmu tinggi ini boleh menimbulkan rasa angkuh dan sombong dalam diri individu berkenaan. Mereka tidak boleh dikritik apatah lagi daripada kalangan yang tidak sealiran. Inilah bunga-bunga keangkuhan dan kesombongan yang mula mekar dalam diri mereka.<br /><br />Buanglah jauh-jauh rasa sombong, takbur dan angkuh yang melanda sebahagian daripada ilmuan agama kita. Imam Al-Ghazali pernah menyatakan bahawa cukuplah seseorang itu menjadi takbur apabila ia merasakan dirinya lebih mulia daripada seekor anjing.<br /><br />Contohilah para sahabat seperti Umar al-Khattab yang begitu menghormati Abu Bakar as-Siddiq kerana menyedari hakikat kedudukan dirinya jika dibandingkan dengan Abu Bakar as-Siddiq. Sesiapa bersikap dengan kesombongan maka ia melakukan dosa.<br /><br />Allah SWT berfirman yang bermaksud: "Sesungguhnya yang sebenar-benar beriman kepada ayat-ayat keterangan kami hanyalah orang yang apabila diberi peringatan dan pengajaran dengan ayat-ayat itu, mereka segera merendahkan diri sambil sujud (menandakan taat patuh), dan menggerakkan lidah dengan bertasbih serta memuji Tuhan mereka, dan mereka pula tidak bersikap sombong takbur." (Surah al-Sajdah: 15). </p> <!--start pix3--> <!--end pix3--> <p>Mereka yang beriman kepada ayat-ayat Allah terdiri daripada mereka yang bersifat tidak sombong, angkuh dan takbur serta merendah diri tanpa mengecualikan golongan dan individu tertentu yang dikatakan mempunyai kedudukan dan penghormatan tinggi.<br /><br />Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Sesungguhnya Allah telah memberi wahyu kepada Aku yang memerintahkan supaya kamu semua bersifat tawaduk sehingga tidak ada seorang pun berasa dirinya megah (lebih bangga diri) daripada orang lain dan tidak boleh seseorang itu menzalimi dan melampaui batas terhadap orang lain". (Riwayat Muslim).<br /><br />Dalam sejarah mencatatkan bahawa Rasulullah SAW sendiri pernah mengutamakan pendapat para sahabat dalam persoalan pengurusan dan perancangan seperti di Badr, Uhud dan banyak lagi peristiwa yang lain.<br /><br />Bahkan cadangan Salman Al-farisi membina parit sebagai strategi untuk melawan musuh berakhir dengan pembinaan parit mengelilingi Madinah sewaktu perang Khandak sebagai membuktikan penghormatan Rasulullah SAW kepada pandangan sahabat.<br /><br />Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, diceritakan satu peristiwa berhubung amalan pendebungaan pokok tamar oleh orang Madinah yang ditegur oleh Baginda dan mereka menghentikan amalannya kerana menghormati Rasulullah SAW.<br /><br />Akhirnya hasil berkurangan dan apabila Rasulullah mendengar keadaan ini, maka bersabda Rasulullah: "Saya hanya manusia biasa. Hanya apabila saya mengarahkan kamu berhubung persoalan kewajipan keagamaan saja perlu kamu mematuhinya, tetapi sekiranya saya menyatakan sesuatu berdasarkan pendapat saya, ia hanya satu pandangan. Semestinya kamu lebih tahu mengenai urusan dunia kamu".<br /><br />Jelas bukan semua pendapat yang diutarakan Rasulullah adalah hukum yang tidak boleh dibincangkan atau dipertimbangkan. Sekiranya begitu kaedahnya yang ditunjukkan Rasulullah, maka tidak mungkin semua yang dikatakan oleh ulama dalam soal pendapat dan pandangan semestinya diterima bulat-bulat seolah-olah ia pandangan yang betul.<br /><br />Sekiranya semua yang dikatakan ulama dianggap bagaikan wahyu, maka kita akan kembali kepada zaman teokrasi. Zaman di mana kuasa yang ada tidak boleh dipertikaikan, apa lagi untuk mengkritik atau memperbetulkan akan kesilapan atas sifat manusia biasa.<br /><br />Sebab itu, ilmuan Islam mesti sedar bahawa mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam pelbagai disiplin ilmu. Tidak semestinya apabila bergelar ulama, mereka seolah-olah sudah menguasai semua bidang ilmu termasuk ilmu keduniaan.<br /><br />Pandangan mereka tidak semestinya menjadi fatwa yang tidak boleh ditegur. Sebenarnya boleh ditegur kerana mungkin mereka tidak ada kepakaran dalam aspek berkenaan. Keengganan mereka, yakni ilmuan Islam atau ulama untuk tidak menerima sebarang teguran menjadikan mereka angkuh dan sombong.<br /><br />Sikap ini menjadi-jadi apabila berlakunya pemujaan dan taksub yang melampau kepada individu terbabit. Sifat melabelkan golongan yang menegur kesilapan mereka sebagai golongan yang tidak setaraf memancarkan sikap angkuh, sombong dan takbur mereka.<br /><br />Melabelkan ulama yang tidak secocok mengikut aliran mereka dengan gelaran ulama terompah kayu, ulama haid dan nifas, ulama fulus adalah sesuatu yang melampau dan mencerminkan keburukan ulama berkenaan.<br /><br /><i>Penulis ialah Ketua Pegawai Eksekutif (CEO) Dewan Amal Islami (Damai)</i> </p>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-83368260487163764932009-12-11T00:58:00.001+08:002009-12-11T00:59:59.637+08:00Iran intel chief warns of extent of opposition<!-- end: .hd --> <div id="yn-story-related-media"> <div class="primary-media"> <div id="yn-story-main-media" class="ult-section yn-style1"> <div class="photo-big"> <a href="http://news.yahoo.com/nphotos/nuclear-power-plant/photo//091210/ids_photos_ts/r1589922138.jpg//s:/ap/20091210/ap_on_re_mi_ea/ml_iran" class="media "> <img src="http://d.yimg.com/a/p/rids/20091210/i/r1589922138.jpg?x=213&y=141&xc=1&yc=1&wc=410&hc=271&q=85&sig=WB08kIEPP61JKiLp5V5wzg--" alt="An Iranian operator and a Russian operator monitor the nuclear power plant unit in Bushehr" height="141" width="213" /> </a> <cite class="caption"> Reuters – An Iranian operator (R) and a Russian operator monitor the nuclear power plant unit in Bushehr, about … </cite> </div> </div><!-- end #main-media --> <div id="yn-story-minor-media"> <ul id="yn-story-related-links" class="list2 list6 size1 ult-section"><li class="ult-position first slideshow"> <a href="http://news.yahoo.com/nphotos/Iran-Nuclear-Issues/ss/events/wl/031103irannuclear" class="media media1"> <img src="http://d.yimg.com/a/p/rids/20091210/t/r1589922138.jpg?x=50&y=50&xc=23&yc=1&wc=86&hc=86&q=85&sig=u7Ss1ov.y561BRa3RTJnUw--" alt="Iran Nuclear Issues" height="50" width="50" /> </a> <a href="http://news.yahoo.com/nphotos/Iran-Nuclear-Issues/ss/events/wl/031103irannuclear"><strong>Slideshow:</strong>Iran Nuclear Issues</a> </li><li class="ult-position video"> <a href="http://us.rd.yahoo.com/dailynews/external/cbs13_cw31_sac/av_cbs_sac_13/da19c7fb1e4fef7516755e6c3db37517/34372665;_ylt=AmRn3P_GVqpreB1354IJoKcUewgF;_ylu=X3oDMTFiMThoYm9oBHBvcwM0BHNlYwN5bl9yXzNzbG90X3ZpZGVvBHNsawN2aWQtZXYtdGh1bWI-/*http://news.yahoo.com/video/local-15749667/17066023" class="media media1"> <img src="http://d.yimg.com/a/p/sacramento/20091210/videolthumb.68df05b144d80d26464b79ae9e37c6ee.jpg?x=50&y=50&xc=39&yc=1&wc=225&hc=225&q=85&sig=uKtFmqysp9itP9QUsiH3ZQ--" alt="Experts: Sea Lion Has 50-50 Chance Of Survival" height="50" width="50" /> <span>Play Video</span> </a> <a href="http://us.rd.yahoo.com/dailynews/external/cbs13_cw31_sac/av_cbs_sac_13/da19c7fb1e4fef7516755e6c3db37517/34372665;_ylt=AgLNAAp9HG1F6OVLE_g94VUUewgF;_ylu=X3oDMTFhaWFjbWFmBHBvcwM1BHNlYwN5bl9yXzNzbG90X3ZpZGVvBHNsawN2aWQtZXYtbGluaw--/*http://news.yahoo.com/video/local-15749667/17066023"><strong>Iran Video:</strong>Experts: Sea Lion Has 50-50 Chance Of Survival</a> <cite><a href="http://news.yahoo.com/video/local/sacramento;_ylt=Aha8MtOLcK6_XRAqLK9GLLMUewgF;_ylu=X3oDMTFiMTJlb3JuBHBvcwM2BHNlYwN5bl9yXzNzbG90X3ZpZGVvBHNsawN2aWQtZXYtcHJvdmk-">CBS 13 / CW 31 Sacramento</a></cite> </li><li class="ult-position video"> <a href="http://us.rd.yahoo.com/dailynews/external/cbs13_cw31_sac/av_cbs_sac_13/a6edce9463a6be435b3af05fed47c94a/34361705;_ylt=Aoh1K1rAcbSgC.nIREgWBTgUewgF;_ylu=X3oDMTFiOWVlczFoBHBvcwM3BHNlYwN5bl9yXzNzbG90X3ZpZGVvBHNsawN2aWQtZXYtdGh1bWI-/*http://news.yahoo.com/video/local-15749667/17051395" class="media media1"> <img src="http://d.yimg.com/a/p/sacramento/20091209/videolthumb.29bddd95e064446fbf084f631b4dff92.jpg?x=50&y=50&xc=39&yc=1&wc=225&hc=225&q=85&sig=5_5ldE4tHz2tSZQ6cJf6bQ--" alt="Freezing Temps Threatening Crops Again" height="50" width="50" /> <span>Play Video</span> </a> <a href="http://us.rd.yahoo.com/dailynews/external/cbs13_cw31_sac/av_cbs_sac_13/a6edce9463a6be435b3af05fed47c94a/34361705;_ylt=AvN5oa5w1j3X6R0pKR7f5VwUewgF;_ylu=X3oDMTFhcDNlYmRyBHBvcwM4BHNlYwN5bl9yXzNzbG90X3ZpZGVvBHNsawN2aWQtZXYtbGluaw--/*http://news.yahoo.com/video/local-15749667/17051395"><strong>Iran Video:</strong>Freezing Temps Threatening Crops Again</a> <cite><a href="http://news.yahoo.com/video/local/sacramento;_ylt=AuXmx..by7igsDh0QIgxXL4UewgF;_ylu=X3oDMTFiMGtjNWszBHBvcwM5BHNlYwN5bl9yXzNzbG90X3ZpZGVvBHNsawN2aWQtZXYtcHJvdmk-">CBS 13 / CW 31 Sacramento</a></cite> </li></ul> </div> </div><!-- end .primary-media --> </div><!-- end .related-media --> <div class="byline"> <cite class="vcard"> By NASSER KARIMI, Associated Press Writer <span class="fn org">Nasser Karimi, Associated Press Writer</span> </cite> – <abbr title="2009-12-10T06:58:21-0800" class="recenttimedate">1 hr 58 mins ago</abbr></div><!-- end .byline --> <p>TEHRAN, Iran – <span class="yshortcuts" id="lw_1260457122_0">Iran</span>'s top intelligence official denounced senior clerics who he said support the country's opposition, an acknowledgment of the split in the leadership amid the postelection turmoil and a sign of growing pressure by hard-liners within the government to extend the crackdown.</p> <p>The comments, reported Thursday by the <span class="yshortcuts" id="lw_1260457122_1">state news agency</span> IRNA, came after this week's widespread <span style="border-bottom: 1px dashed rgb(0, 102, 204); cursor: pointer;" class="yshortcuts" id="lw_1260457122_2">student protests</span>, the biggest anti-government rallies in months. The unrest appears to have raised authorities' frustration that a wave of arrests since the June election has failed to crush the opposition.</p> <p>Intelligence Minister Heidar Moslehi spoke to a gathering of pro-government clerics in the holy city of Qom and warned that the opposition movement — which authorities label as a foreign-backed plot to overthrow clerical rule — extended into the country's high ranks.</p> <p>"Unfortunately, based on precise intelligence, a lot of forces that were expected to defend the supreme leader instead went with those who rose against the supreme leader, he said, referring to <span style="border-bottom: 1px dashed rgb(0, 102, 204); cursor: pointer;" class="yshortcuts" id="lw_1260457122_3">Ayatollah Ali Khamenei</span>, who stands at the top of Iran's clerical leadership.</p> <p>"The recent plot is like an iceberg floating in the ocean. Its larger part is under the water, while a small part of it is visible," he said in the address Wednesday evening.</p> <p>A number of prominent clerics have sided with the opposition since mass protests erupted over the election, which the opposition says <span style="border-bottom: 1px dashed rgb(0, 102, 204); cursor: pointer;" class="yshortcuts" id="lw_1260457122_4">President Mahmoud Ahmadinejad</span> won by fraud. Most notably, <span class="yshortcuts" id="lw_1260457122_5">Akbar Hashemi Rafsanjani</span>, a former president and a powerful figure in the clerical establishment, has criticized the postelection crackdown.</p> <p>Hard-line clerics and politicians have been denouncing Rafsanjani for months. But Moslehi's comments were among the strongest by a figure within the government — and the most sweeping, depicting the opposition as having infiltrated leadership ranks. Moslehi was installed in his post after Ahmadinejad removed his predecessor, reportedly for not taking strong enough action against protesters, activists and opposition figures.</p> <p>"Shockingly, Rafsanjani expresses the same ideas that come in the statements of (opposition) leaders," Moslehi said. The minister accused Rafsanjani of supporting the idea that the supreme leader should quit if the people do not support him. Under Iran's system, the supreme leader is answerable only to a body of clerics, and hard-liners believe his power comes from God.</p> <p>Because of his status, Rafsanjani has been viewed as untouchable amid the crackdown. The government has also balked at hard-line pressure to arrest the <span class="yshortcuts" id="lw_1260457122_6">political leader of the opposition</span>, Mir Hossein Mousavi, likely because such a step could inflame more protests.</p> <p>Moslehi said authorities would investigate accusations by hard-liners that Rafsanjani's son Mohsen Hashemi has helped fuel unrest. He also broadly lashed out at the sons of some senior clerics who he said were promoting the opposition's pro-reform agenda.</p> <p>"Through the sons of clerics, the enemy is effecting the thought of some of the country's senior figures," Moslehi said. He said intelligence officials had uncovered a pamphlet outlining "plans for overthrowing the system" in the office of a son of one cleric, whom he did not identify. Under questioning, the son "gave the names of others (involved), which were earthshaking."</p> <p>The opposition claims that Mousavi was the rightful winner of June's election. The supreme leader declared Ahmadinejad the legitimate victor, and security forces crushed mass opposition protests by hundreds of thousands in the weeks following the vote. Since the summer, the opposition has held smaller protests more sporadically.</p> <p>More than 200 protesters were arrested in Tehran alone during Monday's student protests, in which tens of thousands marched on campuses around the country. The number of arrests outside the capital has not been announced. In the wake of the rallies, <span class="yshortcuts" id="lw_1260457122_7">Iran</span>'s top prosecutor announced a tougher stance against protesters, saying the courts would no longer show "leniency" and hinting at action against Mousavi and other senior figures.</p> <p>On Monday, authorities shut down an opposition daily, Hayat-e No, which is run by a brother of the supreme leader, <span style="border-bottom: 1px dashed rgb(0, 102, 204); cursor: pointer;" class="yshortcuts" id="lw_1260457122_8">Hadi Khamenei</span>, who has been in the pro-reform camp for years.</p>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-46215571709525564062009-12-09T09:20:00.000+08:002009-12-09T09:21:08.485+08:00Demonstrasi besar di Iran<h3>(Utusan Malaysia)<br /></h3> <table align="Right" border="0" cellpadding="3" width="300"><tbody><tr><td valign="top"> <img src="http://www.utusan.com.my/pix/2009/1209/Utusan_Malaysia/Luar_Negara/lu_05.1.jpg" color="black" border="1" height="200" hspace="5" vspace="5" width="300" /><br /></td></tr><tr><td> <center><span style="font-size:78%;"><div class="caption">Mahasiswa wanita Iran yang pro-kerajaan berhimpun beramai-ramai sambil berteriak dan membawa poster pengasas revolusi, Ayatollah Khomeini di Kampus Universiti Teheran, semalam. - AP </div></span><hr noshade="noshade" size="1"></center> </td></tr></tbody></table><br /> <p>TEHERAN 8 Dis. - Beribu-ribu mahasiswa yang membawa sepanduk dengan tulisan berbunyi 'Kematian untuk Diktator' manakala yang lain bertindak membakar gambar pemimpin tertinggi Iran, membanjiri jalan-jalan raya di lebih 12 kampus di republik ini, semalam dalam satu bantahan anti kerajaan terbesar di Iran dalam masa beberapa bulan.</p> <p>Polis antirusuhan dan pasukan separa tentera pro kerajaan, Basij yang menaiki motosikal dikerah mengawal jalan-jalan utama di Teheran, kelihatan memukul lelaki dan wanita dengan belantan apabila kumpulan penunjuk perasaan mula bertindak melempar batu bata.</p> <p>Sesetengah penunjuk perasaan turut membakar tayar dan tong-tong sampah.</p> <p>"Kematian kepada penindas, sama ada golongan raja atau pemimpin,'' laung mahasiswa itu sambil membuat perbandingan berani antara pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dan Maharaja Iran yang pro Amerika Syarikat (AS), Mohammad Reza Shah Pahlavi yang memandang rendah Iran sejak maharaja itu di gulingkan semasa Revolusi Islam 1979.</p> <p>Bantahan itu menggambarkan bagaimana mahasiswa universiti yang merupakan daya penggerak semasa Revolusi Islam 1979, telah menggiatkan semula gerakan anti kerajaan, biarpun ketika pemimpin pembangkang kebanyakannya bertungkus-lumus cuba menjejaskan kuasa Presiden Mahmoud Ahmadinejad serta pemimpin-pemimpin agama.</p> <p>Dalam kawasan Universiti Teheran, pergaduhan tercetus antara penunjuk perasaan dengan pelajar yang setia kepada kerajaan.</p> <p>Dalam satu gambar yang diperoleh <i>Associated Press</i>, seorang mahasiswa memakai cekak rambut berwarna hijau (tanda warna pembangkang) dilihat cedera dengan darah mengalir di mukanya akibat dipukul.</p> <p>Bantahan di universiti itu turut merebak ke jalan-jalan raya dan kawasan terbuka berhampiran, malah menurut saksi, mereka turut mendengar bunyi tembakan di jalan Enghelab.</p> <p>Bantahan turut berlaku di tujuh universiti lain di Teheran dan beberapa kampus lain di sekurang-kurangnya enam bandar.</p> <p>Mahasiswa memainkan peranan utama dalam demonstrasi revolusi pada 1979 yang telah menggulingkan maharaja Iran dan mengangkat pemimpin agama sebagai pemerintah. - AP</p>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-58436899638246595182009-12-09T09:09:00.003+08:002009-12-09T09:14:22.456+08:00Al Mubahalah<span style=""><div align="center"><div style="text-align: justify;">(http://www.angelfire.com)</div> </div> </span> <span style=""> <table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr> <td height="0" width="29"><br /></td> </tr> <tr> <td><br /></td> <td><img src="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/perist2.gif" shapes="_x0000_s1026" height="569" width="569" /></td> </tr> </tbody></table> </span><br /> <b><i><u><span style="font-size: 14pt; font-family: "University Roman LET";" lang="MS"> <o:p> </o:p></span></u></i></b> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><i><u><span style="font-size: 18pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;">Peristiwa Mubahalah: Islam dan Globalisasi Kepimpinan:<o:p> </o:p> </span> </span></u></i></p> <p class="MsoBodyText2"><span style="" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span>Kita sudah pasti tidak boleh menyangkal bahawa tabi’i alam berjalan sejajar dengan ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang diperlukan oleh manusia. Ini beerti bahawa seluruh kehidupan manusia terikat kepada satu sistem yang bertujuan untuk memelihara kebaikan dan kebahagiaan di dalam kehidupan mereka. Oleh sebab itu pencipta semesta ini tidak sekadar mewujudkan ketentuan-ketentuan, norma-norma dan peraturan-peraturan tersebut bagi menghasilkan kehidupan yang baik untuk mereka, tetapi serentak dengan itu limpahan dari kerahmatan maha pencipta alam ini juga telah didatangkan melalui satu ‘sistem ketuhanan’ yang bermatlamat untuk memartabatkan manusia dengan nilai-nilai kemanusiaannya. <o:p> </o:p> </span></span></p> <p class="MsoBodyText2"><span style="" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span>Perutusan para anbiya a.s. adalah peneraju-peneraju semasa yang membimbing manusia ke arah perlaksanaan sistem tersebut secara praktikal, dan Allah s.w.t. tidak akan meninggalkan manusia tanpa penaru semasa yang membolehkan manusia bergerak bebas di bawah sistem ketuhanan itu.<o:p> </o:p> </span></span></p> <p class="MsoBodyText2"><span style="" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span><o:p> </o:p> </span></span></p> <p class="MsoBodyText2"><span style="" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span>Allah s.w.t. befirman:<o:p> </o:p> </span> </span></p> <h1 align="center"><span dir="RTL" style="font-size: 15pt;" lang="AR-SA"><span style="font-family:Times New Roman;">وان من امة الا خلا فيها نذير <o:p> </o:p> </span> </span></h1> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"> <o:p> </o:p> </span> </span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Times New Roman;"><i><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"> </span></i><span style="font-size: 12pt;" lang="MS">Yang bermaksud: “Dan tidak ada suatu ummat pun melainkan telah berlalu padanya seorang pengancam”. (Fatir: 24)<o:p> </o:p></span><span style="font-size: 12pt; font-family: "Calligraph421 BT";" lang="MS"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span><o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span>Setelah berakhir satu siri perutusan para anbiya a.s. ini sistem ketuhanan tersebut tetap berterusan bagi mengekalkan kemurnian hidup manusia. Oleh yang demikian Allah sw.t. telah menyatakan dengan jelas mengenai saringan generasi kepimpinan yang telah disaring dari generasi para anbiya a.s. ini sebagaimana ditegaskan oleh Al-Quran yang mulia.<o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"> <o:p> </o:p> </span> </span></p> <h2 align="center"><span style="" lang="AR-SA"><span style="font-family:Times New Roman;">وجعاها كلمة باقية فى عاقبه لعلهم يرجعون<o:p> </o:p> </span> </span></h2> <p class="MsoNormal"><span lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"> <o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style="" lang="MS"> </span><span style="font-size: 12pt; font-family: "Calligraph421 BT";" lang="MS">Yang bermaksud: “Dan Allah telah menjadikannya (kalimah tauhid) sebagai kalimah yang berkekalan pada generasinya (Ibrahim a.s.) semoga mereka kembali”. (Az-Zukhruf: 28)<o:p> </o:p> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"> <o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoBodyText2"><span style="" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span>Oleh kerana tujuan kedatangan Islam adalah untuk kesejahteraan seluruh manusia, maka status dan skop kepimpinan yang telah ditaja oleh Islam adalah selaras dengan tujuan kedatangannya. Ini dapat dilihat di dalam semua aspek kehidupan manusia, kerana itu sejarah memaparkan Nabi Ibrahim a.s. menerima perlantikan Allah s.w.t:<o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"> <o:p> </o:p> </span> </span></p> <h2 align="center"><span style="" lang="AR-SA"><span style="font-family:Times New Roman;">إنى جاعلك للناس اماما<o:p> </o:p> </span> </span></h2> <p class="MsoFootnoteText"><span style="" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"> </span> </span><span style="font-family:Times New Roman;"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Calligraph421 BT";" lang="MS">Di dalam ayat tersebut: “Sesungguhnya aku menjadikan engkau pemimpin (imam) kepada seluruh manusia” (Al-Baqarah: 124)<o:p> </o:p> </span></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"> <o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span>Di dalam ayat tersebut Allah s.w.t. tidak hanya sekadar menyatakan bahawa kuasa mutlak di tangannya untuk melantik pemimpin dengan menyebutkan perkataan ‘Ism-ul-Fa’il’ (kata nama pembuat) iaitu ‘Ja’ilu-ka’, tetapi Allah s.w.t. juga menyebutkan skop kepimpinan dan seterusnya iaitu dengan perkataan ‘Lin-Nas’ dan ‘Imama’. Kepimpinan di dalam bentuk ini berterusan hingga ke zaman pesuruh Allah s.w.t. terakhir, di mana skop dan status kepimpinannya mengatasi para anbiya a.s. terdahulu.<o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span>Kerana itu peristiwa ‘Mubahalah’ yang diperlakukan oleh Allah s.w.t. di saat-saat terakhir hayat Rasulullah s.a.w.a. adalah satu peristiwa yang tidak hanya sekadar dipandang dari aspek cabaran Islam mengatasi seluruh agama yang lain, tetapi semestinya dipandang dari aspek penerusan garis kepimpinan yang ditinggalkan oleh baginda dengan penampilan individu-individu tertentu di dalam peristiwa tersebut. Ini beerti sebelum Islam menutup siri perutusan para anbiya Islam telah memperkenalkan garis kepimpinan yang berwibawa untuk merealisasikan tugas kepimpinan yang global ini.<span style=""> </span><o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span>Al-Quran memaparkan peristiwa tersebut bagi memperjelaskan kedudukan Ahlul Bait Rasulullah s.a.w.a. sesudah sekian banyak ayat-ayat yang diturunkan berhubung dengan kedudukan Ahlul Bait baginda, tetapi peristiwa dan ayat yang berhubung dengan peristiwa ini menampilkan suatu pengertian yang luas dan bertujuan menyingkap semula konsep kepimpinan di samping merupakan satu peringatan menjelang peristiwa ‘Al-Ghadir’. Ini beerti bahawa pengingkaran terhadap ‘Ayat-u-Tabligh’ dan hadis ‘Al-Ghadir’ menyanggahi realiti peristiwa Mubahalah ini, di mana pendedahan skop dan status kepimpinannya adalah lebih besar.<o:p> </o:p></span> </span><span style="font-size: 12pt; font-family: "Calligraph421 BT";" lang="MS"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="MS"> <o:p> </o:p> </span></p> <p class="MsoNormal"><span dir="RTL" style="" lang="AR-SA"> <o:p> </o:p> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: 12pt; font-family: "University Roman LET";" lang="MS"> <o:p> </o:p> </span></i></p> <p class="MsoBodyText2"><span style="" lang="MS">Allah s.w.t. befirman:</span></p><p class="MsoBodyText2"><span style="" lang="MS"><br /><o:p> </o:p> </span></p><div style="text-align: center;"><span class="ar"> فَمَنْ حَاجَّكَ فيهِ مِنْ بَعْدِ ما جاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعالَوْا نَدْعُ أَبْناءَنا وَ أَبْناءَكُمْ وَ نِساءَنا وَ نِساءَكُمْ وَ أَنْفُسَنا وَ أَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللهِ عَلَى الْكاذِبينَ</span><br /></div><span dir="RTL" style="font-size: 46pt;" lang="AR-SA"> <o:p> </o:p> </span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;">Maksudnya:<o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;">“Maka barang siapa yang membantahmu mengenainya (agama) sesudah datang pengetahuan kepadamu, katakanlah kepada mereka: Marilah kita mengajak anak-anak kami dan anak-anak kamu, perempuan-perempuan kami dan perempuan-peempuan kamu, diri-diri kami dan diri-diri kamu, kemudian kita bermubahalah (dengan berrdoa dan memohon) menjadikan la’nat Allah ke atas ke atas orang-orang yang berdusta”<o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;">(Al-Imran: 61)<o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"> <o:p> </o:p> </span></span></p> <p class="MsoBodyText2"><u><span style="font-size: 14pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;">Najran dan peristiwa Mubahalah:<o:p> </o:p> </span> </span></u></p> <p class="MsoBodyText2"><span lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"> <o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoBodyText2"><span lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span>Di semenanjung tanah Arab, Najran adalah wilayah yang paling penting bagi orang-orang Nasrani, terletak bersempadan dengan dengan Yaman dan Hijaz, sebuah daerah pertanian yang subur, terkenal dengan perusahaan menenun sutera, pembikinan senjata dan barangan kulit. Bumi ini adalah laluan pendagang yang terdekat mengarah ke hirah, melahirkan banyak penyair yang terkemuka. Penduduk Najran sewaktu ketika dahulu sebelum beragama Nasara mereka adalah penganut-penganut agama orang-orang Arab. Di bumi inilah berlaku peristiwa pembakaran beramai-ramai ‘Ashab Ul-Ukhdud’ yang diceritakan Al-Quran.</span></span></p> <p class="MsoBodyText2"><span lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span>Kaum Nasrani berjaya mengekalkan kekuasaan meraka di Najran selepas menumpaskan Zu Nuwwas dari kaum Yahudi yang telah menyerang bumi tersebutdan kejayaan ini membawa penguasaan mereka di selatan Habsyah dan di utara Rom. Inilah detik-detik kaum Nasrani Najran berada di puncak keangkuhan mereka sebagaimana keangkuhan kaum Yahudi sebelumnya. Mereka telah membina sebuah Ka’abah di Najran di sebabkan kedengkian mereka terhadap Ka’abah di Makkah. Yaqut telah menyebutkannya di dalam ‘Mu’jam Ul-Buldan’ (Jilid 8 : muka surat 264):</span></span></p> <p class="MsoBodyText2"><span lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span>Dan Ka’abah Najran ini dikatakan telah dibina oleh Banu Abdul Madan bin Ad-Diyan Al-Harisi mengikut bentuk binaan Ka’abah, mereka memulia dan mengagung Ka’abah tersebut serta menamakannya ‘Ka’abah Najran’ di dalamnya para asaqifah beribadat.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span>Penguruasan ‘Ka’abah Najran’ dibahagikan kepada tiga jabatan yang dipertanggungjawabkan kepada tiga orang. Jabatan yang mengurus urusan luar mengurus luar mengenai hubungan di antara qabilah dengan mereka sebagaimana yang kita namakan pada hari ini kementerian luar disandang oleh ‘As-Sayyid’ yang namanya ialah ‘wahab’, di mana ia merangkap sebagai pemimpin di dalam peperangan yang kita namakan menteri peperangan atau menteri pertahanan. Jabatan yang mengurus urusan dalaman yang kita namakan pada hari ini kita namakan kementerian dalam negeri yang di sandang oleh ‘Al-‘Aqib’ yang namanya adalah ‘Abul Maseh’, jabatan yang mengurus urusan keagamaan yang kita namakan pada hari ini menteri agama yang disandang oleh ‘Al-Usquf’ yang namanya adalah ‘Abu Marisah’.<o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style=""> </span>Kaum Nasrani Najran telah mengutus ketiga-tiga mereka bertemu Rasulullah s.a.w.a. dan baginda telah berhasrat untuk bermubahalah dengan mereka, tetapi mereka telah memohon perdamaian dengan baginda, walaubagaimanapun Rasulullah telah menulis sepucuk surat kepada mereka dengan mengenakan beberapa syarat. Selepas Abu bakar menyandang jawatan khalifah dihapuskan yang demikian itu, ketika umar mengambil alih jawatan tersebut, beliau telah memuliakan mereka dan membeli harta mereka.<o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;" lang="MS"><span style="font-family:Times New Roman;"> <o:p> </o:p> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Times New Roman;"><u><span style="font-size: 14pt;" lang="MS">Pembahasan mengenai penurunan ayat ini: </span></u><span style="font-size: 14pt;" lang="MS"><o:p> </o:p></span></span><span style="font-size: 14pt; font-family: "Calligraph421 BT";" lang="MS"> </span></p> <p class="MsoBodyText2"><span lang="MS"><span style=""> </span>Di dalam sahih muslim, dari riwayat Amir bin Saad bin Abi Waqqas daripada bapanya ia berkata: “Muawwiyah bin Abi Sufyan menyuruh Saad dengan berkata: Apakah yang menghalangmu dari mencaci Abu Turab (Imam Ali a.s.)?. Ia ( Saad ) menjawab: Ada pun telah diperingatkan kepadaku tiga kali di mana Rasulullah s.a.w.a. telah<span style=""> </span>berkata ketiga-tiganya maka aku tidak akan mencacinya, kerana sesungguhnya ia adalah bagiku satu-satu yang paling aku kasihi dari seluruhnya. Aku telah mendengar Rasulullah s.a.w.a. bersabda mengenainya di waktu baginda meninggalkan Ali r.a. di dalam beberapa peperangan, maka Ali r.a. telah berkata kepada baginda: “Wahai Rasulullah!, engkau tinggalkan aku (tidak ikut serta di dalam peperangan) bersama perempuan-perempuan dan kanak-kanak.” Rasulullah s.a.w.a. menjawab: “Tidakkah engkau redha bahawa engkau menjadi di sisiku kedudukannya sama dengan kedudukan Harun di sisi Musa kecuali sesungguhnya tidak ada lagi seorang Nabi sesudahku. Aku juga telah mendengar baginda bersabda di hari (perang) Khaibar: “Aku akan berikan besok panji-panji kepada seorang lelaki yang cintakan Allah dan Rasul menyintainya.” Ia berkata: Kami telah membentang kepadanya (panji-panji). Maka baginda bersabda: “Panggillah Ali untukku.” Kemudian Ali telah datang dengan mata yang sedang sakit, maka baginda telah meludah ke dalam kedua belah matanya dan menyerahkan panji-panji kepadanya dan Allah s.w.t. telah memberikan<span style=""> </span>kemenangan di dalam tangannya. Sewaktu turun ayat ini: “Katakanlah kepada mereka, marilah kita mengajak anak-anak kami dan anak-anak kamu, perempuan-perempuan kami dan perempuan-perempuan kamu, diri-diri kami dan diri-diri kamu kemudian kita bermubahalah. Rasulullah s.a.w.a. telah memanggil Ali, Fatimah, Hassan dan Hussain dan berdoa: Ya Allah tuhan kami, mereka itulah Ahlul Baitku”<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference">[1]</span></a>.</span></p> <p class="MsoBodyText2"><span lang="MS">Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam “Fathul Bari” ( Syarah Al-Bukhari ) telah berkata selepas menyebut hadis ini yang diriwayatkan oleh muslim dan At-Tarmizi mengikut lafaz tersebut dan di sisi Abi Ya’la daripada Saad dengan bentuk yang lain. Beliau telah berkata: “Jika sekiranya diletakkan gergaji di atas kepalaku untuk aku mencaci Ali, aku tidak mencacinya sama sekali selama-lamanya. Beliau juga berkata hadis ini ialah hadis ‘Al-Manzilah’ (iaitu hadis tentang kedudukan Imam Ali a.s.) yang diriwayatkan juga daripada Rasulullah s.a.w.a. melalui jalan yang lain daripada Saad dari hadis Umar, Ali sendiri, Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Jabir bin Abdullah, Al-Barrak, Zaid bin Arqam, Abi Said, Jabir bin Samrah, Anas bin Malik, Habsyi bin Janadah, Muawiyah, Asma’ binti Umais dan lain-lain. Dan beliau berkata bahawa hadis tersebut mencangkupi jalan-jalan daripada Ibnu Asakir di dalam ‘Tarjumah Ali r.a..<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference">[2]</span></a></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;"><span lang="MS">Imam Annawawi menyatakan di dalam syarah muslim sehubungan dengan memberikan komentar terhadap teks riwayat yang berbunyi: “Sesungguhnya Muawiyah telah berkata kepada Saad bin Abi Waqqas: Apakah yang menghalangmu dari mencaci Aba Turab?”. Beliau berkata: “Para ulama telah berkata bahawa hadis-hadis yang telah diriwayatkan itu adalah pada lahirnya menyentuh para sahabat ( Rasululah s.a.w.a. ) wajib ditakwilkannya. Mereka berkata ianya tidak ada di dalam riwayat-riwayat yang siqaat (kepercayaan). Maka pertanyaan Muawiyah ini tidak menunjukkan pengertian yang jelas padanya bahawa sesungguhnya ia menyuruh Saad mencaci Ali r.a.. Tetapi hanyasanya ia ( Muawiyah ) telah bertanya kepadanya (Saad ) tentang halangan baginya untuk mencaci, seolah-olah ia berkata, adakah engkau telah terhalang disebabkan oleh kerendahan diri atau takut atau selain daripada yang demikian itu. Jika sekiranya kerana kerendahan diri dan kebesaran tentang membuat cacian, maka engkau betul dan baik. Tetapi sekiranya selain daripada yang demikian itu, maka baginya jawapan yang lain pula. Dan boleh jadi Saad sesungguhnya telah berada dalam satu golongan (yang) mereka itu mencaci Ali r.a., maka ia tidak bersama-sama dengan mereka dan tidak mampu untuk mengingkarinya ataupun mengingkari terhadapnya. Dengan itu ia telah bertanya tentang soalan ini. Mereka juga (para ulama) telah membuat andaian dengan dua takwil yang lain iaitu maknanya apakah yang menghalangmu untuk menyalahkannya di dalam perkara pandangan dan ijtihadnya. Maka zahirkah kebaikan terhadap manusia, akan tetapi pandangan kami dan ijtihad kami ini adalah sesungguhnya salah”.</span></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;"><span lang="MS">Hadis tersebut diriwayatkan juga oleh Tarmizi di dalam sahihnya<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference">[3]</span></a>, Ahmad Ibnu Hanbal di dalam Musnadnya<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference">[4]</span></a>, dan An-Nasai di dalam Khasaisnya<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference">[5]</span></a>.</span></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;"><span lang="MS">At-Thabari telah mengeluarkan banyak hadis mengenai ayat di atas melalui berbagai jalan daripada Zaid bin Ali, daripada Sadi dan Qatadah, daripada Sanaa bin Zaid dan daripada Al-Yasykiri<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference">[6]</span></a> As-Syayuthi di dalam Ad-Dur Ul-Mansurnya menukilkannya daripada Jabir dan menyebutkan di akhirnya bahawa Jabir telah berkata: ‘diri-diri kami dan diri-diri kamu ialah Rasulullah s.a.w.a. dan Ali r.a. dan anak-anak kami ialah Hassan dan Hussain dan perempuan-perempuan kami ialah Fatimah.<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference">[7]</span></a></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;"><span lang="MS">Al-Wahidi An-Naisaburi di dalam Asbab Un-Nuzulnya telah menyebut di akhirnya bahawa As-Syakbi telah berkata: Anak-anak kami ialah Hassan dan Hussain perempuan-perempuan kami ialah Fatimah dan diri-diri kami ialah Ali bin Abi Talib r.a.<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference">[8]</span></a>. Al-Qanzuri Al-Hanafi di dalam Yanabiyyul Mawaddahnya menyebutkan berbagai riwayat yang menyatakan bahawa Ali ialah diri Rasulullah s.a.w.a. berdasarkan dari nas ayat yang mulia itu<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference">[9]</span></a>. Asy-Syablanji di dalam Nurrul Absarnya menyebutkan bahawa yang dimaksudkan dengan perempuan-perempuan kami ialah Fatimah dan anak-anak kami ialah Hassan dan Hussain dan diri-diri kami ialah diri kami ialah diri Rasulullah s.a.w.a. dan Ali r.a.<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference">[10]</span></a>.</span></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-indent: 0.5in;"><span lang="MS">Riwayat yang memberi maksud yang sama dikeluarkan oleh sebahagian para muhaddisin dan mufassirin di antaranya: At-Thabari di dalam Zakhairul ‘Uqba<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference">[11]</span></a>, Al-Kanji As-Syafie di dalam Kifayat Ut-Talibnya<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference">[12]</span></a>, Al-Hakim di dalam Mustadraknya<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn13" name="_ftnref13" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference">[13]</span></a>, Abu Naim di dalam An-Nubuwah<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn14" name="_ftnref14" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference">[14]</span></a>, Fakharuddin Ar-Razi di dalam tafsirnya<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn15" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference">15</span></a>, Ibnu Asir di dalam kitab Usdul Khabah<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn16" name="_ftnref16" title=""><span class="MsoFootnoteReference">16</span></a>, Basth Ibnu Jauzi di dalam Tazkirah,<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn17" name="_ftnref17" title=""><span class="MsoFootnoteReference">17</span></a> Al-Qurtubi di dalam Al-Jamiul Lil Ahkamil Quran<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn18" name="_ftnref18" title=""><span class="MsoFootnoteReference">18</span></a>, Al-Baidhawi di dalam Tafsirnya<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn19" name="_ftnref19" title=""><span class="MsoFootnoteReference">19</span></a>, Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam Isabah<a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftn20" name="_ftnref20" title=""><span class="MsoFootnoteReference">20</span></a> dan lain-lain lagi.</span></p> <div style=""> <br /> <hr align="left" size="1" width="33%"> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference" lang="MS">[1]</span></a><span lang="MS"> Sahih Muslim: jil 7, ms 120.</span></p> </div> <div style="" id="ftn2"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference" lang="MS">[2]</span></a><span lang="MS"> Fathul Bari, jil 8, ms 74.</span></p> </div> <div style="" id="ftn3"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference" lang="MS">[3]</span></a><span lang="MS"> At-Tarmizi, jil 2, ms 200.</span></p> </div> <div style="" id="ftn4"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference" lang="MS">[4]</span></a><span lang="MS"> Musnad Ahmad Ibnu Hanbal, jil 1, ms 185.</span></p> </div> <div style="" id="ftn5"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference" lang="MS">[5]</span></a><span lang="MS"> An-Nasai, jil 4, ms 16</span></p> </div> <div style="" id="ftn6"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference" lang="MS">[6]</span></a><span lang="MS"> Tafsir At-Thabari, jil 3, ms 192.</span></p> </div> <div style="" id="ftn7"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference" lang="MS">[7]</span></a><span lang="MS"> Ad-Dur Ul-Mansur, jil 2, ms 38.</span></p> </div> <div style="" id="ftn8"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference" lang="MS">[8]</span></a><span lang="MS"> Asbab Un-Nuzul, ms 47.</span></p> </div> <div style="" id="ftn9"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference" lang="MS">[9]</span></a><span lang="MS"> Yanabiyul mawaddah, ms 43.</span></p> </div> <div style="" id="ftn10"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference" lang="MS">[10]</span></a><span lang="MS"> Nurul Absar, ms 101.</span></p> </div> <div style="" id="ftn11"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference" lang="MS">[11]</span></a><span lang="MS"> Zakhairul Uqba, ms 25</span></p> </div> <div style="" id="ftn12"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference" lang="MS">[12]</span></a><span lang="MS"> Kifayah At-Talib, ms 54.</span></p> </div> <div style="" id="ftn13"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref13" name="_ftn13" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference" lang="MS">[13]</span></a><span lang="MS"> Mustadrak, jil 3, ms 150</span></p> </div> <div style="" id="ftn14"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref14" name="_ftn14" title=""><span style="" class="MsoFootnoteReference" lang="MS">[14]</span></a><span lang="MS"> Dalail, ms 297.</span></p> </div> <div style="" id="ftn15"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="color:#0000ff;"><span class="MsoFootnoteReference" lang="MS"><a style="">[15]</a></span></span><span lang="MS"> Fakhrurazi, jil 8, ms 85</span></p> </div> <div style="" id="ftn16"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="color:#0000ff;"><span class="MsoFootnoteReference" lang="MS"><a style="">[16]</a></span></span><span lang="MS"> jil 4, ms 25</span></p> </div> <div style="" id="ftn17"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="color:#0000ff;"><span class="MsoFootnoteReference" lang="MS"><a style="">[17]</a></span></span><span lang="MS"> ms 17</span></p> </div> <div style="" id="ftn18"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="color:#0000ff;"><span class="MsoFootnoteReference" lang="MS"><a style="">[18]</a></span></span><span lang="MS"> jil 3, ms 104</span></p> </div> <div style="" id="ftn19"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="color:#0000ff;"><span class="MsoFootnoteReference" lang="MS"><a style="">[19]</a></span></span><span lang="MS"> jil 2, ms 22</span></p> </div> <div style="" id="ftn20"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="color:#0000ff;"><span class="MsoFootnoteReference" lang="MS"><a style="">[</a></span><a style="" href="http://www.angelfire.com/ns/alGhadeer/sudut_ilmiah/peristiwa_mubahalah.html#_ftnref20" name="_ftn20" title=""><span class="MsoFootnoteReference" lang="MS">20</span></a><span class="MsoFootnoteReference" lang="MS"><a style="">]</a></span></span><span lang="MS"> jil 2, ms 503</span></p> </div> </div>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-58400284081100663172009-12-06T02:33:00.000+08:002009-12-06T02:34:29.312+08:00Pemikiran antimazhab ancam syariat Islam<h2>(Berita Harian)<br /></h2> <h4>Oleh Muhammad Rashidi Wahab<br /><a href="mailto:shidi_buluh@yahoo.com">shidi_buluh@yahoo.com </a></h4> <!--start pix1--> <!--end pix1--> <p><b>Golongan dukung slogan tertentu cenderung kepada perbahasan boleh gugat umat</b><br /><br />MUNGKIN ada sesetengah golongan cetek penyelidikan dan pengetahuannya mengenai perbahasan dalam ilmu agama Islam berpendapat masyarakat awam hari ini tidak perlu mengikut mana-mana mazhab dan ulama, cuma perlu mengikut al-Quran dan sunah secara terus.<br /><br />Mereka berpendapat cukup dengan segulung ijazah sarjana atau PhD sudah melayakkan seseorang itu tidak mengikuti mana-mana mazhab. Tidak cukup dengan itu, mereka juga mengatakan mazhab adalah rekaan ulama silam semata-mata dan tiada kaitan dengan Islam.<br /><br />Sesiapa saja yang mengikut mazhab termasuk di kalangan pelaku bidaah mungkar, bahkan ada yang lebih dangkal mengatakan seseorang itu sesat dan kafir. Adakah kenyataan ini benar-benar ilmiah? </p>Apabila kenyataan seperti itu keluar daripada mulut seseorang, maka terbukti kecetekannya dalam memahami perbahasan ulama muktabar. Mereka membayangkan ulama mazhab terdahulu mengeluarkan fatwa tanpa sandaran atau lalai terhadap nas al-Quran dan sunah.<br /><p><br />Penyakit seperti itu berpunca daripada pemikiran alLa Lamazhabiyyah (antimazhab) yang menggesa masyarakat awam supaya tidak bermazhab, sedangkan mengikuti kefahaman dan penjelasan dengan bertanyakan sesuatu masalah tidak diketahui kepada ulama digalakkan agama Islam.<br /><br />Pujian patut diberikan terhadap usaha tegas Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) yang menyedari bahaya pemikiran alLa mazhabiyyah ini, lantas mengeluarkan risalah penerangan bertajuk 'Bahaya Antimazhab'. </p> <!--start pix2--> <!--end pix2--> <p> Masih ramai lagi ulama bangkit menjelaskan perkara itu melalui tulisan dan ceramah supaya masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan kata-kata golongan itu.<br /><br />Selain itu, salah seorang ulama Islam masa kini iaitu Syeikh Prof Dr Muhammad Said Ramadhan al-Buti turut menulis sebuah kitab bertajuk alLa Mazhabiyyah Akhtar Bidaah Tuhaddid al-Syariah al-Islamiyyah (kitab ini ada diterjemahkan di dalam Bahasa Melayu) membicarakan perihal alLa Mazhabiyyah secara khusus.<br /><br />Berkata Imam al-Ghazali, "Bagi golongan awam adalah wajib mereka meminta pendapat dan mengikut (bertaqlid) dengan ulama. (Kitab: al-Mustasfa).<br /><br />Jika mereka mendakwa dan mendabik dada dengan dakwaan mereka hendak mengikut al-Quran dan sunah Rasulullah SAW saja, maka ketahuilah ulama muktabar terdahulu beribu-ribu kali ganda lebih memahami dan mengenali sesuatu dalil itu sebelum mengeluarkan sebarang hukum. </p> <!--start pix3--> <!--end pix3--> <p> Sabda Rasulullah SAW bermaksud: "Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu (warisan ilmu) itu, ia sudah mengambil habuan yang paling sempurna." (Hadis riwayat Ahmad, Tarmizi, Abu Daud dan Ibnu Majah)<br /><br />Mereka hanya berpegang dan menganggap pendapat mereka saja yang betul walaupun hakikatnya mereka tidak memahami dalil maksum. Golongan ini turut merasakan mereka sajalah yang mengikuti al-Quran dan sunah iaitu sumber utama untuk mengeluarkan hukum, lantas mengatakan sesiapa tidak mengikut pendapat mereka adalah jumud, tidak tajdid, tidak ilmiah dan tidak memahami dalil. Adakah mereka juga maksum seperti Rasulullah SAW?<br /><br />Berkata Syeikh Prof Dr Yusof al-Qaradhawi: "Ya, benar kalian berpegang dengan nas maksum yang diwahyukan daripada Allah Taala tetapi kefahaman kamu terhadap nas itu bukanlah wahyu apatah lagi maksum, kalian hanya berpendapat berdasarkan zahir nas saja." (Kitab: Kaifa Nataamalu Maa Turath).<br /><br />Mereka mendakwa imam ini cuba mengalihkan perhatian manusia daripada syariat dibawa Rasulullah SAW kepada mazhab tajaan mereka sendiri. Golongan ini adalah pendukung slogan tertentu dengan selalu mengajak kepada perbahasan, perdebatan, pengkajian semula untuk menyokong pendapat mereka sendiri yang mengatakan ijtihad itu wajib dan taqlid itu haram.<br /><br />Berkata Syeikh Prof Dr Yusof al-Qaradhawi: "Sesungguhnya ramai di kalangan golongan muda zaman sekarang yang hanya membaca beberapa kitab terutama di dalam ilmu hadis. Lantas merasakan mereka sudah pakar dalam ilmu padahal mereka belum pun menge-capi permulaannya. Mendakwa mereka mampu berijtihad di dalam urusan agama, pada masa yang sama, ilmu bahasa Arab serta komponennya serta nahu dan saraf tunggang langgang.<br /><br />"Seandainya anda menyoal mereka supaya irab sebaris ayat, mereka tidak mampu menjawabnya dengan baik. Mereka juga tidak mempelajari usul fiqh! Hanya meneka sebarang dugaan kononnya mengetahui akan sebarang permasalahan Sesungguhnya mereka ini seperti kata Imam Zahabi: Teringin untuk terbang tetapi tiada bulu." (Kitab: al-Sahwah al-Islamiyyah Min al-Murahaqah Ila al-Rusyd)<br /><br />Kata-kata Syeikh Prof Dr Yusof al-Qaradhawi sememangnya benar-benar berlaku di kalangan masyarakat kita di Malaysia. Kita berani mengatakan jika kita bertanya kepada golongan ini, berapa banyakkah ayat al-Quran dan al-Hadis yang mampu mereka hafal dan fahami, kita yakin jawapan mereka ialah amat sedikit hafalan dan fahaman mereka walaupun memiliki segulung PhD.<br /><br /><b>Penulis ialah mahasiswa Universiti Al-Azhar, Mesir dan boleh dihubungi melalui e-mel: shidi_buluh@yahoo.com dan blog: http://buluh.iluvislam.com.</b> </p>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-18762189008942377932009-12-05T02:04:00.000+08:002009-12-05T02:06:12.998+08:00Bagaimana Merayakan Idul Ghadir?<span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">(http://telagahikmah.org)</span></span><br /><p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:78%;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;"><span style="font-size:0;">Oleh: M. Ridha Jabbariyan</span> </span></span></p><p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;">Hari ini, 18 Dzul-Hijjah kaum Muslimin merayakan sebuah hari raya, bahkan merupakan hari raya terbesar di antara hari-hari raya Islam, seperti Idul Fitri dan Idul Qurban. Hari itu adalah hari imamah, khilafah dan hari kesempurnaan agama dan kemanusiaan. Hari dimana Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As dinobatkan sebagai imam dan khalifah kaum Muslimin pasca Rasulullah Saw. Hari itu dalam perjalanan sejarah kaum Muslimin dikenal sebagai hari Ghadir. </span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;">Apabila Ghadir bermakna kembalinya ingatan pada perubahan besar dalam sejarah umat manusia, di tengah budaya kaum Muslimin, hari Ghadir layak untuk diperingati sebagai hari raya akbar umat manusia khususnya bagi kaum Muslimin.</span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;">Lantaran perubahan besar dalam sejarah umat manusia berlangsung pada hari ini. Dan sebagaimana kita mendengar dari lisan riwayat, bahwa pada hari ini kesempurnaan agama dan kebahagiaan manusia telah distempel dan dijamin.</span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;">Seluruh agama-agama samawi, sebagai pendahulu agama Islam telah sempurna pada hari Ghadir. Dan Tuhan semesta alam (Rabbul ‘Alamin) telah rela dengan agama Islam.</span></p>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-66784523950730339312009-12-05T01:51:00.001+08:002009-12-05T01:54:00.989+08:00Abdul Latif Rahbar: Kenapa perlu memilih mazhab? (Bahagian 3/4)<table class="contentpaneopen"> <tbody> <tr> <td valign="top"> <p><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">(Harakah Daily)</span></span><br /></p><p>Abdul Latif Rahbar<br /></p><p>Kita tidak berijtihad, tetapi kita memilih salah satu dari dua pendapat imam-imam. Bagaimana pula ini dikatakan sebagai ijtihad? Mengapa kita hanya perlu mengikut satu mazhab sahaja? Tidak bolehkah kita mencampur-adukkan semua pendapat dan memilih yang terbaik?<br /><br />Menjawab persoalan di atas, ijtihad bermakna mengeluarkan pendapat. Apabila terdapat dua pendapat yang berlainan, memilih salah satu dari kedua pendapat itu juga dikira sebagai ijtihad. Ikhtilaf yang timbul antara mazhab hari ini sebenarnya adalah ikhtilaf dan perbezaan pendapat sejak zaman para sahabat lagi.<br /><br />Sekiranya terdapat percanggahan pendapat antara dua sahabat, maka imam-imam akan terlebih dahulu meneliti yang mana satukah antara percanggahan tersebut yang lebih menepati syarak.<br /><br />Hasilnya adalah ikhtilaf yang kita lihat pada hari ini. Imam Abu Hanifah lebih condong dalam memilih pendapat Ibnu Mas’ud misalnya dan Imam Syafie lebih kepada Ibnu Abbas. Tidaklah bermakna mereka tidak mengetahui pendapat sahabat-sahabat yang lain. <br /><br />Jadi, apabila kita melihat terdapat dua pendapat yang berlainan, maka memilih salah satu ke atas yang lain juga dikira sebagai ijtihad kerana ini jualah amalan imam-imam mujtahid yang terdahulu. Dan untuk kita memilih salah satu dari pendapat tersebut kita mestilah mempunyai dalil dan nas yang cukup di samping mengetahui kesemua dalil dan nas, pro dan kontra masalah berkenaan.<br /><br />Alasan bahawa kita tidak mengeluarkan pendapat dan masih berpegang kepada pendapat seseorang imam tanpa mengikut imam tersebut dalam lain-lain masalah adalah tidak dapat diterima sama sekali. Oleh itu sekiranya ada dalam kalangan kita yang mahu berbuat demikian, hendaklah dia fikirkan kesemua jawapan terhadap persoalan yang bakal dibangkitkan dari segi bahasa, usul, hadis dan lain-lain sebelum dia memilih untuk memilih sebarang pendapat kerana inilah yang telah dilakukan oleh mujtahid-mujtahid terdahulu.<br /><br />Pernah satu ketika Khalifah Harun ar-Rashid mencadangkan kepada Imam Malik agar disatukan kesemua mazhab dan diambil yang terbaik. Jawapan Imam Malik ialah kesemua perbezaan pendapat adalah berdasarkan sunnah Nabi Muhammad s.a.w. Sekiranya diambil satu sahaja dari kesemua perbezaan tersebut dan ditinggalkan yang lain sedangkan ada kemungkinan yang ditinggalkan itu sebenarnya tepat maka seolah-olah kita meninggalkan sunnah Nabi s.a.w. Jadi tiada keperluan untuk menyatukan semua mazhab apabila kesemua sunnah Nabi s.a.w dapat diamalkan walaupun oleh berlainan puak.<br /><br />Majoriti ummah pada hari ini membaca al-Quran dengan riwayat Hafs daripada Imam ‘Asim al-Kufi. Seperti yang diketahui umum, terdapat 10 qiraat hari ini yang masih boleh dibaca dalam solat. Di utara Afrika misalnya mereka membaca al-Quran dengan riwayat Qalun atau Warsh dari Imam Nafi’ Madani. Ulama qiraat mengatakan bahawa qiraat yang boleh dibaca pada hari ini hanyalah sepuluh dan setiap sepuluh qiraat tersebut mencapai darjat mutawatir (terlalu ramai bersepakat mengenai cara pembacaannya sejak zaman Rasulullah s.a.w sehingga kini sehingga mustahil untuk mereka berkomplot untuk menipu mengenainya).<br /><br />Semua ahli qiraat bersetuju bahawa diperbolehkan untuk membaca kesemua qiraat dalam satu tilawah dengan cara kita membaca setiap ayat beberapa kali di samping mengkhatamkan setiap cara bacaan. Ataupun kita kumpulkan kesemua qiraat tanpa mengulang ayat tersebut berulang kali, sebaliknya menghabiskan setiap qiraat terhadap setiap perkataan. Untuk memahami hal ini lebih lanjut kita bolehlah mendengar tilawah dari Syeikh Abdul Basit atau dari bacaan Syeikh Na’ina misalnya.<br /><br />Pun begitu ahli qiraat mengatakan ketika tilawah tidak dibolehkan membaca satu ayat dalam sesuatu qiraat, kemudian membaca ayat yang berikutnya dalam qiraat yang lain kerana perkara ini tidak pernah dilakukan oleh mana-mana pihak. Hal ini disepakati oleh semua sama ada pihak yang bermazhab atau selainnya. Jadi sekiranya kita tidak boleh mengambil qiraat dan membacanya bercampur-aduk dengan sesuka hati, bagaimana pula kita boleh mencampur-adukkan pendapat antara mazhab sesuka-hati?<br /><br />Mengapa golongan yang tidak bermazhab dalam bidang fiqh bertaqlid dengan Imam Hafs dan Imam ‘Asim dalam bidang qiraat? Mengapa tidak mengatakan bahawa Imam ‘Asim tidak pernah memaksa sesiapun untuk bertaqlid dengan beliau? Mengapa soalan-soalan yang sering diutarakan dalam perbahasan fiqah langsung tidak pernah diutarakan dalam ilmu qiraat?<br /><br />Sekiranya kita berpendapat perlu kita bertaqlid dengan Imam qiraat, maka tidak dapat tidak kita juga mesti bertaqlid dengan imam-imam mujtahidin.</p></td></tr></tbody> </table>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-50959933335598119442009-12-04T01:39:00.001+08:002009-12-04T01:40:58.063+08:00Ghadir Khum & Kaum Orientalis<span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">(http://telagahikmah.org)</span></span><br /><br /><table class="contentpaneopen"><tbody> <tr> <td colspan="2" valign="top"> <div align="justify"><span style="font-size:78%;"><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"><span style="font-size:78%;">Oleh: Sayid Muh. Rizvi</span><br /></span></span></div><div align="justify"> </div><div align="justify"><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">"Pada tanggal 18 Dzul-Hijjah penganut ajaran Syiah seluruh dunia mengadakan acara akbar karena hari itu adalah hari Idul GhadirKhum, hari ketika Rasulullah Saw menyampaikan ihwal Ali kepada umat: "Barang siapa yang menjadikan aku sebagai <em>mawla</em>nya, maka Ali adalah <em>mawla</em>nya." Peristiwa ini, karena sedemikian penting bagi orang-orang Syiah sehingga tidak seorang ulama Islam yang serius yang mengabaikan begitu saja perisitiwa ini. Tujuan tulisan ini adalah mengkaji bagaimana para orientalis mengambil peristiwa Ghadir Khum ini. Dengan menggunakan istilah orientalis, penulis bermaksud ulama Islam barat dan juga mereka yang berasal dari Timur yang menerima pendidikan Islam mereka di bawah pendidikan orang-orang orientalis. </span><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Sebelum melangkah lebih jauh, kami akan menceritakan secara singkat peristiwa Ghadir Khum ini. Narasi singkat ini –secara khusus– akan membantu mereka yang belum mengetahui peristiwa ini. </span><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Selepas menunaikan ibadah haji yang terakhir (<em>hajjatul wida'</em>), Nabi Saw menerima perintah dari Allah Swt: "<em>Wahai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu oleh Tuhanmu; jika engkau tidak sampaikan, maka engkau tidak menyampaikan pesan-Nya sama sekali. Dan Allah akan melindungimu dari orang-orang yang kafir."</em> (Qs. Al-Maidah [5]:67). Lalu Nabi Saw berhenti di suatu tempat yang bernama GhadirKhum pada tanggal 18 Dzulhijjah, tahun ke 10 setelah hijrah untuk menyampaikan pesan kepada para peziarah haji ketika itu, sebelum mereka pulang ke tempatnya masing-masing. Pada satu tempat, beliau bertanya kepada mereka yang hadir ketika itu (pengikut beliau), Apakah ia (Muhammad), lebih memiliki otoritas (<em>awla</em>) atas orang-orang mukmin lebih atas diri mereka sendiri, orang-orang yang hadir ketika itu menjawab : " Benar, memang demikian adanya wahai Rasulullah". Lalu ia mengangkat tangan Ali dan mengumumkan: " <em>Man kuntu mawla, fa hadza Aliyyun mawla </em>(Barang siapa yang menjadikan aku sebagai <em> mawla</em>nya, maka Ali adalah <em>mawla</em>nya). Kemudian Nabi juga mengumumkan akan kepergiannya (wafat) dan meminta orang-orang beriman untuk tetap bersandar kepada al-Qur'an dan Ahlulbait. Demikianlah ringkasan bagian penting dari peristiwa Ghadir Khum. </span><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Bagian utama dari tulisan ini dibagi sebagai berikut: Bagian kedua merupakan survei singkat dari pendekatan yang digunakan oleh kaum Orientalis dalam mengkaji Syiah. Bagian ketiga dari tulisan ini berkaitan dengan pendekatan yang digunakan untuk mengkaji Ghadir Khum secara khusus. Bagian keempatnya adalah pandangan kritis M.A. Syaban yang ia tulis ihwal peristiwa ini dalam <em>Islamic History AD 600–750</em>. Dan akan diakhiri dengan sebuah kesimpulan."</span></div> <br /><br /><p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="color:#008000;"><strong> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Kajian Syiah dan Kaum Orientalis</span></strong></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Ketika penulis Mesir, Muhammad Qutb, memberikan judul terhadap buku yang ditulisnya <em>Islam:</em> <em>the Misunderstood Religion</em> (Islam: Agama yang disalahpahami), ia secara santun mengatakan bahwa sikap muslim terhadap kaum Orientalis telah memperlakukan Islam dan Muslim secara umum. Kata "<em>misunderstood</em>" menyiratkan bahwa setidaknya, sebuah usaha asli yang diupayakan untuk memahami Islam. Namun, seorang kritis Orientalis lebih tajam mencermati masalah ini, Orientalis ini bernama Edward Said, katanya: "Hal yang paling sukar dipahami mendapatkan akademisi yang ahli dan pakar tentang Islam adalah menerima bahwa apa yang mereka katakan dan lakukan sebagai seorang ilmuan dan cendikia bermula dari konteks politik. Segala sesuatu yang bertalian dengan kajian keislaman pada masa kontemporer Barat matang dengan peranan penting politik, namun tidak ada seorang pun penulis dari kalangan Islam, apakah ia seorang pakar atau tidak, menerima kenyataan yang dikatakan oleh mereka. Secara objektif dapat diduga bahwa untuk sejalan dengan wacana yang ilmiah tentang masyarakat lain, meskipun sepanjang perjalanan sejarah politik, moral dan perhatian keagamaan jatuh pada segala lapisan masyarakat, Barat atau Islam, tentang orang asing (<em>alien</em>), adalah ganjil dan berbeda. Sebagai contoh, di Eropa, kaum orientalis secara tradisional berafiliasi secara langsung dengan petugas-petugas penjajah.<a name="_ftnref1" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn1"><span class="MsoFootnoteReference">[1]</span></a></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Alih-alih menganggap bahwa objektifitas adalah menyatu dalam sebuah wacana ilmiah, kaum Orientalis Barat harus menyadari bahwa prakomitmen kepada sebuah tradisi politik atau agama, pada level kesadaran atau di bawah sadar (<em>sub-consious</em>), dapat menuntun kearah penilaian yang bias. Sebagaimana Marshall Hudgson menulis "Bias datang khususnya pada pertanyaan yang dimiliki dan kategori yang ia gunakan, yang memang, bias secara khusus sukar untuk dilacak karena sulitnya menengarai setiap istilah-istilah yang digunakan, yang kelihatannya bersikap netral secara tulus....<a name="_ftnref2" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn2"><span class="MsoFootnoteReference">[2]</span></a>. Reaksi kaum muslimin terhadap citra yang digambarkan oleh kaum Orientalis mulai mendapatkan perhatian yang layak. Pada tahun 1979, seorang cendekiawan terkemuka Barat, Albert Hourani berkata: "Suara-suara mereka yang berasal dari Timur Tengah dan Afrika Utara mengatakan kepada kita bahwa mereka tidak mengenali diri mereka sendiri seperti yang dicitrakan oleh kaum Orientalis. Citra ini terlampau banyak dan insistent untuk dijelaskan dalam istilah akademik atau kebanggaan bangsa."<a name="_ftnref3" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn3"><span class="MsoFootnoteReference">[3]</span></a> Ini tentang Islam dan kaum muslimin berhadapan dengan kaum Orientalis. </span> </p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Ketika kita fokuskan kajian kita tentang Syiah oleh kaum Orientalis, kata " kesalahpahaman " adalah asumsi yang tidak terlalu kuat; tetapi bahkan sebuah penyepelean. Tidak hanya Syiah yang disalahpahami, tetapi juga telah diabaikan begitu saja, direpresentasikan secara keliru dan dikaji bersandar pada literatur heresiographic musuh-musuh Syiah. Nampak seakan-akan Syiah tidak memiliki cendekiawan dan literatur sendiri. Meminjam istilah Marx, "mereka tidak dapat mewakilkan diri mereka sendiri, sehingga mereka perlu untuk diwakilkan" dan juga oleh musuh-musuhnya.!</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Alasan atas munculnya keadaan ini terletak pada langkah-langkah yang ditempuh oleh cendekiawan Barat ketika memasuki wacana kajian Islam. Hodgson, dalam pandangan gemilangnya tentang cendekiawan Barat, ia menulis "Pertama, mereka yang mengkaji Islam melalui Kesultanan Ottoman, yang banyak memainkan peranan utama dalam Eropa moderen. Mereka biasanya datang dengan perumpamaan pertama dari sudut pandang sejarah diplomatik Eropa. Cendekiawan ini memiliki kecenderungan untuk melihat secara keseluruhan Islam dari perspektif politik Istanbul, ibukota Kesultanan Ottoman. Kedua, mereka yang – biasanya orang Inggris – memasuki kajian-kajian Islam di India hingga menguasai bahasa Persia sebagaiamana masyarakat kebanyakan, atau paling tidak mereka diilhami oleh kepentingan India. </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Bagi mereka, masa transisi penjajahan New Delhi cenderung menjadi puncak dari sejarah yang terislamkan. Ketiga, mereka yang semitis, sering tertarik untuk belajar bahasa Hebrew (Bahasa Agama Yahudi, <em>-AK</em>.), yang kemudian dipancing untuk belajar bahasa Arab. Bagi mereka, cenderung menjadikan Kairo sebagai pusat kajian mereka. Kairo adalah kota yang berbahasa Arab paling penting pada abad ke-19, meskipun beberapa orang dari mereka melirik Syiria atau Marokko sebagai pusat kajian mereka. Mereka secara umum adalah lebih philologian (ahli bahasa) ketimbang sejarawan, dan mereka belajar kebudayaan Islam melalui kaca mata penulis-penulis terkenal di Mesir atau Syiria yang merupakan orang Sunni. Jalan lain, - dari Spanyol dan beberapa orang Perancis yang membidik kaum muslimin abad pertengahan (<em>medieaval</em>) Spanyol, beberapa orang Rusia yang mengamati kaum muslimin yang tinggal di utara – yang secara umum tidak begitu penting. "<a name="_ftnref4" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn4"><span class="MsoFootnoteReference">[4]</span></a></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Cukup jelas bahwa tidak satu pun dari langkah yang mereka ambil ini menuntun mereka untuk sampai kepada pusat kajian Syiah atau literaturnya. Kebanyakan apa yang mereka kaji tentang Syiah didapatkan melalui sumber-sumber non-Syiah. Hodgson – yang patut mendapatkan acungan jempol dari kita karena mencermati poin ini –, ia berkata : " seluruh jalan yang ditempuh memiliki satu warna saja, dan tidak menaruh perhatian ke arah <em>Fertile Crescent</em> (negara-negara seperti Irak, Libanon dan Suriah dan Iran), yang rata-rata penduduknya bermazhab Syiah, tempat ini jauh dari pengamatan dan penetrasi orang-orang Barat."<a name="_ftnref5" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn5"><span class="MsoFootnoteReference">[5]</span></a> </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Dan setelah perang dunia pertama, "Jalan orang-orang Kairo kepada kajian-kajian Islam menjadi jalan Islami yang memiliki keunggulan, sementara jalan lainnya dianggap sebagai lebih bermuatan lokal. "<a name="_ftnref6" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn6"><span class="MsoFootnoteReference">[6]</span></a></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Dengan demikian, bilamana seorang Orientalis mengkaji Syiah melalui pendekatan Ottoman, orang-orang Kairo atau India, secara alami bagi mereka untuk bersikap bias terhadap Islam Syiah. </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">"Doktrin sejarawan muslim (yang kebanyakan orang Sunni) selalu mencoba untuk menunjukkan bahwa seluruh mazhab yang ada selain dari apa yang mereka anut adalah sesat, dan jika mungkin, ia bukan seorang muslim sejati. Kerja mereka menjelaskan tentang banyaknya <em>firqah</em> yang siap menyesatkan para cendekiwan kiwari dengan anggapan bahwa mereka merujuk kepada sekte-sekte <em>bid'ah</em>".<a name="_ftnref7" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn7"><span class="MsoFootnoteReference">[7]</span></a> Dan kita saksikan hingga kini, para cendekiawan Barat dengan gampang menjelaskan bahwa Sunni adalah Islam asli dan Syiah adalah <em>mazhab bid'ah</em>. Setelah memberikan kategori Syiah sebagai salah satu <em>mazhab bid'ah</em> dalam Islam, mereka menjadi "<em>innocent neutral</em>" bagi para cendekiawan Barat untuk <em> absorb </em>keraguan orang-orang Sunni terhadap literatur Syiah pada masa-masa awal. Bahkan konsep <em>Taqiyyah</em> (sikap mengingkari keimanan ketika nyawa seseorang terancam) telah diberitakan di luar proporsinya dan menganggap bahwa setiap komentar dari ulama Syiah mengandung sebuah arti yang tersembunyi. Dan akibatnya, bilamana seorang Orientalis mengkaji tentang Syiah, <em> pra-commitmentnya</em> kepada tradisi Judeo-Kristen Barat yang disusun oleh pihak Sunni sebagai sikap biasnya terhadap Syiah. </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Dan salah contoh terbaik dari susunan bias ini ditemukan dalam cara kaum Orientalis mempelajari peristiwa Ghadir Khum. Inilah yang kemudian menjadi tujuan utama dari tulisan ini. </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="color:#008000;"><strong> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Ghadir Khum: Dari Kelalaian kepada Pengakuan</span></strong></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Perisitiwa Ghadir Khum merupakan contoh teladan untuk melacak sikap bias ahli Sunnah yang dapat ditemukan dalam diri para Orientalis. Mereka yang <em>well-versed</em> dengan tulisan polemik ahli Sunnah mengetahui bahwa bilamana Syiah menyuguhkan sebuah hadis atau sebuah saksi sejarah untuk menopang pendapat mereka, seorang dari ahli Sunnah yang terlibat dalam polemik akan menjawab dengan cara seperti berikut :</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Pertama, ia akan secara tegas menolak keberadaan hadis atau peristiwa sejarah tersebut.</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Kedua, ketika ia berhadapan dengan bukti yang otentik dari kitab-kitab sumber mereka, ia akan meragukan keandalan perawi hadis atau perisitiwa tersebut.</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Ketiga, ketia ia ditunjukkan bahwa perawi-perawi yang dimaksud itu memenuhi standard dapat dipercaya, ia akan memberikan penafsiran terhadap hadis atau peristiwa tersebut yang berseberangan dengan pandangan orang Syiah. </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Ketiga poin di atas adalah jawaban klasik ahli Sunnah yang terlibat dalam perdebatan dengan orang Syiah. Sebuah kutipan dari terjemahan Muaqaddimah Ibnu Khaldun yang dilakukan oleh Rosenthal sebagai bukti atas ketiga poin di atas. (Ibnu Khaldun menukilnya dari salah satu bagian <em>al-Mihal wan Nihal</em>, sebuah karya <em> heresiographic</em> ash-Sharastani). Menurut Ibnu Khaldun, Syiah meyakini bahwa </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">"Ali adalah orang yang ditunjuk oleh Muhammad (untuk menjadi khalifah). Syiah meriwayat hadis ini untuk menopang keyakinannya....ulama-ulama ahli Sunnah dan perawi hadis mereka tidak mengenali hadis ini. [1] Kebanyakan dari hadis ini adalah takhayul, atau [2] Beberapa perawinya diragukan, atau [3] Tafsiran yang benar menurut mereka berbeda dengan apa yang ditafsirkan oleh Syiah."<a name="_ftnref8" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn8"><span class="MsoFootnoteReference">[8]</span></a></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Yang menarik, peristiwa Ghadir Khum pun mengalami nasib yang sama di tangan kaum Orientalis. Dengan keterbatasan waktu dan sumber-sumber bagi kami, kami terkejut melihat bahwa sebagian besar pemerhati masalah Islam mengabaikan peristiwa Ghadir Khum ini, menunjuk, dengan segala kealpaannya, kaum Orientalis meyakini bahwa peristiwa ini adalah khurafat dan sebuah bid'ah yang dimunculkan oleh orang Syiah. Margoliouth dalam <em>Muhammad and Rise of Islam</em> (1905), Brockelman dalam <em>History of the Islamic People</em> (1939), Arnold dan Guilaumme dalam <em> Islam</em> (1955), Von Grunebaum dalam <em>Classical Islam</em> (1963), Arnold dalam <em>The Caliphate</em> (1965), <em>dan Cambridge History of Islam</em> (1970) telah melupakan peristiwa Ghadir Khum sama sekali. </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Mengapa mereka dan para cendekiawan Barat melupakan peristiwa Ghadir Khum ini? Jawabnya mudah, karena para cendekiawan Barat bersandar pada kitab-kitab yang anti-Syiah, dan ini menyebabkan mereka secara alami melupakan peristiwa Ghadir Khum. L. Veccia Vaglieri, salah seorang kontributor tulisan pada edisi kedua <em>Encylopedia of Islam</em> (1953), menulis : </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">"Kebanyakan sumber-sumber yang kami miliki tentang kehidupan Nabi, kami dapatkan dari Ibnu Hisyam, at-Tabari, Ibnu Sa'ad dan sebagainya. Kitab-kitab sumber ini tidak menukil berhentinya Nabi Saw di Ghadir Khum, atau jika mereka menukilnya, mereka tidak berkata apa-apa (penulis takut kalau-kalau akan menciptakan rasa permusuhan Ahli Sunnah, yang sedang berkuasa, dengan menyediakan bahan-bahan untuk berpolemik dengan Syiah yang menggunakan kalimat-kalimat ini untuk mendukung argumen tentang hak Ali atas posisi khalifah setelah Rasulullah). Akibatnya, para penulis biograpi Muhammad, yang bekerja berdasarkan sumber-sumber ini, berbuat sama dengan mereka yang tidak membuat rujukan terhadap apa yang terjadi di Ghadir Khum."<a name="_ftnref9" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn9"><span class="MsoFootnoteReference">[9]</span></a></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Kita ketahui beberapa cendekiawan Barat lainnya yang menukil hadis dan peristiwa Ghadir Khum ini tetapi menyatakan keraguannya akan keabsahannya – lihat poin kedua yang disebutkan di atas, jawaban klasik ahli Sunnah ketika mereka terlibat adu argumentasi dengan Syiah. </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Cendekiawan Barat yang masuk dalam kategori ini, yang pertama adalah Ignaz Goldziher (seorang Orientalis terkemuka dari Jerman abad ke-19). Ia membahas hadis Ghadir Khum dalam karyanya <em>Muhammedanische Studien</em> (1889-1890) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, <em>Muslim Studies</em> (1966-1971). Dalam buku terjemahan ini, pada bab yang diberi judul "Hadis dalam hubungannya dengan konflik-konflik antara mazhab-mazhab Islam." Ketika sampai ke pembahasan tentang Syiah, Goldzhier menulis : </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">"Dalil yang kuat dari Syiah....adalah keyakinan mereka bahwa Nabi telah menunjuk dan melantik Ali sebagai khalifahnya sebelum wafat. Oleh karena itu, pengikut-pengikut Ali yang berhubungan dengan bid'ah dan merawikan hadis yang membuktikan pengangkatan Ali dengan petunjuk langsung dari Nabi. Hadis yang paling masyhur (perawinya tidak ditolak bahkan oleh ulama ortodox sekalipun meskipun mereka menafsirkannya dengan cara yang berbeda) adalah hadis Ghadir Khum, yang mewujudkan tujuan ini dan salah satu dalil yang paling kuat Syiah Ali."<a name="_ftnref10" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn10"><span class="MsoFootnoteReference">[10]</span></a> </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Seseorang boleh berharap kepada seorang cendekiawan terkenal untuk membuktikan bagaimana Syiah "yang ketat dalam memilih hadis" untuk menopang setiap dalilnya, namun Goldzhier tidak dapat membuktikan hal itu. Setelah mengutip at-Tirmidzi dan an-Nasai pada catatan kaki sebagai rujukannya atas hadis Ghadir Khum, ia berkata , "An-Nasa'i – sudah dikenal – memiliki kecendrungan terhadap Ali, dan juga termasuk at-Tirmidzi dalam kumpulan hadisnya memiliki tendensi mengutamakan Ali, seperti dalam hadis <em>thayr</em>."<a name="_ftnref11" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn11"><span class="MsoFootnoteReference">[11]</span></a> Hal ini dapat dijawab dengan menggunakan jawaban klasik oleh para ahli mujadalah Sunnah – meragukan perawi hadisnya atau berketerusan menuding Syiah melakukan perbuatan bid'ah. </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Contoh lain dapat kita jumpai dalam edisi pertama <em>Encylopedia </em>(1911-1938) dengan judul singkat "Ghadir<em> </em>Khum" oleh F. Bhul, seorang Orientalis Denmark yang menulis biograpi Nabi. Bhul menulis, "Tempat yang menjadi tempat bersejarah lewat sebuah hadis yang keasliannya diterima oleh Syiah dan juga ditemukan di antara kalangan ahli Sunnah, sesungguhnya, Nabi dalam perjalanan kembali dari Hudaibiyyah (menurut riwayat lain dari <em>Hajjatul Wida'</em>) ia berkata: "Barang siapa yang menjadikan Aku sebagai <em>mawla-</em>nya, maka Ali adalah <em> mawla</em>nya!"<a name="_ftnref12" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn12"><span class="MsoFootnoteReference">[12]</span></a> Bhul yakin bahwa untuk menekankan bahwa hadis ini memiliki "keasliannya di kalangan Syiah!"</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Contoh yang lebih mengejutkan lagi adalah ketidaktahuan para Orientalis tentang Syiah seperti terlihat dalam <em>A Dictionary of Islam</em> (1965) ditulis oleh Thomas Hughes. Di bawah judul Ghadir, "Pagelaran Syiah pada tanggal 18 Dzulhijjah, ketika tiga tokoh donat diisi dengan madu yang dilambangkan sebagai Abu Bakar, 'Umar dan Utsman ditikam dengan pisau-pisau, dan madu itu diisap sebagai simbol darah atas merampas khilafah. Pagelaran ini diperuntukkan untuk Ghadir, sebuah kolam, dan pagelaran itu adalah hari peringatan ketika Muhammad menunjuk Ali sebagai penggantinya di Ghadir Khum, sebuah telaga di antara kota Mekah dan Madinah."<a name="_ftnref13" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn13"><span class="MsoFootnoteReference">[13]</span></a> </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Seseorang yang datang dari sebuah keluarga Syiah yang dapat ditelusuri hingga Nabi Saw sendiri, setelah belajar di Iran selama 10 tahun dan tinggal di antara komunitas Syiah di Afrika dan Amerika Utara, mengklaim adanya donat dan madu dalam acara Ghadir sementara kami belum pernah melihat, mendengar atau membaca adanya donat dan madu dalam acara Ghadir! Kami lebih terkejut lagi melihat Vagleiri, dalam edisi kedua dari <em>Encyclopedia</em>, telah memasukkan kabar burung ini dalam artikelnya yang memukau ihwal Ghadir Khum. Ia menambahkan di akhir artikelnya, "Hari raya ini juga memiliki peran penting di kalangan kaum Nusayris." Dan boleh jadi kabar tentang donat dan madu itu diamalkan oleh orang-orang Nusayris; tidak ada hubungannya dengan Syiah sama sekali. Tapi apakah para Orientalis itu mengetahui perbedaan antara Syiah dan Nusayris? Saya meragukan hal ini.</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Contoh keempat dari para cendekiawan kontemporer yang mengikuti langkah-langkah orang-orang yang disebut di atas adalah Philip Hitti dalam <em>History of Arabs</em> (1964). Setelah menyebutkan bahwa dinasti Buwahid<strong> </strong>didirikan untuk "Memperingati hari raya itu ketika Nabi diduga melantik Ali sebagai penggantinya di Ghadir Khum," ia menjelaskan letak Ghadir Khum pada catatan kakinya sebagai " sebuah sumur di antara Mekah dan Madinah yang dalam hadis Syiah menegaskan bahwa Nabi mengumumkan "Barang siapa yang menjadikan Aku sebagai <em>mawla</em>nya, maka Ali juga adalah <em>mawla</em>nya."<a name="_ftnref14" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn14"><span class="MsoFootnoteReference">[14]</span></a> Meskipun cendekia ini menyebutkan masalah Ghadir secara sambil lalu, ia menggolongkan hadis Ghadir sebagai "hadis Syiah."</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Kepada para cendekiawan yang –sadar atau tidak– telah tertawan bias Ahli Sunnah terhadap Syiah dan bersikeras ihwal keaslian Syiah dan penemuan hadis Ghadir, saya hanya ingin mengulang apa yang dikatakan oleh Vagleiri dalam <em>Encylopedia of Islam</em> ihwal Ghadir Khum:</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Suatu hal yang pasti bahwa Muhammad berbicara di tempat ini dan menyampaikan kalimat yang terkenal, demi menjaga kelestarian peristiwa ini, baik dalam bentuk ringkasan ataupun dalam bentuk detail, tidak hanya al-Ya'qubi, yang pamornya dinilai memiliki rasa simpati terhadap Ali, tetapi juga dalam kumpulan hadis-hadis yang dinilai sebagai hadis resmi khususnya dalam <em>Musnad Ibnu Hanbal</em>; hadis-hadis semacam ini banyak bilangannya dan telah diuji kebenarannya dari berbagai isnads yang tidak ada keraguan lagi di dalamnya."<a name="_ftnref15" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn15"><span class="MsoFootnoteReference">[15]</span></a></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Vagleiri melanjutkan: "Beberapa dari hadis ini dikutip dalam bibliograhpynya, namun tidak dimasukkan hadis yang –meskipun melaporkan kalimatnya– namun menghilangkan kalimat Ghadir Khumnya atau yang disebutkan malah di Hudaibiyyah. Dokumentasi lengkap akan mencukupi ketika <em>Concordance</em>-nya Wensinck telah selesai dicetak. Untuk mendapatkan sebuah gagasan tentang bagaiamana hadis ini – sudah memadai untuk melirik kitab yang telah dikumpulkan oleh Ibnu Katsir dengan <em> isnad</em> yang lebih banyak bilangannya." </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Sudah saatnya para sarjana barat berupaya untuk lebih akrab dengan literatur Syiah sejak masa dulu hingga kiwari. Para cendekiawan Syiah telah menghasilkan karya-karya besar yang menyoroti masalah Ghadir Khum. Saya hanya akan menyebut beberapa di antara karya-karya itu di sini : </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Pertama adalah kitab <em>'Abaqâtul 'Anwâr </em>dalam sebelas jilidume besar yang ditulis dalam bahasa Persia oleh Mir Hamid Husain al-Musawi (wafat 1306) dari India. '</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Allamah Mir Hamid Husain telah mempersembahkan tiga jilidume besar (yang terdiri dari 1080 halaman) tentang <em>isnad</em>, <em>tawatur</em> dan makna hadis Ghadir Khum. Versi ringkasannya dari kitab ini ditulis dalam terjemahan bahasa Arabnya diberi judul <em>Nafahatul Azhar fi Khulasati 'Abaqatil Anwar</em> oleh Sayyid Ali Milani yang telah diterbitkan dalam 12 jilidume; dan empat jilidume (dengan ketikan dan cetakan modern) mengurai masalah hadis Ghadir Khum.</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Kedua, adalah Kitab <em>al-Ghadir</em> dalam sebelas jilidume dalam bahasa Arab disusun oleh Abdul Husain Ahmad al-Amini (wafat 1970) di Iraq. 'Allamah Amini telah memberikan dengan rujukan penuh dari nama-nama 110 sahabat Nabi dan juga nama-nama 84 tabi'in (murid-murid para sahabat) yang menceritakan hadis al-Ghadir. Ia juga memberikan secara kronologis nama-nama sejarawan, ahli hadis, mufassir dan pujangga yang telah menukil hadit al-Ghadir tersebut sejak awal hingga abad keempat belas.</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Almarhum Sayyid 'Abdul 'Aziz at-Thabathaba'i yang menyebutkan adanya kemungkinan tidak hanya satu hadis yang telah dinukil dari sedemikian banyak jumlah sahabat sebagaimana yang dapat kita lihat (120) dari hadis al-Ghadir tersbut. Namun, membandingkan jumlah itu dengan total jumlah yang hadir ketika peristiwa Ghadir Khum terjadi, ia mengatakan jumlah 120 penukil hadis tersebut hanyalah sepuluh persen dari jumlah sahabat yang hadir ketika itu. Dan ia memberikan judul pada tulisannya " Hadis Ghadir: <em>Ruwatuhu Kathiruna lil-Ghayah ....Qaliluna lil-Ghaya (</em>Perawinya sangat banyak.....beberapa)."<a name="_ftnref16" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn16"><span class="MsoFootnoteReference">[16]</span></a></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="color:#008000;"><strong> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Syaban dan Penafsiran Barunya</span></strong></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">M.A. Syaban dalam <em>Islamic History AD 600-750</em> adalah salah satu karya mutakhir yang dilakukan oleh sarjana Barat ihwal sejarah Islam. Dalam salah satu sub-judulnya, bertajuk "<em>A New Interpretation</em>" (Sebuah Penafsiran Baru), yang di dalamnya penulis mengklaim tidak hanya menggunakan bahan-bahan yang baru ditemukan, tetapi juga menguji kembali dan menafsirkan kembali bahan-bahan yang telah digunakan untuk mengkaji Islam selama berabad-abad. Syaban adalah seorang dosen bahasa Arab di SOAS University of London, ia tidak dibekali pengetahuan yang memadai untuk memperhatikan peristiwa Ghadir Khum. Ia menulis: "Hadis terkenal dari mazhab Syiah bahwa ia (Nabi) menunjuk Ali sebagai penggantinya di Ghadir Khum seharusnya tidak perlu dianggap sesuatu yang serius."</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Syaban memberikan dua alasan baru untuk tidak menganggap peristiwa Ghadir Khum sebagai sesuatu yang serius :</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Persitiwa tersebut secara inheren memiliki kemungkinan menganggap tradisional Arab dengan segan mempercayakan kaum muda dan belia yang belum berpengalaman untuk memikul tanggung jawab yang besar. Lebih dari itu, sudah pasti sumber-sumber kita menunjukkan penduduk Madinah berlaku seakan-akan mereka mendengarkan penunjukan ini."<a name="_ftnref17" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn17"><span class="MsoFootnoteReference">[17]</span></a></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Mari kita amati setiap alasan yang diberikan oleh tuan Syaban ini dengan kritis. </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="color:#008000;"><strong><span style="font-size: 10pt;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></strong><span><strong> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Keseganan tradisi Arab untuk mempercayakan kepada kaum mudanya mengemban tanggung jawab yang besar.</span></strong></span></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Pertama-tama, apakah Nabi Saw tidak memperkenalkan banyak hal yang membuat bangsa Arab secara tradisi segan? Apakah penduduk Mekah menerima Islam dengan perasaan segan? Tidakkah masalah menikahi janda anak angkat adalah suatu hal yang tabu dalam masyarakat Arab? Tradisi segan ini, jangankan sebagai sebuah argumen yang menolak pengangakatan Ali, sebaliknya dalil ini secara nyata telah menjadi dalil yang digunakan oleh Syiah. Mereka setuju bahwa bangsa Arab (khususnya suku Quraisy) merasa segan menerima Ali sebagai pengganti Nabi tidak hanya karena usianya yang masih belia tetapi juga lantaran dia telah membunuh banyak pemimpin mereka di medan peperangan. Menurut Syiah, Allah juga mengetahui perihal kesegananan ini dan alasan mengapa setelah memerintahkan Nabi Saw untuk mengumumkan "Ali sebagai pengganti ("<em>Wahai Rasul! Sampaikan apa yang telah diturunkan kepadamu</em>....."), Allah Swt meyakinkan Nabi-Nya dengan berfirman: <em>"Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.." </em>(Qs. al-Maaidah [5]:67). Nabi ditugaskan untuk menyampaikan pesan dari Allah Swt, tidak menjadi urusan apakah bangsa Arab suka atau tidak. </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Terlebih, keengganan tradisi ini bukan merupakan kebiasaan yang tidak bisa dibalikkan dari bangsa Arab sebagaiamana Syaban menghendaki kita untuk meyakininya. Jafri dalam <em>The Origin and Early Development of Shia Islam</em>, mengatakan "Kitab-kitab sumber kami mampu menunjukkan bahwa – meskipun senate (Nadwa) penduduk Makkah sebelum Islam secara umum merupakan dewan para sesepuh suku saja, anak-anak para kepala suku yang memiliki keistimewaan tidak terikat dengan tingkat usia ini dan diperbolehkan untuk menjadi anggota dewan meskipun mereka masih muda. Pada waktu-waktu setelah itu bahkan dewan-dewan yang lebih bebas aturannya semakin banyak. Abu Jahal diperbolehkan menjadi anggota dewan meskipun ia masih berusia muda dan termasuk Hakim bin Hazm yang ketika itu ia masih berusia lima belas atau dua puluh empat tahun." Kemudian Jafri mengutip Ibnu 'Abd Rabbih, "Tidak ada raja monarkis yang menguasai penduduk Makkah di masa jahiliyah. Sehingga ketika meletus perang, mereka mengambil surat suara (<em>ballot</em>) di antara para kepala suku dan memilihnya menjadi "Raja", tanpa melihat apakah ia tergolong muda atau sudah tua. Sehingga pada hari Fijar, giliran Bani Hasyim dan sebagai hasilnya surat suara (<em>ballot</em>) al-Abbas, yang ketika itu masih belia, dipilih dan didudukkan di atas perisai."<a name="_ftnref18" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn18"><span class="MsoFootnoteReference">[18]</span></a></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Ketiga, kita punya contoh dalam keputusan-keputusan Nabi sendiri selama akhir hayatnya ketika ia mempercayakan pimpinan pasukan kepada Usamah bin Zaid, seorang pemuda yang belum lagi berusia 22 tahun."<a name="_ftnref19" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn19"><span class="MsoFootnoteReference">[19]</span></a> Usamah dipilih di antara para tetua Muhajirin (berasal dari suku Quraisy) dan Ansar; dan memang banyak tokoh-tokoh tersebut mengeluhkan keputusan Nabi ini."<a name="_ftnref20" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn20"><span class="MsoFootnoteReference">[20]</span></a> Jika Nabi Saw dapat memilih pemuda dan Usamah yang tidak berpengalaman di atas para tokoh-tokoh Muhajirin dan Ansar, lalu mengapa " inhrently probable " memikirkan bahwa Nabi telah menunjuk Ali sebagai penggantinya?</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="color:#008000;"><strong><span style="font-size: 10pt;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></strong><span><strong> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Keengganan tradisi mempercayakan orang yang masih "ingusan" sebuah tanggung jawab yang besar.</span></strong></span></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Terlepas dari usia muda Ali, Syaban juga merujuk kepada keengganan bangsa Arab dalam mempercayakan " orang yang belum berpengalaman dengan sebuah tanggung jawab besar." Ini menandakan bahwa bangsa Arab memilih Abu Bakar karena ia telah berpengalaman dengan beberapa tanggung-jawab yang besar." Saya meragukan apakah Tuan Syaban akan dapat subtantiate implikasi atas klaim tersebut dari sejarah Islam. Anda akan mendapatkan lebih banyak contoh Ali dipercayakan oleh Nabi dengan tanggung-jawab yang besar ketimbang Abu Bakar. Ali ditinggalkan di Makkah ketika Nabi hijrah di malam hari. Tugas Ali adalah untuk mengelabui pihak musuh dan mengembalikan amanah yang dititipkan oleh sebagian besar penduduk Makkah kepada Nabi. Ali telah diberi tanggung-jawab yang lebih besar selama masa-masa awal Islam dan senantiasa berhasil menunaikan tugasnya. Ketika ayat <em>barâ'at</em> diturunkan, yakni ayat yang berisikan ultimatum terhadap musyrikin Makkah. Tugas ini pertama kali dipercayakan kepada Abu Bakar untuk menyampaikannya kepada penduduk Makkah, tapi kemudian tugas besar ini diambil alih oleh Nabi dan diberikan kepada Ali. Ali dipercayakan untuk mengemban tugas menjaga kota Madinah dan penduduknya, sementara Nabi bertolak menuju Tabuk. Ali ditugaskan sebagai kepala rombongan dalam tugas ke Yaman. Ini adalah beberapa contoh yang sempat terlintas secara sekilas dibenak kami. Dengan demikian, sebagai perbandingan, Ali bin Abi Talib adalah orang yang telah diuji dan dipercaya mengemban beberapa tugas, lebih besar daripada Abu Bakar.</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="color:#008000;"><strong> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Perilaku penduduk Madinah ihwal deklarasi Ghadir Khum</span></strong></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Pertama-tama, jika sebuah peristiwa dapat dibuktikan secara benar oleh standar kritis hadis (standar Ahli Sunnah tentunya), kemudian reaksi orang-orang atas kredibilitas hadis tersebut menjadi tidak berguna.</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Kedua, keengganan tradisi yang sama yang digunakan oleh Syaban untuk menolak deklarasi al-Ghadir dapat digunakan di sini terhadap sikap ragu-ragunya terhadap peristiwa Ghadir Khum. Keengganan tradisi ini, di samping faktor-faktor lain yang tidak dapat dibahas dalam buku ini.<a name="_ftnref21" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn21"><span class="MsoFootnoteReference">[21]</span></a> dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku penduduk Madinah.</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Ketiga, meskipun penduduk Madinah berdiam diri selama peristiwa yang menahan Ali dari kekhalifahan, masih banyak yang menyaksikan peristiwa ini. Dalam beberapa kesempatan, Imam Ali memohon kepada para sahabat Nabi untuk bersaksi atas deklarasi al-Ghadir ini. Di sini saya akan menyebutkan satu contoh perisitiwa yang terjadi di Kufah selama masa kekhalifaan Ali, sekitar dua puluh lima tahun setelah Nabi Saw wafat. </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Imam Ali mendengar bahwa beberapa orang meragukan klaimnya atas keutamaan khalifah-khalifah sebelumnya, oleh karena itu, ia datang pada sebuah perhelatan yang berlangsung di masjid dan memohon para saksi yang hadir dalam acara Ghadir Khum untuk membenarkan apa yang disampaikan oleh Nabi ihwal Nabi sebagai <em> mawla</em> mereka dan seluruh kaum mukmin. Beberapa orang sahabat berdiri dan membenarkan klaim Ali ini. Kami akan menyebutkan dua puluh empat nama sahabat yang membuat kesaksian atas klaim Imam Ali, meskipun sumber-sumber yang lain seperti <em>Musnad Ahmad</em> dan <em>Majma' az-Zawaid </em>milik Hafidh al-Haytami malah menyebutkan sebanyak tiga puluh orang. Perlu untuk diingat bahwa kejadian ini berlangsung 25 tahun setelah peristiwa GhadirKhum, dan selama masa ini, ratusan saksi telah wafat atau gugur di medang perang selama masa dua khalifah yang pertama. Sebagai tambahan atas kenyataan ini bahwa kejadian ini berlangsung di Kufah yang jauh dari pusat tempat sahabat bermukim, Madinah. Kejadian ini beralngsung di Kufah pada tahun 35 H yang riwayatnya sendiri dinukil oleh 4 orang sahabat dan 14 <em>tabii'in</em> dan telah tercatat dalam sebagian besar kitab-kitab sejarah dan hadis.<a name="_ftnref22" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn22"><span class="MsoFootnoteReference">[22]</span></a> </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Sebagai kesimpulannya, perilaku penduduk Madinah selepas wafatnya Rasulullah tidak secara langsung menghapus kisah al-Ghadir. Saya pikir bahwa ini akan memadai untuk Tuan Syaban menyadari bahwa tafsirannya tidaklah termasuk sebuah penafsiran baru, melainkan penyederhanaan, dalam pandangan penulis, mimbar pertama, dari jawaban klasik Ahli Sunnah – sebuah pengingkaran telanjang akan keberadaan sebuah peristiwa atau sebuah hadis yang menopang pandangan Syiah – yang telah digunakan oleh sebagian besar para sarjana Barat dalam mengkaji Islam.</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="color:#008000;"><strong> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Arti istilah " <em> Mawla</em> "</span></strong></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Dalil terakhir yang digunakan sebagai trik oleh Ahli Sunnah dalam jawaban mereka atas sebuah peristiwa atau sebuah hadis yang disodorkan oleh Syiah adalah memberikan sebuah penafsiran yang menjaga keyakinan mereka. Mereka memutar balik fakta dengan berkata bahwa kata "<em>mawla</em>" memiliki arti yang beragam: tuan, junjungan, hamba, pemelihara, keuntungan, pelindung, penjaga, mitra, sahabat, tetangga, tamu, anak, paman, kerabat, kemenakan, menantu, pemimpin, pengikut. Ahli Sunnah berkata bahwa arti "<em>mawla</em>" yang digunakan oleh Nabi Saw pada hari Ghadir Khum tidak bermakna "tuan atau junjungan", tetapi berarti " sahabat ".</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Dalam masalah hadis al-Ghadir, inilah tingkat yang dicapai oleh para sarjana Barat pemerhati Islam (Orientalis). Ketika menjelaskan konteks sabda Nabi Saw di Ghadir Khum, L. Veccia Vaglieri mengikuti penafsiran yang dibuat oleh Ahli Sunnah. Ia menulis : </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Dalam masalah ini, Ibnu Katsir masih menunjukkan dirinya sebagai sejarawan utama: ia menghubungkan masalah Ghadir Khum dengan episode-episode yang terjadi selama expedisi ke Yaman yang dikomandani oleh Ali pada 10/631-2 H, dan kembali ke Mekkah tepat waktu untuk bertemu dengan Nabi Saw selama <em>Hajjatul Wida'</em> (Haji Perpisahan). Ali sangat ketat dalam membagikan harta rampasan perang dan sikapnya ini mengundang protes dari beberapa sahabat. Orang-orang meragukan sikap dan moralitasnya, ia diperingati dengan ketamakan dan dituduh menyalahgunakan wewenang. Lalu mungkin saja, Muhammad ingin menunjukkan di depan publik penghormatannya dan kecintaannya kepada Ali. Ibnu Katsir harus sampai kepada sebuah kesimpulan yang sama, karena ia tidak melupakan untuk menambahkan perkataan-perkataan Nabi meminta untuk menghentikan cemoohan yang ditujukan terhadap Ali."<a name="_ftnref23" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn23"><span class="MsoFootnoteReference">[23]</span></a></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> Ketika sebuah kata memiliki arti yang beragam, sudah merupakan sebuah praktik umum yang berlaku dalam melihat konteks dari perkataan dan kejadian untuk dapat memahami maksud dari si pembicara. Ibnu Katsir dan penulis Sunni lainnya telah menghubungkan peristiwa Ghadir Khum dengan ekspedisi ke Yaman. Namun mengapa beranjak terlalu jauh untuk sekedar memahami arti kata "<em>mawla</em>", mengapa tidak melihat secara utuh dan menyeluruh sabda Nabi yang disampaikan di Ghadir Khum (<em>an-sich</em>)? Tidakkah sebuah praktik yang berlaku secara umum adalah mencermati teks (<em>matn</em>) dari sabda Nabi tersebut, bukannya melihat sebuah kejadian dari jauh, melintasi ruang dan waktu?</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Ketika kita mencermati konteks langsung dari sabda yang disampaikan oleh Nabi di Ghadir Khum, kita mendapat beberap hal berikut ini :</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> Pertanyaan bahwa Nabi bertanya sebelum menyampaikan deklarasi itu. Beliau bertanya, "Apakah aku lebih memiliki wewenang atas diri kalin melebihi wewenang kalian atas diri kalian sendiri?" Ketika orang-orang menjawab, " Iya, benar," lalu Nabi menyampaikan : "Barang siapa yang menjadikan aku sebagai <em>mawla</em>nya, maka Ali adalah <em>mawla</em>nya." Tentu saja kata "<em>mawla</em>", dalam teks (<em>matn</em>) hadis ini, memiliki makna yang sama dengan kata "<em>awla</em> : lebih memeliki wewenang."<a name="_ftnref24" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn24"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">[24]</span></span></a></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Setelah penyampaian sabda ini, Nabi Saw melantunkan doa ini: "Ya Allah. Cintailah orang yang mencintai Ali, dan musuhilah orang yang memusuhinya; tolonglah orang yang menolongnya, dan hinakan orang yang menghinanya." Doa ini sendiri menunjukkan bahwa Ali, pada hari itu, telah dipercayakan dengan sebuah posisi yang membuat beberapa orang memusuhinya dan ia memerlukan penolong untuk menunaikan tugasnya. Hal ini tidak lain kecuali kedudukan <em>mawla</em> dalam arti penguasa, tuan dan junjungan. Apakah penolong diperlukan untuk mewujudkan sebuah "persahabatan"?</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Sabda Nabi Saw di Ghadir menegaskan bahwa: "Dapat diduga bahwa aku akan dipanggil menghadap Allah Swt dan aku akan menjawab panggilan itu." Jelas bahwa Nabi Saw menyusun sebuah agenda kepemimpinan bagi umat setelah wafatnya.</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Para sahabat Nabi memberikan ucapan selamat kepada Ali dengan mengatakan "<em>Amirul Mukminin</em> (Pemimpin Orang Beriman) kepadanya ". Sehingga tidak ada ruang lagi untuk ragu berkenaan dengan arti kata "<em>mawla</em> ".</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 0in; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> Peristiwa, waktu dan tempat. Bayangkan Nabi menghentikan perjalanannya pada waktu siang hari dan juga meminta sekitar seratus ribu musafir untuk berhenti di bawah terik matahari yang membakar dan di tengah padang sahara, dan mereka diminta untuk duduk di atas padang pasir yang menusuk dengan panasnya, dan membuat mimbar buatan dari pelana-pelana unta, dan kemudian bayangkan beliau menyampaikan khutbah yang panjang dengan sebuah pengumuman bahwa "Barang siapa yang menganggap aku sebagai temannya, maka Ali juga adalah temannya!" Mengapa? Karena beberapa (tidak semua dari seratus ribu orang yang hadir di tempat itu) menaruh benci terhadap cara Ali membagikan harta rampasan di antara para sahabat pada ekspedisi ke Yaman! Tidakkah ini sebuah pemikiran yang konyol?</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Jalan lain untuk menemukan makna kata yang digunakan oleh Nabi "<em>mawla</em>" untuk Ali adalah dengan melihat bagaimana orang-orang yang hadir di Ghadir Khum mengerti perkataan ini. Apakah mereka mengartikan kata "<em>mawla</em>" dalam arti "teman " atau dalam arti "tuan atau pemimpin"?</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Hassan bin Tsabit, pujangga masyhur Nabi, menggubah sebuah syair berkenaan dengan peristiwa al-Ghadir pada hari itu. Ia bersenandung: <em>"Lalu ia bersabda kepadanya: "Berdirilah, Wahai Ali, karena aku rela menjadikanmu sebagai Imam dan Penunjuk Jalan selepasku."</em></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Dalam bait syairnya ini, Hassan bin Tsabit telah memahami istilah "<em>mawla</em>" sebagai arti dari "Imam dan Penunjuk Jalan" yang secara jelas membuktikan bahwa Nabi Saw berbicara tentang penggantinya, dan ia sama sekali tidak memperkenalkan Ali sebagai "temannya" melainkan sebagai seorang "pemimpin."</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Bahkan kata-kata Umar Ibnu al-Khattab lebih menarik. Ia memberi ucapan selamat kepada Imam Ali dengan berkata "Selamat, Wahai putra Abu Talib, pagi ini anda telah menjadi <em> mawla</em> bagi setiap mukminin dan mukminat."<a name="_ftnref25" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn25"><span class="MsoFootnoteReference">[25]</span></a></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Jika "<em>mawla</em>" bermakna "teman" lalu mengapa ada ucapan selamat? Apakah Ali adalah seorang musuh bagi seluruh kaum mukmin dan mukminat sebelum hari al-Ghadir?</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Teks langsung (matan)nya ini membuatnya lebih jelas bahwa Nabi Saw berbicara tentang sebuah wewenang menyeluruh bahwa Ali bagi seluruh kaum muslimin sebanding dengan wewenang Nabi atas mereka. Mereka membuktikan bahwa makna istilah "<em>mawla</em>" dalam hadis al-Ghadir adalah tuan, pelindung, junjungan, atau pemimpin, bukan "teman".<a name="_ftnref26" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn26"><span class="MsoFootnoteReference">[26]</span></a></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Akhirnya, bahkan jika kita menerima bahwa Nabi bersabda dengan kata: "Barang siapa yang menjadikan aku sebagai <em>mawla</em>nya, maka Ali adalah <em>mawla</em>nya dalam kaitannya dengan peristiwa ekspedisi ke Yaman, bahkan kemudian, "<em>mawla</em>" tetap tidak akan bermakna "teman". Laporan-laporan dari ekspedisi, dalam kitab-kitab Ahli Sunnah, disebutkan bahwa Ali telah mencadangkan dirinya bagian yang terbaik dari harta rampasan yang telah didapatkan di bawah kendali kaum muslimin. Sikapnya ini telah menyebabkan kejengkelan di antara mereka yang berada dibawah perintahnya. Dalam pertemuan dengan Nabi Saw, salah seorang dari mereka mengeluhkan sikap tersebut, karena harta pampasan itu adalah harta kaum muslimin, Ali tidak memiliki hak untuk menyimpan harta tersebut untuk dirinya. Nabi mendengarkan keluhan itu dengan diam; lalu orang kedua datang menghadap beliau dengan keluhan yang sama. Nabi tetap tidak menjawab. Lalu orang ketiga datang kepada beliau juga dengan keluhan yang sama. Adalah ketika Nabi marah dan berkata: "Apa yang kalian inginkan dari Ali? Ia adalah wali setelahku."<a name="_ftnref27" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftn27"><span class="MsoFootnoteReference">[27]</span></a></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Apa yang dapat dibuktikan dari sabda ini? Dikatakan bahwa sebagaimana Nabi – sesuai dengan firman Allah Swt: <em>"Nabi itu (hendaknya) lebih utama dari mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. Dan orang-orang yang memiliki hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris mewarisi) di dalam Kitab Allah) dari pada orang-orang Mukmin dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu mau berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama). Adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Allah)."</em> (Qs. al-Ahzab [33]:6) – adalah <em>awla</em> (lebih berhak) atas kepemilikan harta dan hidup kaum mukminin, sama halnya dengan, Ali sebagai <em>waliy</em>, lebih memiliki hak atas harta dan kehidupan kaum mukminin. Nabi Saw secara terang mendudukkan Ali pada tingkatan <em>wilâyah</em> yang tertinggi setelah diri Nabi sendiri. Atas alasan ini penulis kitab <em>al-Jami'us Shagir</em> berkomentar: "Sesungguhnya perkataan ini adalah pujian tertinggi untuk Ali."</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="color:#008000;"><strong> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Kesimpulan</span></strong></span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Dalam tinjauan singkat ini, kami telah menunjukkan bahwa peristiwa Ghadir Khum adalah sebuah fakta sejarah yang tidak dapat ditolak keberadaannya; dalam mengkaji Syiah, <em>precommitment</em> kepada tradisi Judeo-Nasrani yang dikumpulkan oleh kaum Orientalis dengan merujuk kepada bias Ahli Sunnah terhadap Syiah. Akibatnya, peristiwa Ghadir Khum diabaikan oleh kebanyakan sarjana Barat dan hal ini muncul dari kelalaian yang dikuasai oleh sikap ragu-ragu (skeptisisme) dan penafsiran baru (re-intepretasi).</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Kami berharap dengan satu misal ini dapat meyakinkan setidaknya para sarjana Barat untuk menguji kembali metodelogi mereka dalam mengkaji Syiah; alih-alih menggunakan pendekatan menyeluruh melalaui karya-karya heresiographers seperti ash-Sharastani, Ibnu Hazm, al-Maqrizi dan al-Baghdadi yang menyuguhkan informasi bahwa Syiah sebagai sekte bid'ah dalam Islam, mereka seyogyanya lebih objektif dalam kerja-kerja antar Syiah dan juga Ahli Sunnah.</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Orang-orang Syiah telah lelah, dan memang demikian adanya, digambarkan sebagai sebuah sekte bid'ah yang muncul karena keadaan politik pada masa-masa permulaan Islam. Mereka menuntut untuk digambarkan sesuai dengan keadaan asli mereka sendiri tidak digambarkan sebaliknya.</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <em><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Salam atasmu,</span></em></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <em><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Wahai Junjunganku, Amirul Mukminin</span></em></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <em><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Wahai duta Tuhan di semesta buana ini</span></em></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <em><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Khalifatullah di antara ciptaan-Nya</span></em></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <em><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Dan Hujjat nyata bagi abdi-Nya</span></em></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <em><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Salam atasmu, Wahai Dinillahi Qayyim dan Siratal Mustaqim</span></em></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <em><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Salam atasmu, Wahai Kabar Agung yang atasnya diutus dan tentangnya kelak mereka akan ditanya</span></em></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <em><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Aku bersaksi, Wahai Amirul Mukminin</span></em></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <em><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Orang yang tidak meragukanmu</span></em></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <em><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Tidak beriman kepada Rasul al-Amin</span></em></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <em><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Dan mereka yang menyamakan kedudukanmu setara dengan yang lain</span></em></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <em><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;">Telah menyimpang dari Din Qayyim yang atasnya Tuhan semesta Alam telah memilih untuk kita dan atasnya Dia telah menyempurnakannya melalui Wilâyahmu pada hari Raya Ghadir</span></em></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> (Dikutip dari <em> Ziyarat Hari al-Ghadir</em>)</span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFooter"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> </span></p> <p style="margin: 0pt;" class="MsoNormal"> <span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma;"> </span></p> <div> <p style="margin-top: 0pt; margin-bottom: 0pt;"><br /> </p> <hr size="1" width="33%"> <div id="ftn1"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn1" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref1"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[1]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Said, E.W., <em>Covering Islam</em> (New York: Pantheon Books, 1981) hal. xvii.</span></p></div> <div id="ftn2"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn2" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref2"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[2]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Hodgson, M.G.S., <em>The Venture of Islam</em>, jilid. 1 (Chicago: University of Chicago Press, 1974) hal. 27.</span></p></div> <div id="ftn3"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn3" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref3"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[3]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Hourani, A., <em>"Islamic History, Middle Eastern History, Modern History</em>," in Kerr, M. H. (ed) <em>Islamic Studies: A Tradition and Its Problems</em> (California: Undena Publications, 1979) hal. 10.<span> </span> </span></p></div> <div id="ftn4"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn4" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref4"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[4]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Hodgson, <em>op. cit</em>., hal. 39-40.<span> </span></span> </p></div> <div id="ftn5"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn5" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref5"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[5]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Ibid. </span></p></div> <div id="ftn6"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn6" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref6"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[6]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Ibid.</span></p></div> <div id="ftn7"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn7" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref7"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[7]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Hodgson, <em>op. cit</em>., hal. 66-67. </span></p></div> <div id="ftn8"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn8" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref8"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[8]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Ibn Khaldun, <em>The Muqaddimah</em>, terjemahan, Franz Rosenthal, jilid. 1 (New York: Pantheon Books, 1958) hal. 403. Dalam edisi aslinya, lihat jilid. 1 (Beirut: Maktabul Madrasah, 1961) hal. 348..</span></p></div> <div id="ftn9"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn9" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref9"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[9]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. <em>El², </em>hal. 993 dengan judul "<em>Ghadir Khum</em>."</span></p></div> <div id="ftn10"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn10" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref10"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[10]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Goldziher, <em>Muslim Studies, </em>terjemahan, Barber dan Stern, jilid. 2 (Chicago: Aldine Inc., hal. 1971) hal-hal. 112-113. <span> </span></span></p></div> <div id="ftn11"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn11" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref11"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[11]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Ibid., </span> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span></p></div> <div id="ftn12"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn12" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref12"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[12]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. <em>El<span>¹</span></em>, hal. 134-135 dengan judul "Ghadir Khum."</span></p></div> <div id="ftn13"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn13" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref13"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[13]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Hughes, Thomas P., <em>A Dictionary of Islam</em> (New Jersey: Reference Book Publishers, 1965) hal. 138. </span></p></div> <div id="ftn14"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn14" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref14"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[14]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Hitti, P.K., <em>History of the Arabs </em>(London: Macmillan & Co., 1964) hal. 471. </span></p></div> <div id="ftn15"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn15" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref15"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[15]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. El², hal. 993 dengan judul "<em>Ghadir Khum</em>." </span> </p></div> <div id="ftn16"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn16" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref16"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[16]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. At-Thathaba'i, 'Abdul 'Aziz, <em>al-Ghadir fit Turatsil Islami, </em>(Qum: Nasyr al-Hadi, 1415) hal. 7-8<span> </span></span></p></div> <div id="ftn17"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn17" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref17"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[17]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Syaban, <em>Islamic History AD 600-750 </em>(Cambridge: University of Press, 1971) hal. 16. </span></p></div> <div id="ftn18"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn18" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref18"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[18]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Jafri, S.H.M., <em>The Origin and Early Developments of Shi'a Islam</em>, hal. 22. </span></p></div> <div id="ftn19"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn19" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref19"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[19]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Haikal, M.H., <em>Hayât Muhammad</em>, (2<sup>nd</sup> edition) hal. 478; lihat juga terjemahannya, <em>The Life of Muhammad</em>, terjemahan al-Faruqi (American Trust Publication, 1976) hal. 492. </span> </p></div> <div id="ftn20"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn20" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref20"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[20]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Lihat, Ibn Saad dalam <em>at-Tabaqât</em> dan karya-karya besar dalam <em>Sirah</em>. </span></p></div> <div id="ftn21"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn21" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref21"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[21]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Untuk lebih detilnya, lihat Rizvi, S.S.A., <em>Imamate</em>, hal. 120-121. </span></p></div> <div id="ftn22"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn22" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref22"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[22]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Untuk referensi lebih lengkap, lihat al-Amini, <em>al-Ghadir</em>, jilid. 1 (Tehran: Muassasatul Muwahhidi, 1976) hal. 166-168. </span> </p></div> <div id="ftn23"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn23" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref23"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[23]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. <em>El²,</em> hal. 993-994 dengan judul "<em>Ghadir Khum</em>." </span></p></div> <div id="ftn24"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn24" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref24"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[24]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Al-Amini membeberkan nama-nama muhaddits (ahli hadis) Sunni yang telah menukil pertanyaan di atas, termasuk di antara mereka adalah Ahmad bin Hanbal, Ibn Majah, an-Nasa'i, dan at-Tirmidzi. Lihat al-Ghadir, jilid 1, hal. 370-371</span></p></div> <div id="ftn25"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn25" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref25"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[25]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Lihat al-Amini, al-Ghadir, jilid 1, hal-hal. 270-283 untuk referensi dari sumber-sumber Sunni. </span></p></div> <div id="ftn26"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn26" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref26"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[26]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. Konteks-konteks ini adalah bersumber dari kitab <em>al-Ghadir</em> karya Allamah Amini yang diringkas oleh Rizvi dalam <em>Imamate: The Vicegerency of the Prophet. <span> </span></em></span></p></div> <div id="ftn27"> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> <a name="_ftn27" href="http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=218&Itemid=43#_ftnref27"> <span class="MsoFootnoteReference"> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[27]</span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">. An-Nasai, <em>Al-Khasâis, Ali bin Abi Thalib</em>, hal. 92-93; at-Tirmidzi, <em>Shahih</em>, </span> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> </span><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> jilid 5, hal. 632 (hadis #3712), dan <em>Jamiush Shagir</em>. </span></p> <p style="margin: 0pt; text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;" class="MsoFootnoteText"> </p> <p style="margin-top: 0pt; margin-bottom: 0pt;"><span style="font-family:Tahoma;font-size:85%;"> Semoga hari Idul Ghadir menjadi hari bahagia buat Anda, khususnya yang bersiteguh kepada wilayah dan imamah Amirul Mukminin dan Imam Maksumin As. </span></p><p style="margin-top: 0pt; margin-bottom: 0pt;"> </p> <p style="margin-top: 0pt; margin-bottom: 0pt;"><span style="font-family:Tahoma;font-size:85%;"> Diterjemahkan dari bahasa Inggris, <em>Orientalis & Idul Ghadir</em>, karya Sayid. Muh. Rizvi, oleh A. Kamil </span></p></div></div></td></tr></tbody></table>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-20137539484823039322009-12-04T01:12:00.000+08:002009-12-04T01:13:47.936+08:00EU dijangka iktiraf ibu kota Palestin<strong><span style="font-size:130%;">(Sinar Harian)</span><br /><br /> </strong> <div id="contentPic"><img src="http://www.sinarharian.com.my/imagesSH/6125234.jpg" border="1" /></div> KAHERAH - Mesyuarat menteri-menteri luar Eropah minggu depan dijangka meluluskan draf resolusi untuk mengiktiraf Baitulmaqdis Timur sebagai ibu kota bagi negara Palestin merdeka pada masa akan datang.<br /><br />Kesatuan Eropah (EU) menggesa rundingan damai Israel-Palestin disambung semula untuk mencapai penyelesaian dua negara, menurut draf resolusi yang disiarkan akhbar Haaretz kelmarin.<br /><br />Israel menceroboh kota suci Baitulmaqdis semasa perang 1967 dan kemudian merampasnya dalam gerakan yang mendapat bantahan komuniti antarabangsa dan Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB).<br /><br />Sejak itu, Israel bertindak ganas menghalau penduduk Palestin meninggalkan Baitulmaqdis yang menjadi tempat suci ketiga Islam. <br /><br />Menurut draf resolusi itu, EU mengulangi pendirian untuk tidak mengiktiraf pencerobohan ke atas Baitulmaqdis Timur. <br /><br />"Jika terdapat hasrat untuk mencapai keamanan tulen, jalan mesti dicari untuk menyelesaikan status Baitulmaqdis sebagai ibu kota kepada dua negara," kata draf resolusi itu.<br /><br />Menteri-menteri Luar EU, yang dijadualkan bersidang di Brussels pada 7 Disember ini, juga akan menuntut supaya sebarang unsur provokasi di kota suci itu ditamatkan.<br /><br />Kerajaan Israel baru-baru ini meluluskan pembinaan 900 unit rumah baru di kawasan penempatan haram Yahudi di Baitulmaqdis Timur.Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-34040100390900531342009-12-04T00:49:00.000+08:002009-12-04T00:50:08.800+08:00Muntadar pula dibaling kasutARKIB : 03/12/2009 <!-- <a href="/utusan/cetak.asp?y=2009&dt=1203&pub=Utusan_Malaysia&sec=Luar_Negara&pg=lu_08.htm" target="_new"> <img src="design1_files/ikon/emel2.gif" border="0" /></a> <a href="/utusan/cetak.asp?y=2009&dt=1203&pub=Utusan_Malaysia&sec=Luar_Negara&pg=lu_08.htm" target="_new"><img src="design1_files/ikon/cetak.gif" border="0" /></a> --> <!-- START IKLAN & GREETING --> <!-- END IKLAN & GREETING --> <div id="content3info"><style type="text/css"> .khad1, .khad1:link, .khad1:visited, .khad1:active { color:#3366CC; text-decoration:underline; border-bottom:#3366CC 1px solid; } .khad1:hover { color:#c03; text-decoration:underline; border-bottom:#c03 1px solid; } .khad2, .khad2:link, .khad2:visited, .khad2:hover, .khad2:active, text-decoration:none; border-bottom:none; } </style> <div id="ContentContainer"><!-- ContentContainer --> <div class="keydeck12"><!--STORY--> <h3>(Utusan Malaysia)<br /></h3> <p>PARIS 2 Dis. – Wartawan Iraq yang dipenjara kerana membaling kasut ke arah bekas Presiden Amerika Syarikat (AS), George W. Bush, akhirnya menerima perbuatan yang sama di Paris, semalam.</p> <p>Muntadar al-Zeidi yang menyerang Bush ketika bekas Presiden AS itu melakukan lawatan perpisahan ke ibu kota Iraq pada Disember tahun lepas, kini menjadi simbol kemarahan rakyat Iraq.</p> <p>Ketika dia berucap dalam satu sidang media bagi mempromosi kempennya untuk mangsa perang Iraq, seorang lelaki di kalangan tetamu telah membaling kasut ke arahnya.</p> <p>Rakaman televisyen menunjukkan balingan itu hampir mengenai kepalanya, menyebabkan berlaku pergelutan di kalangan tetamu yang hadir.</p> <p>Media Perancis melaporkan, penyerang tersebut adalah wartawan Iraq yang dibuang negeri dan bercakap mempertahankan dasar AS serta menuduh Zeidi menyokong pemerintahan diktator. – Reuters</p></div></div></div>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-21237004646707735442009-12-03T01:17:00.000+08:002009-12-03T01:18:49.631+08:00Peristiwa Ghadir Khum<p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 10px; text-align: justify; line-height: 150%;"> <span style="font-size: 10pt;font-family:Tahoma;color:#464600;" ><b> <span lang="IN"><a name="23" href="http://www.s-alshirazi.org/languges/indonesian/subject/usol/01.htm#top"></a></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 10px; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Tahoma;color:#464600;" ><b><span lang="IN"><a name="23" href="http://www.s-alshirazi.org/languges/indonesian/subject/usol/01.htm#top"></a></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 10px; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 10pt;font-family:Tahoma;color:#464600;" ><b><span lang="IN"><a name="23" href="http://www.s-alshirazi.org/languges/indonesian/subject/usol/01.htm#top"></a></span></b></span></p><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">(http://www.s-alshirazi.org)</span></span><p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 10px; text-align: justify; line-height: 150%;"> <span lang="IN"> <span style="font-size: 10pt;font-family:Tahoma;color:#464600;" ><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 10px; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="IN"><span style="font-size: 10pt;font-family:Tahoma;color:#464600;" >Nabi Muhammad Saw pada hari-hari terakhir kehidupannya setelah menghadiri manasik Haji yang dikenal dengan “Hajjatul Wada”, beliau kembali ke kota Madinah di tempat bernama “Ghadir Khum” Tempat ini, secara geografis merupakan perbatasan yang memisahkan jalan menuju Madinah, Yaman, Irak dan Habasyah. Di sinilah kaum muslimin satu sama lain saling terpisah untuk kembali ke negerinya masing-masing. Di tempat ini pula, malaikat turun menyampaikan wahyu, <i>“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan dari Tuhanmu. Jika tidak dilakukan, maka kamu tidak menyampaikan amanah-Nya. Allah melindungi kamu dari gangguan manusia ”</i></span></span><span style="font-family:Tahoma;font-size:85%;color:#464600;">[2]</span><span style="font-size: 10pt;font-family:Tahoma;color:#464600;" >:</span><span style="font-family:Tahoma;font-size:85%;color:#464600;"><span lang="IN"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 10px; text-align: justify; line-height: 150%;"> <span style="font-size: 10pt;font-family:Tahoma;color:#464600;" > <span lang="IN">Nabi Muhammad Saw memerintahkan kepada para jamaah untuk berhenti. Mereka yang telah berjalan lebih awal, diminta untuk kembali. Sedang mereka yang berjalan di belakang diminta untuk segera bergabung dengan Nabi Saw. Selepas menunaikan shalat Zuhur, Rasul Saw berdiri di atas mimbar yang terbuat dari <u>pelana</u> unta, dengan suara keras menyampaikan khutbah Ghadir:</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 10px; text-align: justify; line-height: 150%;"> <span style="font-size: 10pt;font-family:Tahoma;color:#464600;" ><i> <span lang="IN">“Ketahuilah wahai manusia! Tiba saatnya seruan kebenaran akan kupenuhi....Aku akan tinggalkan amanat yang berharga dan mulia di antara kalian. Pertama, al-Quran dan yang lainnya adalah keluarga, Ahlul Baitku. Tuhan mengabarkan kepadaku bahwa keduanya tidak akan pernah terpisah......</span></i><span lang="IN">”. Kemudian Nabi Muhammad Saw memegang tangan Imam Ali as, mengangkatnya serta menjelaskan kepada masyarakat bahwa Imam Ali as merupakan pengganti serta Imam setelah beliau.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 10px; text-align: justify; line-height: 150%;"> <span style="font-size: 10pt;font-family:Tahoma;color:#464600;" > <span lang="IN">Nabi Saw bersabda tiga kali:<i>“Siapa yang menjadikan aku sebagai maulanya (pemimpin), maka Ali as adalah maula baginya</i>”. Kemudian Nabi Saw menengadahkan tangan ke langit seraya bersabda:<i>“Wahai Tuhanku! Cintailah siapa saja yang mencintai Ali serta murkailah siapa saja yang memusuhi Ali. Tuhanku! Tolonglah para pembela Ali serta hinakanlah para musuhnya. Jadikanlah Ali sebagai neraca kebenaran”.</i></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 10px; text-align: justify; line-height: 150%;"> <span lang="IN"><span style="font-family:Tahoma;color:#464600;"> <span style="font-size: 10pt;">Kemudian Rasul Saw juga bersabda: </span> </span><i><span style="font-family:Tahoma;color:#464600;"> <span style="font-size: 10pt;">“Saat ini, telah turun malaikat pembawa wahyu dan membawa ayat berikut</span></span></i></span><span style="font-family:Tahoma;font-size:85%;color:#464600;">[3]</span><span style="font-size: 11pt;font-family:Tahoma;color:#464600;" ><span style="font-size: 10pt;">:</span></span><span lang="IN"><span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family:Tahoma;color:#464600;"><i> Hari ini, telah Kusempurnakan agamamu dan telah Kupenuhi nikmatmu dan Aku jadikan Islam sebagai agama yang sempurna”. </i></span></span> <span style="font-family:Tahoma;color:#464600;"><span style="font-size: 10pt;"> Peristiwa sejarah ini dapat dirujuk pada buku “al-Ghadir” yang memuat sumber-sumber terperinci dari kalangan Syiah dan Ahli Sunnah.</span></span></span></p>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-41509835934515250522009-12-03T01:03:00.000+08:002009-12-03T01:04:04.816+08:00Iran hadapi risiko serangan ketenteraan<strong>(Sinar Harian)<br /><br /> </strong> <div id="contentPic"><img src="http://www.sinarharian.com.my/imagesSH/6122539.jpg" border="1" /></div> Pengumuman Iran untuk membina 10 loji pengayaan uranium baru akan memberi dorongan kepada negara kuasa dunia mengenakan sekatan baru ke atas Teheran.<br /><br />Iran kini menghadapi risiko serangan ketenteraan jika cita-cita peluasan nuklear Republik Islam itu benar-benar menjadi kenyataan.<br /><br />Namun, pengumuman Iran itu disifatkan sebagai satu isyarat bantahan sejurus selepas Agensi Tenaga Atom Antarabangsa (IAEA) mengkritik Iran kerana membangunkan loji pengayaan nuklear secara rahsia dekat bandar Qom baru-baru ini.<br /><br />Presiden Institut Sains dan Keselamatan Antarabangsa (ISIS) di Washington, David Albright menganggap idea Iran itu sebagai tidak masuk akal.<br /><br />Beliau menggesa kenyataan Iran itu dinilai dari sudut berbeza kerana ia berpunca daripada resolusi IAEA. <br /><br />Penganalisis kanan ISIS, Jacqueline Shire berkata, di segi perspektif politik, pengumuman Teheran itu adalah bertujuan memburukkan lagi ketegangan yang sedia wujud.<br /><br />Ketua IAEA, Mohamed ElBaradei minggu lalu memberi amaran bahawa Iran mampu memberi reaksi keras jika enam negara kuasa dunia berterusan mengkritik republik itu.<br /><br />Beliau mengakui resolusi IAEA menjejaskan hubungan diplomatik yang sedang dilakukan. <br /><br />Teheran kini bersedia untuk mengurangkan kerjasama dengan badan pemantau nuklear itu. <br /><br />IAEA langsung tidak mengetahui mengenai rancangan terbaru Teheran itu, kata diplomat kanan. <br /><br />Iran mendakwa sudah memilih lima tapak untuk membangunkan loji nuklear baru, di mana beberapa tapak masih dalam peringkat perancangan.<br /><br />Pengumuman tersebut dilihat sebagai ancaman kosong kepada Barat kerana Iran memerlukan masa bertahun-tahun untuk memiliki apa yang dikatakan itu.<br /><br />Pengumuman Teheran itu nyata bercita-cita tinggi jika dilihat kepada sekatan teknikal yang dihadapi negara berkenaan. <br /><br />Ketua Penganalisis dari Institut Kajian Strategik Antarabangsa (IISS) di London, Mark Fitzpartrick berkata, pengumuman Teheran mengenai 10 tapak nuklear baru itu tidak membawa sebarang maksud.<br /><br />Shire menyifatkan pengumuman tersebut sebagai kenyataan angkuh Iran kerana republik itu sebenarnya tidak mempunyai cukup uranium untuk meneruskan program pengayaan nuklear seperti yang diumumkan.<br /><br />Albright berkata, Iran tidak mampu membina 10 loji pengayaan nuklear baru kerana negara itu tidak memiliki keupayaan untuk melakukannya.<br /><br />Iran ketika ini menghadapi beberapa isu teknikal yang memaksa Teheran mengurangkan jumlah mesin pemproses uranium di loji nuklear Natanz.<br /><br />Teheran juga menghadapi kesukaran untuk mendapatkan material dan komponen untuk program atom dari luar negara berikutan sekatan yang dikenakan Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB).<br /><br />"Iran tidak mungkin memiliki kapasiti untuk membangunkan kemudahan nuklear pada skala industri tambahan buat masa ini," kata Fitzpatrick.<br /><br />Sebaliknya, bantahan dan ancaman Iran itu hanya memudahkan negara kuasa Barat, Amerika Syarikat (AS), Britain, Perancis dan Jerman, untuk mendapatkan sokongan Rusia dan China dalam usaha mengenakan sekatan baru ke atas Iran.<br /><br />Rusia dan China, yang menjadi rakan dagangan utama Iran, adalah antara negara kuasa dunia yang menolak pendirian keras terhadap Iran oleh PBB.<br /><br />Namun, pendirian kedua-dua negara itu mula berubah sejak pendedahan loji nuklear di Qom dan bantahan Iran terhadap perjanjian bekalan api dikemukakan IAEA, yang berupaya menghalang Teheran menggunakan uranium rendah yang diperkaya untuk tujuan ketenteraan.<br /><br />Teheran ketika ini kekurangan kemudahan untuk menukarkan uranium rendah diperkaya kepada bahan api nuklear untuk kegunaan awam. <br /><br />Sehubungan itu, rancangan peluasan loji pengayaan uranium itu dijangka meningkatkan lagi syak wasangka Barat yang mendakwa Iran cuba membangunkan senjata atom dengan berselindung di sebalik program nuklear untuk tujuan keamanan.<br /><br />Jika rancangan peluasan loji pengayaan uranium itu diteruskan, Teheran kemungkinan menghadapi tindakan ketenteraan dari Israel yang melihat program nuklear Iran itu sebagai ancaman kepada negara haram Yahudi itu.<br /><br />Tel Aviv sebelum ini berulang kali memberi amaran keras akan melancarkan serangan ketenteraan ke atas Iran berikutan ancaman nuklear yang dicetuskan Republik Islam itu.<br /><br />"Sangat menyedihkan kerana apa yang diumumkan Iran itu hanya membuka ruang kepada kemungkinan serangan ketenteraan ke atas negara itu," kata Fitzpatrick.Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-7962144106009061632009-12-03T00:59:00.000+08:002009-12-03T01:00:11.848+08:00Iran janji hukuman yang setimpal<h3>(Kosmo)<br /></h3> <img src="http://www.kosmo.com.my/kosmo/pix/2009/1202/Kosmo/Dunia/du_04.1.jpg" color="black" border="1" height="250" hspace="5" vspace="5" width="375" /><br /><span style="font-size:78%;"><div class="caption">GAMBAR fail menunjukkan kapal layar yang dinaiki oleh lima kelasi Britain. </div></span><hr noshade="noshade" size="1"><br /> <p>TEHERAN - Iran menyatakan semalam bahawa lima kelasi kapal yang ditahan di selatan perairan Teluk oleh anggota-anggota pasukan keselamatan akan diberi hukuman sewajarnya jika didapati mempunyai niat buruk.</p> <p>Lima lelaki itu yang menaiki sebuah kapal layar sepanjang 18 meter ditahan pada minggu lalu oleh Pasukan Pengawal Revolusi.</p> <p>Esfandiar Rahim Mashaie iaitu Ketua Staf Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyatakan cara untuk menyelesaikan kes rakyat Britain itu akan diputuskan oleh pihak mahkamah.</p> <p>"Jika orang itu (kelasi Britain tersebut) terbukti mempunyai niat buruk, mereka akan dilayan dengan serius dan sewajarnya," katanya.</p> <p>Beliau menyatakan, pada masa lalu Iran telah menyelesaikan isu kemasukan haram orang asing ke negara tersebut.</p> <p>Sementara itu, Setiausaha Luar Britain, David Miliband menyatakan tidak ada persoalan berhubung niat jahat kelasi itu.</p> <p>Menurutnya, lima kelasi itu tidak bersalah dan diharapkan satu penyelesaian segera perlu dilakukan. - AFP</p>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-2031789302307233962009-12-03T00:52:00.000+08:002009-12-03T00:53:37.819+08:00Iran bebas 5 pelayar British<h2>(Berita Harian)<br /></h2> <h4><br /></h4> <!--start pix1--> <!--end pix1--> <p>TEHRAN: Lima pelayar British yang ditahan di Teluk Parsi minggu lalu oleh Pengawal Revolusi Iran dibebaskan hari ini selepas didapati mereka tidak sengaja menceroboh perairan negara itu.<br /><br />“Lima warga Britain yang memasuki perairan Iran secara haram dan ditahan berhampiran Pulau Siri sudah dibebaskan beberapa jam lalu," kata Pengawal Revolusi dalam satu kenyataan yang disiarkan agensi berita Fars.<br /><br />Kementerian Luar British pula menyatakan Iran mengesahkan pembebasan pelayar terbabit. </p>“Kementerian Luar Iran mengesahkan lima pelayar terbabit sudah dibebaskan," kata seorang jurucakap kementerian itu di London.<br /><p><br />Pengawal Revolusi berkata, lima pelayar terbabit disoal siasat dan "selepas siasatan, jelas kemasukan mereka secara haram itu tidak disengajakan."<br /><br />“Lima warga Britain itu dibebaskan sejam lalu," menurut kenyataan Pengawal Revolusi yang disiarkan kira-kira jam 9 pagi (0530 GMT) tadi. </p> <!--start pix2--> <!--end pix2--> <p>Pelayar terbabit ditahan sejak 25 November lalu. - AFP </p>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-62513823234017750992009-12-03T00:43:00.000+08:002009-12-03T00:44:14.447+08:00Iran tahan lima kelasi BritainARKIB : 02/12/2009 <!-- <a href="/utusan/cetak.asp?y=2009&dt=1202&pub=Utusan_Malaysia&sec=Luar_Negara&pg=lu_10.htm" target="_new"> <img src="design1_files/ikon/emel2.gif" border="0" /></a> <a href="/utusan/cetak.asp?y=2009&dt=1202&pub=Utusan_Malaysia&sec=Luar_Negara&pg=lu_10.htm" target="_new"><img src="design1_files/ikon/cetak.gif" border="0" /></a> --> <!-- START IKLAN & GREETING --> <!-- END IKLAN & GREETING --> <div id="content3info"><style type="text/css"> .khad1, .khad1:link, .khad1:visited, .khad1:active { color:#3366CC; text-decoration:underline; border-bottom:#3366CC 1px solid; } .khad1:hover { color:#c03; text-decoration:underline; border-bottom:#c03 1px solid; } .khad2, .khad2:link, .khad2:visited, .khad2:hover, .khad2:active, text-decoration:none; border-bottom:none; } </style> <div id="ContentContainer"><!-- ContentContainer --> <div class="keydeck12"><!--STORY--> <h3>(Utusan Malaysia)<br /></h3> <p><span class="intro">LONDON 1 Dis. - Lima kelasi Britain ditahan di Iran selepas tentera laut Teheran merampas kapal layar mereka yang dipercayai memasuki perairan Iran secara tidak sengaja, dalam insiden yang meningkatkan ketegangan antara kedua-dua negara hari ini.</span></p> <p>Mereka berlima sedang berlayar untuk menyertai perlumbaan di Dubai apabila kapal layar mereka ditahan di Teluk Parsi pada 25 November lalu, umum Jabatan Luar Britain.</p> <p>"Kapal layar itu dalam perjalanan dari Bahrain ke Dubai dan mungkin telah memasuki perairan Iran dengan tidak sengaja.</p> <p>"Kelima-lima krew itu masih berada di Iran, kesemuanya dilaporkan selamat dan dalam keadaan baik dan ahli keluarga mereka sudah dimaklumkan," menurut kenyataan Jabatan Luar.</p> <p>Kejadian itu mirip peristiwa 15 kelasi Britain ditahan oleh Iran pada 2007. Mereka dibebaskan kira-kira dua minggu kemudian, tetapi hanya berikutan konfrontasi diplomatik antara London dengan Teheran.</p> <p>Hubungan antara Teheran dengan Barat, khususnya Britain belum pulih sejak insiden itu, malah bertambah tegang selepas Iran kelmarin mengumumkan rancangannya untuk membina 10 lagi loji pengayaan uranium.</p> <p>Kapal layar 'Kingdom of Bahrain' itu dipercayai hanyut ke perairan Iran selepas kipasnya patah dalam perjalanan untuk menyertai Perlumbaan Layar Luar Pesisir Dubai-Muscat yang bermula pada 26 November lepas, lapor media Britain.</p> <p>Krew kapal layar milik Sail Bahrain itu terdiri daripada Oliver Smith, Oliver Young, Sam Usher, Luke Porter dan David Bloomer.</p> <p>Setiausaha Luar, David Miliband berkata, pegawai Britain sudah menghubungi pihak berkuasa Iran di London dan Teheran untuk meminta penjelasan dan cuba menyelesaikan perkara itu secepat mungkin.</p> <p>Miliband juga sedang berusaha untuk menelefon rakan sejawatannya dari Iran, Manouchehr Mottaki. - AFP</p></div></div></div>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-11235307067319369892009-12-03T00:41:00.000+08:002009-12-03T00:42:33.195+08:00Hizbullah ikrar bina kekuatan senjataARKIB : 02/12/2009 <!-- <a href="/utusan/cetak.asp?y=2009&dt=1202&pub=Utusan_Malaysia&sec=Luar_Negara&pg=lu_05.htm" target="_new"> <img src="design1_files/ikon/emel2.gif" border="0" /></a> <a href="/utusan/cetak.asp?y=2009&dt=1202&pub=Utusan_Malaysia&sec=Luar_Negara&pg=lu_05.htm" target="_new"><img src="design1_files/ikon/cetak.gif" border="0" /></a> --> <!-- START IKLAN & GREETING --> <!-- END IKLAN & GREETING --> <div id="content3info"><style type="text/css"> .khad1, .khad1:link, .khad1:visited, .khad1:active { color:#3366CC; text-decoration:underline; border-bottom:#3366CC 1px solid; } .khad1:hover { color:#c03; text-decoration:underline; border-bottom:#c03 1px solid; } .khad2, .khad2:link, .khad2:visited, .khad2:hover, .khad2:active, text-decoration:none; border-bottom:none; } </style> <div id="ContentContainer"><!-- ContentContainer --> <div class="keydeck12"><!--STORY--> <h3>(Utusan Malaysia)<br /></h3> <p>BEIRUT 1 Dis. - Pemimpin Hizbullah, Sheikh Hassan Nasrallah berikrar pergerakan beliau akan terus membina kekuatan senjatanya bagi melindungi Lebanon daripada serangan Israel.</p> <p>Nasrallah juga menuduh sekutu rapat rejim Zionis, Amerika Syarikat (AS) menjadi pengeksport utama keganasan di dunia.</p> <p>"Ancaman berterusan daripada Israel memaksa pergerakan ini untuk terus meningkatkan keupayaan senjatanya bagi menunaikan peranannya dalam membebaskan wilayah yang diduduki," kata Nasrallah dalam sidang media semalam untuk membentangkan manifesto politik baru Hizbullah.</p> <p>Beliau menggesa seluruh dunia supaya bangkit menentang ancaman keganasan AS.</p> <p>"Tidak perlu dipersoalkan lagi bahawa keganasan Amerika telah menjadi punca segala keganasan di seluruh dunia," kata Nasrallah. - AFP</p></div></div></div>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715318223618011495.post-66822891621108597992009-12-02T01:36:00.001+08:002009-12-02T01:38:05.911+08:00Khutbah Rasulullah SAW di Ghadir Khum<span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">(http://swaramuslim.net)</span></span><br /><br /><div align="right"> <small><i>Oleh : <a href="http://swaramuslim.net/" target="_blank">Redaksi</a><br /></i></small></div><br />Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang<br />Puja dan Puji Bagi Allah SWT<br /><img src="http://swaramuslim.net/images/uploads/islam/sirah_islam/Ghadir_Khum-01.jpg" alt="image" name="image" align="right" border="0" height="180" hspace="5" width="150" />Segala puja dan puji hanya bagi Allah SWT yang begitu tinggi dalam ke-Esaan-Nya, dan yang begitu dekat dalam kesendirian-Nya. Maha Agung dalam kekuasaan-Nya dan Maha besar dalam kekokohan-Nya. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu sementara Dia tetap pada derajat-Nya. Semua makhluk ciptaan-Nya tunduk dibawah kekuasaan dan hujjah-Nya. Ia senantiasa disyukuri dan dipuji. Ia memiliki keagungan yang abadi. Ia yang memulakan dan Ia pula yang akan mengembalikan, dan semua perbuatan akan kembali kepada-Nya.<br /><br />Dialah pencipta langit yang tinggi, penghampar bumi yang luas dan keduanya itu takluk dibawah kekuasan-Nya. Ia Maha Kudus dan Suci, pembimbing bagi Malaikat dan ruh, pemberi karunia atas semua ciptaan-Nya dan bersifat lembut atas semua makhluk-Nya. Setiap pandangan mata berada dibawah kontrol-Nya, sementara mata-mata itu tak dapat melihat-Nya.<br /><br />Ia maha Mulia dan Lembut, rahmat-Nya yang luas meliputi segala sesuatu dan semuanya mendapat anugerah nikmat-Nya. Ia tidak tergesa-gesa dalam memberikan sanksi kepada hamba-hamba-Nya dan tidak pula bersegera dalam menyiksa mereka yang berhak mendapatkan siksa.<br /><br />Ia mengetahui segala rahasia, mengerti segala isi hati dan bagi-Nya tak ada sesuatupun yang tersembunyi serta tak sedikitpun ada kesamaran bagi-Nya. Ia meliputi segala sesuatu, menundukkan, mengalahkan dan menguasai segala-galanya. Tak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Dialah Pencipta sesuatu tatkala tak ada sesuatupun, Abadi, Hidup, Penegak Keadilan, tak ada tuhan selain Dia, Maha Mulia dan Bijaksana.<br /><br />Dia Maha Agung untuk dijangkau oleh pandangan mata, sedang Ia menjangkau segala pandangan. Maha lembut lagi Maha mengetahui. Tak ada satupun makhluk-Nya yang mampu menggapai sifat-Nya, tak seorangpun dapat mengetahui seluk beluk-Nya, baik yang lahir maupun yang batin, kecuali apa yang Ia tunjukkan akan diri-Nya sendiri.<br /><br />Aku bersaksi bahwa Dialah Tuhan yang kesucian-Nya memenuhi masa, yang cahaya-Nya meliputi keabadian, yang menjalankan urusan-Nya tanpa musyawarah kepada siapapun, tak ada sekutu dalam takdir dan ketentuan-Nya dan tak perlu penolong dalam pengaturan-Nya.<br /><br />Dialah yang membentuk ciptaan-Nya tanpa contoh, membuatnya tanpa bantuan siapapun, dan tanpa beban pikiran sebelumnya. Semua Ia adakan hingga terwujud, Ia ciptakan hingga menjadi tampak. Dialah Allah yang tiada tuhan kecuali hanya Dia, kokoh ciptaan-Nya, indah buatan-Nya, Maha Adil dan tak berbuat zalim dan Dialah Maha Mulia yang semua urusan kembali pada-Nya.<br /><br />Aku bersaksi bahwa Dialah Tuhan yang karena keagungan-Nya merunduklah segala sesuatu, yang karena kudrat-Nya menyerahlah segala keberadaan, dan yang karena haibah-Nya tunduklah segala-galanya.<br /><br />Dialah Raja Diraja, Penggerak semua planet, penunduk matahari dan rembulan, dimana semua itu beredar sampai batas waktu tertentu, memasukkan malam pada siang, dan memasukkan siang pada malam dan semua itu berjalan dengan begitu cepatnya.<br /><br />Dialah yang memecahkan setiap yang keras dan membangkang, menghancurkan setiap setan yang menentang. Dialah yang tak punya lawan dan sekutu. Esa dan berdiri sendiri. Tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak satupun yang menyamai-Nya. Dialah Tuhan yang Esa, Rab yang Mulia. Ketika Ia ingin, maka Ia lakukan, dan ketika Ia berkehendak maka tertentukanlah segala ketetapan, serta ketika Ia mengetahui maka tertentukanlah segala bilangan.<br /><br />Dialah yang mematikan dan menghidupkan, membuat kemiskinan dan mendatangkan kekayaan, membuat tawa dan tangisan, mendekatkan dan menjauhkan, mencegah dan memberi. Bagi-Nya kerajaan dan pujian, dan ditangan-Nya lah segala kebaikan, serta Dia lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.<br /><br />Dialah Tuhan yang memasukkan malam ke dalam siang, dan memasukkan siang ke dalam malam, tiada tuhan selain-Nya, yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun, mengabulkan doa, melipat gandakan pemberian, mengetahui bilangan hembusan nafas jin dan manusia. Tak ada satu perkarapun yang sulit bagi-Nya.<br /><br />Jeritan hamba-hamba-Nya tak membuat-Nya terganggu, tak pernah merasa lelah dengan permintaan paksa dan rengekan hamba-hamba-Nya, senantiasa melindungi hamba-hamba-Nya yang saleh, memberikan taufik bagi hamba-hamba-Nya yang beruntung, dan memimpin kaum mukminin.<br /><br />Dialah Tuhan semesta alam, yang berhak dan layak untuk selalu dipuji dan disyukuri oleh setiap makhluk ciptaan-Nya, dalam segala keadaannya. Aku selalu bersyukur kepada-Nya, baik dalam keadaan senang atau susah, dalam keadaan suka maupun duka. Aku beriman kepada-Nya dengan sepenuh keyakinan, begitu pula kepada malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.<br /><br />Aku mendengar dan mentaati segala perintah-Nya serta bersegera melaksanakan segala apa yang diridhai-Nya. Akupun pasrah dan menyerah kepada segala ketentuan-Nya demi mentaati-Nya, dan aku takut akan siksa-Nya. Karena Dialah Allah yang tak satupun dari hamba-hamba-Nya yang bisa merasa aman dari incaran-Nya, sekalipun tidak perlu khawatir terhadap kezaliman-Nya (karena Allah tidak akan pernah melakukannya).<br /><br /><b><span style="font-size:85%;">Perintah Ilahi Tentang Satu Perkara Penting</span></b><br />Aku berikrar diri kepada-Nya dengan penghambaan, bersaksi bagi-Nya dengan ketuhanan, dan akupun bertekad bulat untuk menjalankan segala apa yang diwahyukan kepadaku demi menghindarkan diri dari azab yang tak seorangpun dapat menghalangi dan menolakkannya dari diriku, betapapun hebat ilah dan alasannya, akibat tidak melakukan perintah-Nya itu.<br /><br />Tiada Tuhan selain Dia yang telah mengabarkan dan mengancam bahwa apabila aku tidak menyampaikan apa-apa yang telah diturunkan kepadaku (sehubungan dengan masalah wilayah Ali a.s.), maka berarti aku dianggap sama sekali tidak menyampaikan risalah dan ajaran-Nya. Ia telah pula menjamin keselamatanku dari bahaya kejahatan para pendengki, dan Dialah yang Maha Mulia dan pemberi kecukupan.<br /><br /><b>Dia telah menurunkan wahyu padaku</b>:<br /><i>“Dengan asma Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Wahai Rasul, sampaikanlah (kepada manusia) apa yang telah diturunkan padamu dari Tuhanmu. Dan (ketahuilah) apabila engkau tidak melaksanakannya (masalah wilayah Ali itu), maka berarti engkau sama sekali tidak menyampaikan risalah-Nya. Dan (janganlah khawatir) Allah senantiasa menjagamu dari segala bentuk kejahatan manusia”</i>.(al-Maidah 67)<br /><br />Wahai manusia! Aku bertekad bulat untuk tidak teledor dalam menyampaikan segala apa saja yang telah Dia turunkan kepadaku, dan kini dengarkanlah baik-baik, aku akan menjelaskan sebab turunya ayat tersebut pada kalian:<br /><br />Sesungguhnya malaikat Jibril a.s. sudah tiga kali turun kepadaku dan menyampaikan salam Tuhanku serta memerintahkan agar berdiri di tempat perkumpulan ini untuk menyampaikan pada kalian baik yang berkulit putih maupun yang berkulit hitam, bahwa sesungguhnya Ali bin Abi Thalib adalah saudaraku, washiku, khalifahku bagi umatku dan imam setelahku.<br /><br />Kedudukan dia di sisiku sebagaimana kedudukan Harun di sisi Musa, hanya saja tidak ada nabi lagi setelahku. Dia sebagai pemimpin kalian setelah Allah dan Rasul-Nya, dan sungguh dalam masalah ini Allah telah menurunkan sebuah ayat dalam kitab-Nya kepadaku:<br /><br /><i>“Sesungguhnya pemimpin kalian adalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman yang mendirikan Shalat dan mengeluarkan zakat sementara ia dalam keadaan rukuk”</i>. (al-Ma'idah 55)<br /><br />Ketahuilah bahwa Ali bin Abi Thalib telah mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat ketika ia sedang rukuk, demikianlah yang dikehendaki Allah SWT.<br /><br />Wahai manusia! Ketika itu aku memohon pada malaikat Jibril a.s. agar Allah memaafkanku untuk tidak menyampaikan masalah penting ini pada kalian karena aku telah mengetahui betapa sedikitnya orang-orang yang bertakwa, dan betapa banyaknya orang-orang munafik, orang-orang yang membuat kerusakan dan para penipu yang tidak suka kebenaran Islam yang. Ciri-ciri mereka disebutkan oleh Allah dalam kitab suci al-Quran bahwa mereka biasa mengatakan dengan lisan mereka hal-hal yang bertolak belakang dengan isi hati mereka, dan mereka suka meremehkan masalah ini padahal di sisi Allah merupakan masalah yang sangat besar. Sebab itulah kaum munafikin berulang kali menyakitiku. Mereka mengatakan bahwa aku adalah “udzun” (mendengar dan menerima setiap omongan,), mereka mengira bahwa aku ini seperti itu, karena Ali a.s senantiasa menyertaiku dan aku selalu menaruh perhatian penuh kepadanya, sehingga dengan demikian Allah SWT menurunkan ayat yang menyinggung perihal perilaku mereka tersebut:<br /><br /><i>“Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi SAWW dan mereka mengatakan bahwa Nabi itu adalah “udzun” (mempercayai semua apa yang didengar alias gampang percaya), katakanlah (kepada mereka): ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah dan mempercayai orang-orang mukmin….”. </i>(al-Taubah 61).<br /><br />Kalau saja aku mau, maka aku dapat menyebutkkan satu-persatu dari nama-nama mereka itu; dan kalau aku mau menyebutkannya dengan isyarat, maka aku mampu melakukannya; dan kalau aku mau meyebut mereka dengan tanda-tanda, maka aku juga dapat melakukannya. Akan tetapi –demi Allah– aku masih tetap sabar terhadap mereka.<br /><br />Namun dengan semua ini, Allah SWT tetap tidak akan rela kepadaku sampai aku menyampaikan pada kalian apa-apa yang telah Dia turunkan berkaitan dengan hak wilayah Ali tersebut.<br /><br /><b>Lalu Rasulullah SAWW membacakan ayat berikut ini:</b><br /><i>“Wahai Rasul, sampaikanlah (kepada manusia) apa-apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan (ketahuilah) apabila engkau tidak melaksanakannya (masalah penyampaian wilayah Ali itu), maka berarti engkau sama sekali tidak menyampaikan risalah-Nya. Dan (janganlah khawatir) Allah senantiasa menjagamu dari segala bentuk kejahatan manusia”</i>. (al-Maidah 67)<br /><br /><b><span style="font-size:85%;">Pengumuman Resmi Wilayah dan Imamah 12 Imam Maksum a.s.</span></b><br /><img src="http://swaramuslim.net/images/uploads/islam/sirah_islam/Ghadir_Khum-02.jpg" alt="image" name="image" align="right" border="0" height="180" hspace="5" width="150" />Wahai manusia! Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah SWT telah mengangkat untuk kalian seorang pemimpin dan imam yang wajib ditaati baik oleh kalian yang dari kaum muhajirin, maupun dari kaum anshar, juga oleh para pengikut jejak baik mereka, penduduk desa atau kota, masyarakat Ajam (non-Arab) atau Arab, yang bebas atau budak, besar atau kecil, kulit putih atau hitam, dan juga oleh semua orang yang mengesakan Tuhan. Hukum dan ketetapannya (Ali a.s. red) berlaku untuk semua orang, ucapan dan kata-katanya wajib diamalkan. Terkutuklah siapa saja yang menentangnya, dan dipastikan bahwa siapa saja yang mengikuti dan membenarkannya akan mendapatkan curahanan rahmat Ilahi dan ampunan-Nya.<br /><br />Wahai manusia! Ketahuilah bahwa saat ini merupakan kesempatan terakhir bagiku untuk berdiri di tempat umum ini, maka dengarkanlah baik-baik, tunduk dan taatlah pada perintah-perintah Tuhan kalian. Karena sesungguhnya Allah SWT adalah merupakan wali (Penguasa), pemimpin dan Tuhan kalian, kemudian setelah-Nya, adalah Rasul kalian, Muhammad bin Abdullah SAWW sebagai wali kalian, dan yang kini berdiri dan menghadap kepada kalian (Imam Ali a.s.). Kemudian sepeninggalku yang akan menjadi wali, pemimpin dan imam kalian adalah Ali sesuai dengan perintah Allah SWT Dan setelah Ali, keimamahan dipegang oleh anak keturunanku dari putra-putra Ali sampai kalian pada suatu hari kelak menjumpai Allah dan Rasul-Nya.<br /><br />Tidak ada sesuaatu-pun yang halal melainan dihalalkan oleh Allah SWT, Rasul-Nya, dan para imam yang maksum, dan tidak ada sesuatupun yang haram atas kalian melainkan diharamkan oleh Allah, Rasul-Nya dan para imam maksum tersebut. Sesungguhnya Allah SWT telah memperkenalkan kepadaku segala yang halal dan yang haram. Dan apa-apa yang telah diajarkan padaku dari kitab-Nya, telah pula kuajarkan kepadanya (Ali a.s. red).<br /><br />Wahai manusia! Utamakanlah Ali dari yang lainnya, ketahuilah tak ada satupun ilmu melainkan Allah SWT telah mengumpulkannya dalam diriku, dan setiap ilmu yang telah diberikan kepadaku telah aku ajarkan pada imam muttakin (pemimpin orang-orang yang takwa) Ali. Ali adalah “imam-mubin (terang/nyata)” yang telah Allah diisyaratkan dalam Surah Yasin:<br /><br /><i>“Dan segala sesuatu itu telah kami kumpulkan dalam diri imam mubin”</i>. (Ya Siin 12)<br /><br />Wahai manusia! Janganlah kalian sampai lari meninggalkan Ali dan memilih jalan sesat, janganlah kalian congkak dan membangkang wilayahnya (kepemimpinannya), karena dialah yang menunjukkan kalian pada jalan yang benar dimana ia telah mengamalkannya, dan dia pula yang menghancurkan kebatilan dan mencegah kalian dari perbuatan batil itu, serta lebih dari itu, dia tetap tegar pada jalan Allah dimana cerca-hina para pendengkinya tidak akan membuatnya gentar.<br /><br />Dialah (Ali a.s.) adalah orang yang pertama kali mengimani Allah dan Rasul-Nya, tak seorangpun yang mendahului keimanannya padaku. Dialah yang telah berani mempertaruhkan nyawanya demi membela Rasulullah SAWW, dan dia pula yang selalu menyertai Rasulullah SAWW ketika tak ada seorangpun yang menyembah Allah bersama Rasulullah saat itu. Dialah yang pertama kali melakukan shalat, dan yang pertama kali menyembah Allah bersamaku. Dari Tuhan kuperintahkan kepadanya agar menggantikanku di tempat tidurku (sewaktu hijrah, red.), dan ia tidur di sana, sementara ia mengorbankan nyawanya untukku.<br /><br />Wahai manusia! Utamakanlah Ali, karena sesungguhnya Allah SWT telah mengutamakannya, dan terimalah (wilayah dan imamahnya) karena sesungguhnya Allah SWT yang telah mengangkatnya.<br /><br />Wahai manusia! Ketahuilah bahwa dia (Ali a.s.) merupakan imam dengan ketentuan Allah SWT. Allah tidak akan menerima taubat seseorang yang mengingkari wilayahnya dan juga tidak akan mengampuni dosa-dosanya. Sungguh, Allah pasti akan melakukan demikian bagi siapa saja yang menentang perintahnya, akan mengadzabnya dengan siksa yang amat pedih selama-lamanya sampai akhir masa, maka berhati-hatilah kalian agar jangan sampai menentangnya, sebab akan berakibat bahwa kalian akan dimasukkan ke dalam neraka yang bahan bakarnya berupa manusia dan batu-batu yang, dimana semua telah disiapkan untuk orang-orang kafir.<br /><br />Wahai manusia! Demi Allah, sesungguhnya para nabi dan rasul terdahulu telah memberikan kabar gembira kepadaku. Demi Allah, bahwa aku adalah penutup para nabi dan rasul, serta sebagai hujjah atas semua makhluk-Nya baik dari kalangan penduduk langit atau bumi. Siapa saja yang merasa ragu atas hal itu, maka sungguh ia telah kafir sebagaimana kafirnya orang-orang jahiliyah terdahulu. Barang siapa yang ragu dengan ucapan-ucapanku itu walaupun hanya sedikit saja, maka berarti ia telah meragukan semua ucapanku. Barang siapa yang ragu pada satu imam (dari dua belas imam, red) saja, berarti ia telah ragu terhadap semuanya. Dan barang siapa yang ragu atas kami, maka tiada lain baginya kecuali api neraka.<br /><br />Wahai manusia! Allah SWT telah memberikan keutamaan ini kepadaku sebagai karunia dan kebaikan-Nya atasku, tiada tuhan selain Dia, puja dan pujiku pada Nya selama-lamanya dan sepanjang masa atas segala keadaan.<br /><br />Wahai manusia! Utamakanlah Ali, karena sesungguhnya ia paling utamanya manusia setelahku, baik laki-laki maupun perempuan, selama ada hari dan keberadaan. Sungguh terlaknatlah, terkutuklah dan termurkai siapa saja yang menolak dan menentang ucapanku ini. Ketahuilah bahwa sesungguhnya malaikat Jibril a.s. telah membawa berita dari Allah untukku,<br /><br />Ia berkata:<br /><i>“Barang siapa yang memusuhi Ali, dan tidak mau berwilayah kepadanya, maka ia akan mendapat laknat dan murka-Ku”</i><br /><br />Maka dari itu hendaknya setiap diri melihat apa-apa yang telah dilakukannya untuk hari esok, takutlah kalian kepada Allah, jangan sampai kalian berani menentang Ali yang akan berakibat tergelincirnya kaki-kaki kalian setelah kokoh berdiri. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kalian lakukan.<br /><br />Wahai manusia! Ketahuilah bahwa sesungguhnya Ali adalah “Janbillah” (sisi Allah) sebagaimana yang telah diisyaratkan oleh Allah di dalam kitab-Nya ketika menyinggung orang-orang yang menentangnya dengan berfirman:<br /><br /><i>“Agar tidak ada orang yang mengatakan : Amat besar penyesalanku atas kelalaianku terhadap `Janbillah`”</i>. (surah az-Zumar: 56)<br /><br />Wahai manusia! Renungkanlah al-Quran, pahamilah ayat-ayatnya, perhatikanlah muhkamatnya (ayat-ayat yang jelas maknanya), dan janganlah kalian mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat (samar). Demi Allah, tidak ada yang mampu menjelaskan bathinnya dan tidak ada yang dapat menafsirkannya untuk kalian, kecuali orang yang aku pegang tangannya ini, yang aku bawa ke atas dan aku angkat tangannya tinggi-tinggi. Aku beritakan pada kalian bahwa barang siapa yang menjadikan aku sebagai wali dan pemimpinnya, maka orang ini (Ali a.s.) sebagai wali dan pemimpinnya juga. Dialah Ali bin Abi Thalib, saudaraku dan washiku. Wilayahnya resmi dari Allah SWT sebagaimana yang telah diturunkan melaluiku.<br /><br />Wahai manusia! Sesungguhnya Ali dan orang-orang suci dari keturunanku, mereka adalah “<b>Tsiqlul-Ashghar</b>” (mutiara kecil) sedang al-Quran merupakan “<b>Tsiqlul-akbar</b>” (mutiara besar), satu sama lainnya saling memberikan berita dan terdapat keserasian antara keduanya, dan kedua-duanya itu tidak akan berpisah sampai menjumpai aku di telaga Kautsar kelak. Ketahuilah mereka itu adalah orang-orang kepercayaan Allah diantara manusia-manusia, dan sebagai para hakim-Nya di muka bumi ini.<br /><br />Ketahuilah, kini aku telah menunaikan tugasku, ketahuilah aku telah menyampaikan risalah-Nya, ketahuilah aku telah menjelaskannya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah SWT telah mengataknnya, dan aku mengatakan hal ini dari Allah SWT. Ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada “Amirul Mukminin” (pemimpin para mukmin) selain dari pada saudaraku ini, dan ketahuilah bahwa tidak sah (halal) bagi siapapun untuk menjadi amirul mukminin setelahku nanti, selain Ali a.s.<br /><br /><center><img src="http://swaramuslim.net/images/uploads/islam/sirah_islam/Ghadir_Khum-02b.jpg" alt="image" name="image" border="0" hspace="5" width="550" /></center><br /><br /><b><span style="font-size:85%;">Pengangkatan Wilayah Amirul Mukminin</span></b><br />Kemudian setelah itu Rasulullah SAWW menepuk lengan Ali a.s. dan mengankat tangannya tinggi-tinggi. Semua ini terjadi, yakni semenjak Rasulullah SAWW menaiki mimbar, Imam Ali a.s. pun ada di mimbar itu dengan posisi lebih rendah satu tangga dari tempat Rasulullah SAWW berdiri, dimana karena wajah (kepala) Rasulullah SAWW agak miring ke arah kanan, maka seakan keduanya berdiri tegak di satu tempat.<br /><br />Lalu Rasulullah SAWW mengangkat tangan Ali a.s. dengan tangannya, sehingga kedua tangan mulia itu terangkat mengarah ke langit dan disamping itu beliau menarik Ali a.s. dari tempatnya sehingga kaki Ali a.s. sejajar dengan kaki Rasulullah SAWW kemudian beliau bersabda:<br /><br />“Wahai manusia! Ini adalah Ali, ia adalah saudaraku, washiku, penghimpun ilmuku, dan ia adalah khalifahku bagi umatku, yaitu orang-orang yang beriman kepadaku. Ia khalifahku dalam menafsirkan kitab Allah SWT dan yang mengajak mengamalkanya. Begitu pula ia yang mengamalkan apa-apa yang diridhai Allah, dan yang akan memerangi musuh-musuh-Nya, membela orang-orang yang mentaati-Nya dan mencegah orang-orang dari bermaksiat kepada-Nya.<br /><br />Ia (Ali a.s.) adalah khalifah Rasulullah SAWW, pemimpin kaum mukminin, imam penunjuk kepada jalan-hak, memerangi kelompok Naakitsin (Jamal, red.), Qosithin (Mu'awiyah, red.) dan Mariqiin (Khawarij, red) sesuai perintah Allah SWT.<br /><br />Allah SWT berfirman:<br /><i>“Sesungguhnya di sisi-Ku, segala ucapan tidak akan mengalami perubahan”. </i><br /><br />Wahai Tuhanku dengan perintah-Mu aku berkata: “Ya Allah cintailah setiap orang yang mencintai Ali, dan musuhilah setiap orang yang memusuhinya, tolonglah orang-orang yang menolong Ali, rendahkanlah siapa saja yang merendahkan Ali, laknatilah setiap orang yang mengingkari Ali, murkailah siapa saja yang menolak hak Ali.<br />Ya Allah, dengan jelasnya masalah ini, dan ditetapkannya Ali (sebagai imam, red.) pada hari ini, Engkau turunkan ayat-Mu yang berbunyi:<br /><i>“Pada hari ini Aku telah sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan Aku telah melengkapi nikmat-Ku atas kalian, dan Aku-pun rela bahwa Islam sebagai agama kalian”</i>. (al_Maidah, 3)<br /><br />“Barang siapa yang mengikuti agama selain Islam, maka ia tidak akan diterima dan pada hari akhirat kelak ia termasuk orang-orang yang merugi”.<br /><br />Ya Allah! Aku menjadikan-Mu sebagai saksi, bahwasannya aku telah menyampai apa-apa yang Engkau perintahkan.<br /><br /><b><span style="font-size:85%;">Penekanan Perhatian Ummat Pada Masalah Imamah</span></b><br /><img src="http://swaramuslim.net/images/uploads/islam/sirah_islam/Ghadir_Khum-03a.jpg" alt="image" name="image" align="right" border="0" hspace="5" width="150" />Wahai manusia! Sesungguhnya Allah SWT telah menyempurnakan agama kalian dengan masalah imamah, maka barang siapa yang tidak mau mengikutinya dan tidak mengikuti orang-orang yang menggantikan kedudukannya dari keturunanku yaitu anak-anaknya, sampai hari kiamat -hari kembali kepada Allah SWT- maka semua amal ibadah mereka di dunia ini akan terhapus dan mereka akan dimasukkan ke dalam api neraka kekal selama-lamanya, dan adzab mereka itu tidak akan diringankan sedikitpun serta tidak akan pernah diberikan tangguhan.<br /><br />Wahai manusia! Ini adalah Ali, orang yang banyak menolongku di antara kalian, yang paling berhak menjadi penggantiku, yang paling dekat padaku dan yang paling mulia di mataku di antara kalian semua, dan sesungguhnya Allah SWT dan aku, ridha kepadanya. Tidak ada satu ayatpun tentang ridha yang turun kepadaku melainkan dia (Ali a.s.) termasuk di dalamnya, tak pernah Allah meng-khithab-i (lawan bicara, red) orang-orang beriman melainkan Dia memulainnya dengan ber-khithab kepadanya, tak satupun ayat pujian yang turun dalam al-Quran, melainkan dia (Ali a.s.) ikut serta di dalamnya. Dan Allah SWT dalam surah “Hal Ataa 'Alaal Insaan” (al-Insan, ayat 1) tidak memberikan kesaksian dengan surga kecuali untuknya. Allah tidak menurunkan surah ini untuk selainnya, dan juga, Ia tidak memuji siapapun dalam surah ini, kecuali dirinya.<br /><br />Wahai manusia! Ketahuilah bahwa dia (Ali a.s.) adalah penolong agama Allah SWT, pembela Rasulullah SAWW, paling bertakwa, suci, dan penunjuk orang-orang yang mendapat hidayah. Sesungguhnya nabi kalian adalah paling baiknya nabi, washi (pengganti) kalian adalah paling baiknya washi dan putra-putranya adalah paling baiknya washi.<br /><br />Wahai manusia! Ketahuilah bahwa sesungguhnya nasab dan anak cucu setiap nabi adalah dari diri mereka masing-masing, tapi nasab dan anak cucuku dari keturunan Ali.<br /><br />Wahai manusia! Sesungguhnya iblis telah menyebabkan keluarnya Adam a.s. dari surga dengan sifat hasadnya, maka berhati-hatilah jangan sampai kalian mempunyai sifat hasad terhadap Ali yang menyebabkan amal ibadah kalian terhapus dan kaki-kaki kalian tergelincir. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Adam a.s. diturunkan ke bumi karena satu kesalahan saja, padahal beliau adalah pilihan Tuhan, lalu bagaimana dengan kalian, sedang kalian ini bukan apa-apa (dibanding dengan Adam a.s.), bahkan diantara kalian ada orang-orang yang dimusuhi Allah SWT!?<br /><br />Ketahuilah, sesungguhnya tidak ada yang memusuhi Ali kecuali orang yang betul-betul celaka, tidak ada yang mencintai Ali kecuali orang yang betul-betul bertakwa dan tidak ada yang mempercayai Ali kecuali orang yang betul-betul ikhlas keimanannya. Demi Allah, sesungguhnya surah “<b>wa al-'Ashr”</b> turun untuk keutamaan Ali:<br /><br /><i>“Demi masa, sesungguhnya semua manusia berada dalam kerugian”, kecuali Ali yang telah betul-betul beriman, melakukan amal ibadah shaleh dan rela terhadap kebenaran dan kesabaran.</i><br /><br />Wahai manusia! Sesungguhnya aku telah menjadikan Allah sebagai saksi bahwa kini aku telah menyampaikan risalahku pada kalian dan tak ada pada pundak Rasul selain dari pada menyampaikan dan menerangkan risalah.<br /><br />Wahai manusia! Takutlah kalian kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya, dan janganlah kalian meninggalkan dunia kecuali dalam keadaan pasrah menyerah.<br /><br /><b><span style="font-size:85%;">Keragu-raguan Kaum Munafikin</span></b><br /><img src="http://swaramuslim.net/images/uploads/islam/sirah_islam/Ghadir_Khum-04b.jpg" alt="image" name="image" align="right" border="0" hspace="5" width="150" />Wahai manusia! “Berimanlah kalian kepada Allah SWT, rasul-Nya dan kepada nur yang diturunkan bersamanya, sebelum Kami (Allah) hancurkan wajah-wajah dan Kami campakkan/plintir ke belakang atau Kami kutuk sebagaimana `ashaabu-sabt`”.<br /><br />Demi Allah, sesungguhnya ayat ini tidak ditujukan melainkan kepada suatu kelompok dari sahabat-sahabatku yang mereka itu aku kenali nama-nama dan keturunan mereka, hanya saja aku diperintahkan oleh Allah SWT agar menutupi mereka. Maka masing-masing orang akan mendapatkan balasan sehubungan dengan amalnya berkenaan dengan cinta dan bencinya kepada Ali.<br /><br />Wahai manusia! Sesungguhnya nur itu ditetapkan oleh Allah SWT untuk diriku, kemudian untuk diri Ali bin Abi Thalib dan setelah itu pada putra-putra dari keturunannya sampai kepada penegak keadilan, al-Mahdi. Ialah yang akan mengambil hak Allah (yang terampas oleh orang-orang yang tidak berhak) dan semua hak yang mesti kembali kepada kami, karena sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan kami sebagai hujjah atas semua orang-orang yang lalai, pembenci, penentang, pengkhianat, lalim dan para perampas (wilayah kami), yang berada di seluruh penjuru alam.<br /><br />Wahai manusia! Kini aku peringatkan kalian bahwa aku adalah Rasulullah dimana telah mendahuluiku para rasul sebelumku. Apakah jika esok hari aku meninggal dunia atau terbunuh, kalian akan berbalik? Ketahuilah bahwa kalau kalian berbalik, tidak akan merugikan Tuhan sedikitpun. Dan Allah SWT akan segera memberikan balasan nikmat bagi orang-orang yang bersyukur dan sabar. Ketahuilah, sesungguhnya Ali adalah penyandang sifat sabar dan syukur, dan setelah itu para putranya dari keturunanku.<br /><br />Wahai manusia! Janganlah kalian mengharap lebih dari aku dengan alasan kalian telah menerima Islam, apalagi dari Allah. Karena hal semacam itu akan menyebabkan amal ibadah kalian terhapus dan kalianpun akan mendapat murka dan dimasukkan ke dalam jilatan api neraka oleh Allah SWT. Sesungguhnya Tuhan kalian senantiasa mengawasi kalian.<br /><br />Wahai manusia! Ketahuilah bahwa nanti sepeninggalku akan ada pemimpin-pemimpin yang akan mengajak kalian ke api neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan pernah tertolong.<br /><br />Wahai manusia! Allah SWT dan aku berlepas diri dari mereka.<br /><br />Wahai manusia! Mereka itu, dan penolong mereka, pembela dan pengikut mereka, akan berada di dalam dasar api neraka yang paling bawah. Sungguh betapa buruknya tempat kembali orang-orang yang congkak dan sombong itu. Ketahuilah, mereka itu adalah “ashabus shahifah”, maka hendaknya masing-masing kalian memperhatikan shahifahnya (buku, red.) sendiri-sendiri.<br /><br />Ket:<br />Perawi hadis berkata: “Ketika Rasulullah menyebutkan nama-nama “ashabus shahifah” itu, mayoritas orang-orang yang mendengarnya tidak memahami maksud ucapan beliau tersebut dan membangkitkan tanda tanya dalam hati mereka, hanya sedikit sekali orang-orang memahami maksud ucapan beliau kala itu.”<br /><br />Wahai manusia! Aku amanatkan kekholifaan sebagai imamah dan warisan ini kepada keturunanku sampai hari kiamat, dan aku telah sampaikan segalanya sesuai dengan yang diperintahkan kepadaku, sehingga hal itu menjadi hujjah baik bagi orang yang hadir maupun yang tidak hadir, bagi yang sudah lahir maupun yang belum lahir. Oleh karena itu, hendaknya orang yang hadir menyampaikan (hal ini) kepada orang yang tidak hadir, dan seorang ayah menyampaikannya kepada anaknya hingga hari kiamat tiba.<br /><br />Tidak lama lagi, sepeninggalku, mereka-mereka itu akan merebut imamah ini (dari keturunanku) dengan paksa dan menjadikannya sebagai sistim kerajaan. Semoga Allah melaknat para perampas (imamah ini). Pada saat itulah Dia akan menimpakan kepada kalian apa-apa yang mesti ditimpakan, dan mengirimkan kepada kalian api dan timah panas, sementara kalian tidak akan mampu menghindarinya.<br /><br />Wahai manusia! Allah azza wa jalla tidak akan meninggalkan kalian sendirian. Dia yang akan memisahkan orang yang baik dari yang jahat, dan Dia tidak akan memberi tahu kalian tentang alam ghaib.<br /><br />Wahai manusia! Tidak ada sebuah negara yang makmur yang penduduknya mendustakan tanda-tanda kekuasaan Tuhan kecuali Ia akan memusnahkannya sebelum kiamat tiba dan menundukkannya di bawah pemerintahan Imam Mahdi, Dan Dia (Allah) akan memenuhi janji-Nya ini.<br /><br />Wahai manusia! Orang-orang sebelum kalian telah binasa. Allah yang telah membinasakan mereka, dan Dialah yang akan membinasakan orang-orang masa mendatang. Allah berfirman:<br /><i>“Apakah bukan Kami yang telah membinasakan orang-orang zaman dahulu, kemudian Kami ikutkan orang-orang lain ke dalam mereka? Begitulah kami memperlakukan orang-orang yang berdosa. Celakalah pada hari itu para pendusta”.</i><br /><br />Wahai manusia! Allah telah menurunkan perintah dan larangan-Nya untukku, dan akupun mengajarkannya kepada Ali, sesuai dengan yang diperintahkan Allah. Dan pengetahuan tentang perintah dan larangan ini ada di sisi-Nya. Dengan ini, dengarkanlah perintahnya (Ali a.s.) sehingga kalian selamat, dan taatilah dia sehingga kalian mendapat petunjuk. Terimalah larangannya, sehingga kalian berada di jalan yang benar, dan berjalanlah menuju tujuannya. Jangan sampai jalan-jalan yang asing (lain dari ajaran Nabai SAWW) menyelewengkan kalian dari jalannya.<br /><br /><b><span style="font-size:85%;">Pengikut Ahlul Bait a.s.dan Musuh Mereka</span></b><br />Wahai manusia! Aku adalah jalan Allah yang lurus dimana Ia telah memerintahkan kalian untuk mengikutinya; Kemudian Ali setelah aku; Kemudia putera-puteraku dari keturunannya sebagai imam pemberi hidayah dan petunjuk. Mereka akan menunjukkan jalan kebenaran dan dengan pertolongan Allah akan bertindak dengan penuh keadilan.<br /><br />Setelah itu beliau membaca surah Al-fatihah hingga selesai, kemudian melanjutkan khotbahnya seraya bersabda:<br /><br />Surah ini turun berkenaan denganku, dan demi Allah, turun (juga) berkenaan dengan mereka (para imam). Secara umum surah ini mencakup mereka dan secara khusus berkenaan dengan mereka. Mereka adalah para kekasih Allah yang tidak pernah merasa takut dan sedih. Ketahuilah bahwa hizbullah (tentara Allah) pasti akan menang.<br /><br />Ketahuilah bahwa para musuh mereka adalah orang-orang bodoh yang sesat dan saudara-saudara setan. Mereka dengan segala kesombongan saling tukar menukar kebatilan di antara mereka.<br /><br />Ketahuilah bahwa para pecinta mereka (Ahlul bait) adalah mereka yang disinyalir oleh Allah dalam kitab-Nya dengan firman-Nya:<br /><i>“Kamu (Muhammad) tidak akan mendapati umat yang beriman kepada Allah dan hari akhir, yang mencintai orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya meskipun mereka (para penentang tersebut) adalah ayah, anak, saudara atau kerabat mereka. Mereka itu adalah orang-orang yang telah ditetapkan iman di hati mereka oleh-Nya”.</i><br /><br />Ketahuilah bahwa para pencinta mereka (ahlul Bait) adalah orang-orang yang disebutkan dalam firman-Nya:<br /><i>“Orang-orang yang beriman dan tidak menodai iman mereka dengan kezaliman, akan merasa tentram dan aman, dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”.</i><br /><br />Ketahuilah bahwa para pecinta mereka (ahlul Bait) adalah orang-orang yang beriman dan tidak pernah ragu.<br /><br />Ketahuilah bahwa para pecinta mereka adalah orang-orang yang akan masuk surga dengan penuh ketenangan dan keselamatan, dan para malaikat datang menjumpai mereka seraya berkata:<br />“Kesejahteraan atas kalian. Kalian telah suci. Masuklah ke dalam surga untuk selama-lamanya”.<br /><br />Ketahuilah bahwa para pencinta mereka adalah orang-orang yang akan mendapatkan surga dan di sana mereka akan dianugerahi rizki tanpa perhitungan.<br /><br />Ketahuilah bahwa para musuh mereka (Ahlul Bait) adalah mereka (yang telah dijanjikan) untuk masuk kobaran api neraka.<br /><br />Ketahuilah bahwa para musuh mereka adalah orang-orang yang akan mendengar jeritan ketakutan dari neraka jahannam yang mendidih dan melihat kobaran apinya.<br /><br />Ketahuilah bahwa para musuh mereka adalah orang-orang yang disinyalir oleh Allah dalam firman-Nya :<br />“Setiap kali ada kelompok yang masuk neraka, mereka akan melaknat teman-teman senasib mereka……”.<br />Ketahuilah bahwa para musuh mereka adalah orang-orang yang termaktub dalam firman Allah :<br /><i>“Setiap kali satu kelompok dicampakkan ke dalam neraka, para penjaga neraka akan bertanya kepada mereka: “Apakah tidak datang pemberi peringatan kepada kalian?”. Mereka menjawab: “Telah datang kepada pemberi peringatan, tapi kami mendustakannya dan kami katakan kepadanya bahwa Allah tidak pernah menurunkan sesuatu (perintah-Nya), dan kamu berada dalam kesesatan yang nyata”, ….Ingatlah, kecelakaan bagi penghuni neraka sa'ir”.</i><br /><br />Ketahuilah bahwa para pecinta mereka (Ahlul Bait) adalah orang-orang yang takut kepada Allah sekalipun mereka dalam kesendirian (sepi), dan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.<br /><br />Wahai manusia! Betapa bedanya antara kobaran api dan pahala besar?!<br />Wahai manusia! Musuh kami adalah orang yang dicerca dan dilaknat Allah, dan pecinta kami adalah orang yang dipuji dan dicintai oleh-Nya.<br />Wahai manusia! Aku adalah pembawa ancaman, dan Ali pembawa janji kenikmatan.<br />Wahai manusia! Aku adalah pembawa peringatan, dan Ali pemberi hidayat.<br />Wahai manusia! Aku adalah nabi dan Ali adalah penggantiku.<br />Wahai manusia! Ketahuilah bahwa aku adalah nabi dan Ali imam dan washi setelahku. Dan para imam setelah dia adalah putra-putranya. Ketahuilah bahwa aku adalah ayah mereka dan mereka akan lahir darinya (Ali a.s.).<br /><br /><b><span style="font-size:85%;">Imam Mahdi a.s.</span></b><br />Ketahuilah bahwa imam terakhir adalah Mahdi. Ialah yang akan menang atas segala agama. Dialah pembalas dendam atas orang-orang zalim. Dialah penakluk dan pemusnah benteng-benteng (musuh yang kokoh). Dialah yang akan menang atas semua musyrikin dan sekali gus pemberi penunjuk (hidayah) kepada mereka.<br /><br />Ketahuilah bahwa dialah yang akan membalas dendam atas setiap tetesan darah para kekasih-kekasih Allah. Dialah penolong agama Allah.<br /><br />Ketahuilah bahwa dialah yang dapat memanfaatkan lautan (ilmu, red.) yang sangat dalam. Dialah yang menjadi timbangan bagi setiap pemilik keutamaan sesuai dengan kadarnya dan penjelas bagi setiap yang bodoh sesuai dengan kadarnya pula. Dialah yang telah dipilih oleh Allah. Dia adalah pewaris semua ilmu dan penakluk bagi semua pahaman.<br /><br />Ketahuilah bahwa dialah pemberi berita dari Tuhannya dan yang meninggikan ayat-ayat Ilahi. Dialah orang yang mendapat petunjuk nan kokoh. Dialah yang segala pekerjaan/urusan (makhluk) diserahkan kepadanya.<br /><br />Dialah yang para nabi terdahulu memberikan kabar gembira (atas kedatangannya). Dialah yang tetap ada sebagai hujjah dan tidak akan ada hujjah lagi setelahnya. Tidak ada kebenaran kecuali bersamanya dan tidak ada cahaya kecuali di sisinya.<br /><br />Ketahuilah bahwa tidak akan ada orang yang menang ke atasnya dan orang yang menentangnya tidak akan tertolong. Dialah kekasih Allah di muka bumi, penegak hukum di antara makhluk-makhluk-Nya, yang dipercaya oleh-Nya, baik dalam keadaan tersembunyi atau tampak.<br /><br /><b><span style="font-size:85%;">Bai'at pada Imam Ali</span></b><br />Wahai manusia! Telah kujelaskan dan kupahamkan kepada kalian dan setelah aku, Allah yang akan memahamkan kepada kalian.<br /><br />Ketahuilah bahwa setelah khotbahku selesai aku akan mengajak kalian untuk menjulurkan tangan kepadaku sebagai tanda bai'at dan pengakuan atasnya (Ali a.s.), dan selanjutnya menjulurkan tangan kepadanya secara langsung.<br />Ketahuilah bahwa aku telah berbai'at kepada Allah dan Ali telah berbai'at kepadaku. Aku akan mengambil bai'at dari kalian dengan perintah Allah. (Ia berfirman):<br /><i>“Orang-orang yang berbai'at kepadamu pada hakikatnya mereka berbai'at kepada Allah, tangan Allah di atas tangan mereka, maka barang siapa yang mengurai tali bai'atnya, sesungguhnya ia telah berbuat sesuatu yang membahayakan dirinya, dan barang siapa setia dengan janji yang telah diucapkannya kepada Allah, maka Ia akan menganugerahkan pahala yang besar kepadanya”.</i><br /><br /><b><span style="font-size:85%;">Halal, Haram dan Kewajiban</span></b><br />Wahai manusia! Haji dan umrah adalah termasuk syi'ar-syi'ar Allah. (Ia berfirman):<br /><i>“Barang siapa yang melaksanakan haji ke Baitullah atau melaksanakan umrah, maka tidak ada dosa baginya untuk melaksanakan sa'i antara Shafa dan Marwah”.</i><br /><br />Wahai manusia! Kerjakanlah kewajiban haji ke Baitullah. Tiada satu keluarga yang datang mengunjungi Baitullah kecuali mereka akan merasa cukup bahagia, dan tiada satu keluarga yang meninggalkan kewajiban tersebut, kecuali mereka akan menjadi terputus dan miskin.<br /><br />Wahai manusia! Tiada seorang mukminpun yang melaksanakan wuquf (di Arafah, Masy'ar dan Mina) kecuali Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu hingga hari itu, dan baru setelah hajinya selesai, amalannya (dosanya, red.) akan dihitung dari awal.<br /><br />Wahai manusia! Orang-orang yang melaksanakan haji, akan ditolong dan segala biaya yang mereka keluarkan akan kembali. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan orang-orang yang berbuat kebajikan.<br /><br />Wahai manusia! Laksanakanlah haji ke Baitullah dengan agama yang sempurna, perenungan dan pengertian mengenainya, dan jangan pulang dari haji tersebut kecuali dengan taubat dan (kemauan kuat) meninggalkan dosa.<br /><br />Wahai manusia! Dirikanlah shalat dan bayarlah zakat sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kalian. Jika waktu telah jauh berlalu dan kalian tidak mengerjakan atau lupa akan semua itu, Ali yang akan mengambil keputusan atas kalian dan ia akan memperjelas (hukum-hukumnya) untuk kalian. Dialah orang yang dijadikan Allah sebagai kepercayaan-Nya setelah aku. Dia dari aku dan aku dari dia.<br /><br />Dia dan mereka yang berasal dari keturunanku akan menjawab setiap pertanyaan yang kalian pertanyakan dan menjelaskan setiap yang tidak kalian ketahui.<br /><br />Ketahuilah bahwa halal dan haram lebih banyak dari yang aku perkanalkan kepada kalian, dan tidak mungkin kuperintahkan kalian kepada kewajiban kalian dan kularang kalian dari yang diharamkan ke atas kalian, dalam satu majlis (pertemuan). Oleh karena itu, aku diperintahkan untuk mengambil bai'at dari kalian supaya kalian menerima bahwa apa yang kuemban dari sisi Allah berkenaan dengan Amirul mukminin Ali dan para penggantinya setelahnya yang mana mereka berasal dari keturunanku dan keturunannya, adalah tugas kepemimpinan (imamah) yang hanya dimiliki oleh mereka, dimana yang terakhir dari mereka adalah Mahdi, hingga masa ia berjumpa dengan Allah (mati).<br /><br />Wahai manusia! Setiap yang halal yang telah kuterangkan kepada kalian dan setiap yang haram yang kularang kalian untuk mengerjakannya, adalah hukum-hukum yang tidak pernah kulanggar dan kurubah (hukumnya sudah permanen). Ingat dan jagalah hal ini serta ingatkanlah orang lain akan halnya, dan janganlah sekali-kali kalian merubahnya.<br /><br />Kuulangi pesan-pesanku. Dirikanlah shalat, bayarlah zakat dan laksanakanlah amar makruf dan nahi mungkar. Ketahuilah bahwa amar ma'ruf yang paling tinggi (derajatnya) adalah memahami pesanku ini, dan menyampaikannya kepada orang-orang yang tidak hadir di sini, dan memerintahkan mereka untuk menerima, sebagai perintah dariku, serta melarang mereka untuk menentangnya. Karena hal ini adalah instruksi dari Allah dan dariku. Sementara amar ma'ruf dan nahi mungkar tidak akan pernah dapat dilaksanakan kecuali dengan imam maksum (ada dan bimbingannya, red.).<br /><br />Wahai manusia! al-Qur'an menegaskan kepada kalian bahwa para imam setelah Ali adalah putra-putranya, dan telah kutegaskan juga bahwa mereka berasal dari keturunanku dan keturunannya. Allah berfirman dalam kitab-Nya:<br /><i>“Dan Dia telah menjadikan imamah (ini) sebagai kalimah yang abadi di keturunannya”.</i><br /><br />Dan telah kutegaskan kepada kalian (dengan sabdaku):<br /><i>“Jika kalian berpegang teguh dengan keduanya (al-Qur'an dan Ahlul Bait), kalian tidak akan sesat selamanya”.</i><br /><br />Wahai manusia! Bertakwalah, bertakwalah ! Bersiap-siaplah untuk menyongsong kedatangan hari kiamat, karena Allah berfirman:<br /><i>“Sesungguhnya goncangan hari kiamat, adalah sebuah peristiwa yang dahsyat”.</i><br /><br />Ingatlah selalu akan kematian, hari kebangkitan, timbangan amal, hari perhitungan di hadapan Tuhan semesta alam, dan pahala serta siksaan. Barang siapa yang berbekal kebaikan, ia akan diberi pahala sesuai dengan kebaikannya, dan barang siapa yang berbekal dosa, ia tidak akan mendapat bagian di surga.<br /><br /><b><span style="font-size:85%;">Bai'at Resmi</span></b><br />Wahai manusia! Tidak sepantasnya kalian hanya dengan sekali menjulurkan tangan dan dalam satu waktu (untuk berbai'at denganku). Tapi Allah telah memerintahkan aku untuk mengambil pengakuan dari mulut kalian tentang apa yang telah kusampaikan berkenaan dengan Ali Amirul mukminin dan para imam yang akan datang setelahnya dan berasal dari keturunanku dan keturunannya, sebagaimana telah kusampaikan bahwa putra-putraku berasal dari keturunannya.<br /><br />Dengan ini, ulangilah apa yang kuucapkan ini:<br /><br />“Kami telah mendengar. Kami akan mentaati, rela dan menerima semua yang datang dari Tuhan kami, dan anda (Rasulullah SAWW) telah menyampaikan (kepada kami) tentang tugas keimamahan Ali Amirul mukminin dan para imam yang berasal dari keturunannya. Kami berbai'at kepada anda berkenaan dengan perkara ini dengan hati, lidah, dan tangan kami. Dengan memegang teguh keyakinan ini kami hidup, dengan membawa keyakinan ini kami akan meninggal dunia, dan bersama keyakinan ini pula pada hari kami dibangkitkan (kiamat). Kami tidak akan merubah, ragu dan mengingkari (hal itu). Dan kami tidak akan mengingkari janji ini. Anda (Rasul) telah menasihati kami akan hal-hal yang berkenaan dengan Ali Amirul mukminin dan para imam yang berasal dari keturunan anda dan keturunannya, yaitu Hasan dan Husain serta para imam yang telah ditentukan oleh Allah setelah mereka berdua. Kami telah berbai'at kepada mereka dengan hati, jiwa, lidah dan tangan kami. Dimana setiap orang yang mampu berbai'at dengan menggunakan tangannya, maka ia lakukan hal itu, dan jika tidak, cukup dengan berikrar dengan lisannya. Kami tidak pernah berpikir untuk merubah janji ini dan semoga (berkenaan dengan hal ini) Allah tidak pernah melihat keraguan di hati kami.<br /><br />Kami, sesuai perintahmu, akan menyampaikan perkara ini kepada sanak saudara kami, baik yang dekat maupun jauh. Dan berkenaan dengan ini kami menjadikan Allah sebagai saksi. Dia cukup sebagai saksi kami, dan anda juga saksi atas ikrar kami ini”.<br /><br />Wahai manusia! Tahukah kalian apa yang kalian katakana ini? Sesungguhnya Allah mengetahui setiap suara dan batin seseorang. Dengan ini, barang siapa yang mendapat petunjuk, itu akan menguntungkan dirinya, dan barang siapa yang sesat, ia akan rugi sendiri. Barang siapa yang berbai'at, pada hakikatnya ia berbai'at kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka (para pembai'at).<br /><br />Wahai manusia! Berbai'atlah kepada Allah, aku, Ali Amirul mukminin, Hasan, Husain dan para imam (yang berasal) dari keturunan mereka di dunia dan akhirat. Berbaiatlah dengan imamah yang ada di tangan mereka. Allah akan membinasakan para pengkhianat bai'at dan merahmati orang-orang yang setia dengan bai'atnya. Barang siapa yang mengingkari bai'atnya, hal itu akan merugikan dirinya, dan barang siapa yang setia atas bai'atnya, Allah akan menganugerahkan pahala yang besar kepadanya.<br /><br />Wahai manusia! Ulangilah apa yang telah kuucapkan, ucapkanlah salam kepada Ali sebagai Amirul mukminin dan ucapkanlah: “Kami telah mendengar dan akan mentaatinya. Ya Allah, kami mohon pengampunan dari-Mu, dan kepada-Mu kami akan kembali”.<br /><br />Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk kepada kami (untuk mengakui imamah ini). Jika Ia tidak menganugerahkan petunjuk-Nya, niscaya kami tidak akan mendapat petunjuk”.<br /><br />Wahai manusia! Keutamaam-keutamaam Ali bin Abi Thalib di sisi Allah yang telah Ia turunkan di dalam al-Qur an, tidak dapat kusebutkan dalam satu pertemuan ini. Dengan demikian, setiap orang yang memberitahukan hal itu kepada kalian dan ia memang tahu hal itu, benarkanlah dia.<br /><br />Wahai manusia! Barang siapa yang mentaati Allah, Rasul-Nya, Ali dan para Imam yang telah kusebutkan, maka ia telah mencapai kebahagiaan yang luar biasa.<br /><br />Wahai manusia! Barang siapa berlomba-lomba dan lebih dahulu berbai'at kepadanya, dan menerima wilayahnya, serta mengucap salam kepadanya sebagai Amirul mukminin, maka ia adalah termasuk orang-orang yang menang, dan hidup sejahtera di dalam kebun-kebun kenikmatan.<br /><br />Wahai manusia! Katakanlah sesuatu yang dengannya Allah ridha terhadap kalian. Jika kalian dan semua orang yang ada di muka bumi ini menjadi kafir, kalian tidak akan dapat mendatangkan sedikitpun kerugian kepada Allah.<br /><br />Ya Allah, demi apa yang telah kusampaikan dan perintahkan, ampunilah (dosa-dosa) semua mukminin, dan timpakanlah kemurkaan-Mu ke atas para pengingkar. Segala puji hanya milik Tuhan semesta alam.<br /><br />Sumber sanad Hadis Al-Ghadir Menurut Ahlul Bayt<br />Tidak ada satu hadispun di kalangan muslimin yang memiliki riwayat yang dimiliki oleh hadis al-Ghadir, dan peristiwa yang terjadi berkenaan dengannya. Sanad hadis al-Ghadir sudah tentu sampai pada batas mutawatir dan dalam jumlah yang sangat banyak.<br /><br />Puluhan jilid buku telah ditulis hanya demi menjelaskan sanad hadis al-Ghadir. Khothbah al-Ghadir dan peristiwa penting ini dalam sejarah Islam memiliki seratus dua puluh ribu saksi dan pendengar, dan setiap orang dari mereka, menukil peristiwa tersebut dalam jumlah yang layak diperhatikan. Dengan adanya tekanan dan ancaman dari pihak penguasa waktu itu, mereka masih tetap menukil bagian-bagian penting dari khotbah tersebut. Para ilmuwan, tokoh politik, dan sejarah Islam, sering kali dalam berbagai kesempatan, memaparkan peristiwa tersebut dan menjadikannya sandaran.[islamalternatif.net]<br /><br /><sup><b>Referensi: </b><br /><br />Referensi-referensi Syi'ah dan Ahlussunnah yang menukil hadis al-Ghadir atau bagian-bagian penting darinya atau yang menukil peristiwa.<br />Al-Ihtijâj, karya Al-Thabarsi, juz 1, hal. 66.<br />Al- Shirâtul Mustaqîm, karya Syeikh Ali bin Yunus al-Bayadhi, juz 1, hal.301.<br />Al-'Adadu al-Qawiyah, karya Syeikh Ali bin Yusuf al Hilli, hal. 169.<br />Al-Tahsîn, karya Sayyid bin Thawus, hal. 454.<br />'Abaqâtul Anwâr, karya Mir Hamid Husain al-Hindi, jld.: Ghadir.<br />'Awâlimul 'Ulûm, karya Syeikh Abdullah al-Bahrani, juz 15, hal. 307.<br />Raudhatul Wâ'izhîn, karya Ibnu Fattaal al-Naisyaburi juz 1, hal. 89.<br />Al-Ghadîr, karya Allamah al-Amini juz 1, hal.12-151, dan hal. 294-322. (Buku ini menukil sekaligus meneliti sanad-sanad hadis al-Ghadir, baik yang berasal dari buku-buku Syi'ah maupun Ahlussunnah)<br /><br /><b>Buku-buku Ahlussunnah</b><br />Tarikh al-Khathib al-Baghdadi, juz 8, hal. 290.<br />Al-Durrul Mantsur, karya as-Suyuthi, juz 2, hal. 259.<br />Al-Bidayah wan Nihayah, karya Ibnu Katsir al-Dimasyqi, juz 5, hal. 209 dan 214.<br />Usdu al-Ghabah, karya Ibnu Atsir, jus 3, hal. 307 dan juz 5, hal 205.<br />Asnal Mathalib, karya Syamsuddin al Jazri, hal. 4.<br />Yanabi’ul Mawaddah, karya al-Qunduzi al-Hanafi, hal. 40.<br />Al-Ma'arif, karya Ibnu Quthaibah ad Diynuri, hal. 291.<br />Musnad Ahmad bin Hambal, juz 4 hal. 281.<br />Sunan Ibnu Majah, juz 1, hal. 28-29.<br />Khash'ishun Nasa'i, hal. 16.<br />Al-Manaqib, karya al-Kharazmi, hal. 130.<br />Tarikhul Khulafa’, karya al-Suyuthi, hal. 114.<br />Tafsir at-Thabari, juz 3 hal. 428.<br />Al-Fushulul Muhimmah, karya Ibnu Shabagh al-Maliki, hal. 25.<br />Al-Tafsir Al-Kabir, karya Fakhruddin al-Razi, juz 3, hal. 636.<br />Kanzu al-'Ummal, juz 6, hal. 398.<br />Majma'uz Zawaid, karya Hafizh al-Haitsami, juz 9, hal. 106.<br />Al-Ishabah, karya Ibnu Hajar, juz 1, hal. 372.<br />Nawadirul Ushul, karya at-Turmudzi. </sup>Niezam Alkaziemhttp://www.blogger.com/profile/12434687411292127424noreply@blogger.com0